M
|
acam-macam sifat fisis mineral yang terpenting dalam pengamatan
mineral secara megaskopis adalah :
1. Warna (Colour)
2. Kilap (Luster)
3. Cerat (streak)
4. Belahan (cleavage)
5. Pecahan (fracture)
6. Kekerasan mineral (hardness)
7. Sifat dalam (tetanitas)
8. Berat jenis (specific
gravity)
9.
Kemagnitan
(magnitisme)
10. Kelistrikan (electric)
2.1.
Warna.
Warna mineral adalah warna yang kita tangkap dengan
mata bilamana mineral tersebut terkena sinar. Warna ini penting untuk
membedakan antara warna yang disebabkan oleh campuran atau pengotoran dan warna
asli elemen-elemen utama pada mineral tersebut. Banyak pula mineral yang
dinamakan berdasarkan warna mineralnya misalnya :
Albit (bahasa Yunani albus = putih)
Chlorit (bahasa Yunani chloro = hijau)
Melanit (bahasa Yunani melas = hitam)
Rhodonit (bahasa yunani rodon = merah jambu)
Eritorit (bahasa Yunani erythos =merah)
Warna asli dari elemen-elemen utama pada mineral (ediochromatis), yaitu merupakan warna
yang tetap dan karakteristik, misalnya :
Pirit =
kuning loyang
Magnetit =
hitam
Malachit =
hijau
Belerang = kuning
Azurit =
biru
Warna karena adanya pengotoran (allochromatis) ini merupakan warna yang tidak tetap atau tidak
berubah-ubah, misalnya :
Kwarsa – tidak berwarna tetapi karena pengotoran warna
dapat berubah-ubah menjadi :
-
violet (amesthyst)
-
merah
jambu
-
coklat
kehitam-hitaman dan lain sebagainya.
Halit – warnanya bermacam-macam :
-
abu-abu
-
kuning
-
coklat
gelap
-
merah
jambu
-
dan
bervariasi biru.
Di samping itu ada beberapa elemen terutama pada
mineral-mineral berat yang memberikan efek warna tertentu, misalnya :
Mineral sekunder mengandung :
-
Tembaga
– hijau kebiruan
-
Vanadium
– merah
-
Uranium
– kuning
-
Mangan
dalam silikat karbonat merah jambu
-
Silikat
berbesi – hijau gelap sampai hitam.
Bagi orang yang berpengalaman dan mempunyai keahlian
untuk membedakan, maka warna sangat berguna untuk menentukan nama mineral.
Warna berhubungan langsung dengan
komposisi seprti pada mineral-mineral yang mengandung unsur : Ti, V, Mn, Fe,
Ni, Co, dan unsur-unsur Cu. Ada kalanya warna mineral telah diperkuat oleh
adanya sebuah unsur yang terdapat dalam dua jenis valensi, misalnya pada
mineral yang mengandung besi, apabila besi itu seluruhnya terdapat dalam satu
valensi (fero atau feri saja) biasanya berwarna pucat, tetapi jika terdapat
dalam dua valensi (fero dan feri) akan berwarna hijau tua hingga hitam.
2.2. Kilap (luster)
Merupakan sifat optis dari mineral yang rapat
hubungannya dengan refleksi dan refraksi. Kilap sebagai hasil pantulan cahaya
dari permukaan mineral . Intensitas dari kilap sebenarnya tergantung kwantitas
cahaya pantul dan pada umumnya tergantung pada besarnya indeks refraksi
mineral.
