Kini peluang usaha lele dumbo tidak terbatas untuk memenuhi kebutuhan pasar konvesional, seperti konsumen rumah tangga, restoran, atau rumah makan yang membutuhkan pasokan lele dumbo ukuran konsumsi. Setiap subsistem dalam budidaya juga memiliki peluang pasar yang membutuhkan pasokan lele dumbo berbagai ukuran tergantung pada subsistem yang dipilih.
Kondisi di atas menunjukan bahwa budidaya lele dumbo tidak harus dilakukan secara integrated ( terpadu ) dari pembenihan, pendederan, dan pembesaran dalam satu unit usaha. Namun, bisa dipecah-pecah menjadi beberapa subsistem secara terpidah. Kenyataan ini dapat kita lihat langsung dilpangan, dari sekian banyak petani yang terjun dalam usaha budidaya lele dumbo ternyata hanya sebagian kecil yang membudidayakan secara intergrate dalam satu unit usaha.
Sebagin besar lain membudidayakan lele dumbo dengan hanya mengusahakan pada satu atau dua subsistem. Hal ini berarti petani yang hanya bertindak sebagai pembenih, adayang bertindak sebagai pengecer, dan selebihnya bergerak dalam usaha pembesaran. Dengan demikian peluang usaha disetiap subsistem terbuka lebar karena kegiatan pendederan dan kegiatan pembesaran tidak berjalan jika tidak ada kegiatan pembenihan. Hal ini disebabkan benih yang akan dipelihara padakegiatan pendederan pasti berasal dari kegiatan pembenihan, begitu seterusnya. Dampak positif dari kegiatan ini aalah mendorong petani untuk mengubah pola usahanya dari usaha sampingan menjadi usaha pokok.
Hal lain yang juga menggembirakan petani,ternyata lele dumbo tidak hanya di pasaran dalam negri,malah sekarang lele dumbo berukuran besar berpeluang untuk di eksporbeberapa negara seperti korea selatan namun karena permintaan tersebut belum bisa terpenuhi akibat produksi yang tidak kontinyu peluang tersebut belum ada yang memanfaatkanya.
A. Ciri morfologi
Seperti hyalnya lele dumbo memiliki kulit yang licin, berlendir, dan tidak bersisi. Jika terkena sinar matahari tubuh lele dumbo berubah menjadi pucat dan jika terkejut warna tubuhnya berubah menjadi loreng seperti mozaik hitam putih. Mulut lele dumbo relatif lebar yaitu sekitar ¼ dari panjang total tubuhnya, tanda spesifik lainya lele dumbo memiliki kumis sebanyak 8 buah yang berfungsi sebagai alat peraba saat bergerak atau mencari makan. Sebagai alat bantu berenang, lele dumbo memiliki tiga buah sirip tunggal yakni, sirip punggung, sirip ekor, dan sirip dubur, lele dumbo juga memiliki sirip berpasangan, yakni sirip dada, dan sirip perut. Sirip dada dilengkapi dengan sirip yang keras dan runcing yang disebut dengan patil.
Klasifikasi lele dumbo
Ordo Ostariophysi
Subordo Silaroidae
Famili Clariidae
Genus Clarias
Spesies Clarias Gariepinus
B. Syarat hidup
Lele dumbo memiliki organ arborescent atau insang tambahan yang dikenal pula dengan sebutan labyrinth. Dengan alat ini lele dumbo dapat hidup didalam lumpur, dan di aor yang mengandung sedikit saja oksigen lele dumbo juga dapat hidup diluar air ( darat ) dalam beberapa jam asal daerah tersebut cukup lembab.
Dalam pemeliharaan lele dumbo tidak memerlukan kualitas air yang jernih atau mengalir seperti ikan-ikan lainnya. Karena lele dumbo dapat dipelihara di air yang kualitasnya jelek, seperti comberan atau tempat pembuangan air limbah dibelakang rumah.Meskipun demikian para ahli perikanan menyebutkan syarat dari kualitas air, baik secara kimia maupun secara fisikayang harus dipenuhi jika ingin sukses membudidayakan lele dumbo. Kualitas air yang dianggap baik untuk kehidupan lele dumbo tersebut sebagai berikut.