Kilap
dapat dibagi mejadi ;
a) Kilap logam (metalic
luster)
Mineral – mineral opak dalam fragmen-fragmen yang
tipis dan mempunyai indeks refraksi ( n = 3 ) atau lebih pada umumnya mempunyai
kilap logam, misal : pirit, galena, sulfida, logam alam.
b) Kilap sub metalik
Kilap sub metalik terdapat pada mineral –mineral semi
opak sampai opak dan mempunyai indeks refraksi (n = 2,6 dan 3). Contoh :
mineral cuprit, cinabar, hematit, alabandit.
c) Kilap bukan logam (non
metalic luster)
Kilap
bukan logam biasanya terlihat pada mineral-mineral yang mempunyai warna-warna
muda dan dapat melukiskan cahaya pada bagian-bagian yang tipis. Kilap bukan
logam dapat dibadakan menjadi :
-
Kilap
kaca (vitreous luster)
Kilap seperti pada pecahan kaca, contoh :
kwarsa, flourit, halit, karbonat, sulfat, silikat, spinel, corundum, garnet,
leucit.
-
Kilap
intan (adamantine luster)
Adalah kilap yang sangat cemerlang seperti
berlian. Contoh : intan, zircon, kasiterit, belerang, rutil.
- Kilap damar (resinous luster)
kilap seperti pada damar, kombinasi dari
warna kuning dan coklat. Contoh : sfalerit.
-
Kilap
lemak (greasy luster)
Kilap seperti lemak, seakan-akan berlapis
dengan lemak. Contoh : nefelin, halit yang sudah berhubungan dengan udara
bebas.
- Kilap sutera ( silky luster)
Kilap seperti sutera, biasanya terdapat
pada mineral-mineral yang menyerat. Misalnya : asbes, serpenten, gips.
-
Kilap
mutiara ( pearly luster)
Kilap seperti mutiara, biasanya terlihat
pada bidang-bidang belah dasar. Contoh : talk, mika, gips yang kristalnya
kasar.
- Kilap tanah (earthy luster)
Kilap yang biasanya terlihat pada
mineral-mineral yang kompak. Contoh : kapur, diatomea, kaolin, pirolusit.
-
Kilap
lilin (waxy luster)
Kilap seperti lilin, contoh : serpenten,
cerargirit.
Pada umumnya orang dapat dengan mudah
sekali membedakan antara kilap logam, dan bukan logam. Akan tetapi biasanya tidak
dapat atau sukar melihat dengan teliti perbedaan jenis kilap lainnya. Padahal
justru perbedaan itulah yang sangat penting untuk penentuan (determinasi) dari
suatu mineral.
2.3.
Cerat/gores (streak)
Cerat ini
membedakan dari dua mineral yang warnanya sama akan tetapi warna ceratnya
berbeda. Gores/cerat lebih dapat dipercaya dari pada warna, karena lebih
stabil.
Mineral
yang kekerasannya kurang dari 6, cerat dapat diperoleh dengan menumbuk mineral
tersebut sampai halus dengan menggunakan palu. Mineral-mineral silikat biasanya
mempunyai gores putih kadang-kadang abu-abu coklat. Mineral-mineral oksida,
sulfida, karbonat, dan phosphat, arsenat, sulfat juga mempuyai goresan yang
karakteristik. Untuk mineral-mineral yang transparan dan translusent mempunyai
kilap bukan logam mempunyai gores lebih terang dari warnanya, sedangkan
mineral-mineral dengan kilap logam kerap
kali mempunyai gores yang lebih gelap dari warnanya. Pada beberapa mineral warna dan gores sering menunjukkan warna yang
sama.
Misalnya :
Cinabar – warna dan goresnya merah.
Magnetit – warna
dan goresnya hitam
Lazurit
– warna dan goresnya biru
Tetapi juga ada mineral warna dan goresnya berlainan.
Contohnya :
Hematit - warna abu-abu hitam – gores
hitam
Pirit – warna kuning loyang – gores hitam
Biasanya mineral-mineral yang transparant dan translusent
mempunyai gores yang putih atau tidak berwarna, atau warna-warna yang muda.
Oleh karena itu gores ini sangat penting untuk
penentuan mineral-mineral opaque yang sangat translusent.
Contoh :
Emas – kuning
Molibdenit – kehijau-hijauan
Grafit – hitam
2.4.