1. Suhu untuk pemeliharaan lele dumbo 20-30 ºC
2. Suhu optimal untuk lele dumbo adalah 27 ºC
3. Kandungan oksigen terlarut dalam air minimum sebanyak 3 ppm ( miligram per liter )
4. Tingkat keasaman ( pH ) air untuk kehidupan lele dumbo adalah 6,5 – 8
5. Kandungan Karbondioksida ( CO2 ) dibawah 15 ppm ; NO2 Sebesar 0,25 ppm ; dan NO2 sebesar 250 ppm
C. Kolam Indukan
Proses pemeliharaan induk jantan dan betina dipelihara secara terpisah. Hal ini memungkinkan untuk mempermudah pengontrolan dan hal terpenting dapat mencegah terjadinya mijah maling atau memijah diluar kehendak, Kolam indukan berupa kolam tembok atau kolam tanah dengan pematang tembok tidak ada ketentuan khusus tentang ukuran kolam untuk pemeliharaan induk.
Biasanya hanya disesuaikan dengan kondisi lahan dan keuangan. Untuk memudahkan pengelolaan dan efisiensi penggunaan kolam, disisni contoh luas kolam indukan berkisar 15 -30 m2 .Setiap kolam dilengkapi dengan saluran pemasukan dan pengeluaran air, di kedua saluran ini dipasang saringan kawat agar hewan-hewan liar tidak masuk dan induk-induk yang dipelihara tidak dapat keluar atau kabur, kepadatan penebaran antara 3-4 kg/m2 dan ketinggian air kolam indukan 60-75 cm dengan debit 20-25 liter/menit. Air yang mengairi kolam indukan sebaiknya bersih dan tidak tercemar limbah rumah tangga atau limbah lainnya.
Agar kematangan induk memadai, setiap hari induk diberi makanan bergizi. Jenis pakan yang diberikan berupa pakan buatan berupa pelet sebanyak 3-5 % per hari dari bobot induk yang dipelihara. Pakan diberikan dua sampai tiga kali sehari pada pagi, sore, dan malam hari.
D. Pemilihan induk siap pijah
Tidak semua induk yang dipelihara dapat dipijahkan hal ini disebabkan belum tentu semua induk telah matang kelamin dan siap dipijahkan, karenanya sebelum dipijahkan induk dipilih sesuai dengan persiaratan. Salah satu pesyaratan yang mutlak adalah umur induk, baik jantan maupun betina telah mencapai 12 bulan ( satu tahun ) Pemilihan induk dilakukan dengan cara mengeringkan kolam induk baik jantan maupun betina, sehingga induk-induk lele akan terkumpul di saluran tengah atau kamalir. Selanjutnya indukan tersebut ditangkap dan ditampung diwadah seperti ember atau tong plastik. Induk jantan dan induk betina dipilih dan dipisahkan menurut persiaratan.
Jumlah indukan lele dumbo yang akan dipijahkan disesuaikan dengan ketersediaan kolam pemijahan kolam penetasan dan rencana produksi atau target produksi yang akan dicapai
E. Pemijahan.
Pembuatan atau persiapan pemijahan dilakukan dengan pesiapan calon induk. Untuk setiap pasang induk yang beratnya 1 kg diperlukan satu buah kolam pemijahan dengan ukuran 1 x 2 x 0,5 m. Sebelum digunakan kolam atau bak dicuci bersih agar lele terbebas dari serangan penyakit , selanjutnya bak diisi air setinggi 50 – 60 cm. Sebagai tempat menempelnya telur didasar bak dipasang kakaban yang terbuat dai ijuk kakaban harus menutup seluruh permukaan dasar kolam pemijahan. Sehingga semua telur lele dumbo tertampung di kakaban. Bagian atas kolam pemijahan ditutupi dengan papan atau triplek atau anyaman bambu untuk mencegah induk lele dumbo yang sedang dipijahkan meloncat keluar.
F. Penetasan Telur Dan Perawatan Larfa
Setelah induk telah selesai memijah pada pagi hari telur lele diangkat untuk ditetaskan di kolam penetasan induk lele dumbo yang telah selesai memijah ditangkap dan dikembalikan lagi ke kolam pemeliharaan induk jantan dan betina.Bak atau kolam penetasan telur bisa berupa kolam semen atau kolam plastik. Kolam penetasan diisi air jernih setinggi 10 cm. Air biasa berasal dari sumur pompa, sumur timba, atau sumber air lainnya, yang penting air tersebut tidak mengandung kaporit atau zat berbahaya lainnya.
Seluruh telur yang ditetaskan harus semua terendam air. Telur akan menetas tergantung suhu perairan dan suhu udara, jika suhu semakin panas ( tinggi ) telur akan cepat sekali menetas begitu juga sebaliknya jika suhu turun maka telur akan lambat menetas. Jika dipastikan semua telur menetas bak penetasan harus segera dikontrol atau diamati larva yang menetas akan berkumpul didasar bak selanjutnya kakaban diangkat untuk menghindari penurunan kualitas air akibat adanya pembusukan dari telur-telur yang tidak menetas
Larva lele dumbo baru diberikan pakan tambahan setelah berumur 4 hari jenis pakan yang cocok diberikan adalah pakan alami ( makanan hidup ) yang berukuran kecil, seperti kutu air ( Dapnia sp, Moina sp ) atau cacing sutra. Pakan buatan kurang baik diberikan jika tidak habis akan busuk. Sehingga menurunkan kualitas air. Pakan alami diberikan sehari dua kali pagihari dan sore hari sesuai dengan kebutuhan artinya pakan yang diberikan ukuranya harus pas dan tidak boleh ada sisa jika pakan alami banyak yang tersisa akan terjadi persaingan kebutuhan oksigen di dalam air antara larva lele dumbo dan pakan alami tersebut. Hal ini akan merugikan dan menganggu pertumbuhan lele.
Setelah berumur 2 -3 minggu dan mencapai ukuran 2 – 3 cm benih sudah siap dipanen, agar benih tidak stres maka pemanenan sebaiknya dilakukan pada pagi dan sore hari saat suhu masih rendah. Benih tersebut kemudian dipanen dengan hati-hati menggunakan seser halus, benih dapat didederkan atau dijual langsung kepada pembeli yang akan mendederkan ditempat lain.
ANALISIS USAHA PEMBENIHAN
Analisis usaha pembenihan lele dumbo diperhitungkan selama satu periode. Setiap kali proses produksi memerlukan waktu lebih kurang 1 bulan, meliputi kegiatan persiapan, pemijahan, penetasan telur 4 hari, pemeliharaan benih 14 hari, dan sisa pengurasan dan pengeringan wadah atau kolam pembenihan.
a. Ivestasi
1. Sarana
- Unit pembenihan Rp 5.000.000
- Blower 60 watt 1 buah Rp 400.000
- Alat perikanan ( ember, selang ) Rp 150.000
- Induk lele 30 pasang @ Rp 20.000 Rp 600.000
____________
Jumlah Rp 6.150.000
2. Modal kerja
- Pelet 45 kg @ Rp 30.000 Rp 135.000
- Ikan donor 7 kg @ Rp 6000 Rp 42.000
- Telur artemia 0,5 kaleng @ Rp 500.000 Rp 250.000
- Cacing sutera 20 liter @ Rp 5.000 Rp 100.000
- Pembayaran listrik 1 bulan Rp 50.000
- Tenaga kerja 1 orang Rp 400.000
____________
Jumlah Rp 977.000
Jumlah investasi ( 1 + 2 ) Rp 7.127.000
b. Biaya tetap
1. Penyusutan
- Unit pembenihan 1/96 x Rp 6000.000 Rp 62.500
- Blower 1/60 x Rp 400.000 Rp 6.700
- Alat perikanan 1/24 x Rp 150.000 Rp 6.250
- Induk 1/24 x Rp 600.000 Rp 25.000
_____________
Jumlah Rp 100.450
2. Bunga Bank 2,5 % x Rp 7.127.000 Rp 178.175
Jumlah biaya tetap (1 + 2 ) Rp 278.625
c. Total biaya produksi
- Modal kerja Rp 977.000
- Biaya tetap Rp 278.625
______________
Jumlah Rp 1.256.625
d. Penjualan
Benih lele dumbo ukuran 1-3 cm ( umur 2 minggu ) dari 4 pasang induk x Rp 40.000
Ekor @ Rp 12,5 = Rp 2000.000
E. Analisis biaya manfaat
1. Keuntungan
- Penerimaan Rp 2.000.000
- Total biaya produksi Rp 1.255.625
____________
Keuntungan Rp 744.375
2. Arus uang tunai
- Keuntungan Rp 744.375
- Biaya penyusutan Rp 100.450
____________
Jumlah Rp 844.825
Keterangan asumsi
- Lahan usaha tanah milik sendiri
- Lama waktu produksi diperkirakan lebih kurang 1 bulan
No comments:
Post a Comment