Belahan
Adalah suatu sifat fisika mineral yang mampu belah
yang disebabkan oleh tekanan dari luar atau pemukulan dengan palu. Yang
dimaksud dengan belah di sini adalah bila mineral kita pukul tidak hancur
tetapi terbelah-belah melalui bidang-bidang belah yang licin. Tidak semua
mineral mempunyai sifat ini, sehingga dipakai istilah mudah dibelah, sukar
dibelah, atau tidak dapat dibelah. Mineral-mineral yang mempunyai belahan yang
baik adalah ;
-
Muskovit
atau biotit mempunyai belahan satu arah, jadi dapat terbelah berupa
lempeng-lempeng tipis.
-
Feldsfar
dan Pyroxene (augit) mempunyai belahan dua arah tegak lurus.
-
Hornblende
mempunyai belahan dua arah yang membentuk sudut 1240.
-
Halit
(NaCl) mempuyai belahan tiga arah yang saling tegak lurus.
-
Calcite
mempunyai belahan tiga arah yang tidak saling tegak lurus.
2.5.
Pecahan
Bila tidak
membelah secara teratur, maka mineral akan pecah dengan arah yang tidak
teratur. Ada beberapa macam pecahan :- Concoidal : memperlihatkan gelombang
yang melengkung di permukaan pecahan seperti kenampakan kulit kerang atau botol
pecah.
Contoh : Kwarsa.
- Splintery /
fibrous : menunjukkan gejala seperti serat. Contoh : Asbestos, Augit,
Hypersthene.
- Uneven atau
ireguler : permukaan kasar tidak teratur.
Contoh : garnet, hematite, chalcopyrite.
- Hackly : permukaan tidak teratur dengan ujung-ujungnya
yang runcing.
Contoh : native metals (Cu Ag).
2.6.
Kekerasan (hardness)
Kekerasan mineral diperlukan untuk mendapatkan perbandingan
kekerasan mineral satu terhadap mineral yang lain, denganj cara mengadakan
saling gores antar mineral. Perlu diketahui bahwa kekerasan mineral ke segala
arah ditentukan oleh parameter tiap-tiap poros kristalografinya. Sehingga untuk
mineral satu mungkin ke segala arah sama keras dan untuk mineral lainnya
tidaklah demikian. Untuk menguji kekerasan yang lazim ditentukan dengan
menggunakan skala keras Mosh yang terdiri dari 10 macam kekerasan
berturut-turut dari yang terlunak sampai yang terkeras adalah dalam
tabel 1.
Cara
menentukan kekerasan dilakukan dengan menggores mineral skala Mosh pada mineral
yang akan diselidiki. Agar tidak merusak mineral-mineral skala Mosh dalam
penentuan kekerasan kita harus selalu memulai menguji kekerasan mineral yang
diselidiki dengan mineral skala keras yang paling keras dalam hal ini adalah
intan, dan selanjutnya secara bertahap kita turunkan pengujian dengan mineral
skala keras di atasnya (lihat tabel 1). Pengujian akan kita hentikan bila
mineral yang kita selidiki tidak tergores oleh mineral skala keras. Jadi skala
kekerasan mineral itu sama dengan kekerasan mineral skala keras yang dipakai
untuk mengujinya.
Tabel
1
Skala
Keras Mosh
Kekerasan
|
Mineral
|
Keterangan
|
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
|
Talk
Gipsum
Kalsit
Flourit
Apatit
Ortoklas
Kwarsa
Topas
Korondom
Intan
|
Tergores kuku
Tergores kuku, kekerasan kuku =2
Tergores pecahan botol, atau pisau
Tergores pecahan botol, atau pisau
Tergores dengan sukar oleh pisau
Tergores pisau atau pecahan botol.
Tergores pisau
Tergores pisau
Tergores pisau
Tergores pisau
|
Dalam keadaan lain dapat juga terjadi umpama suatu mineral katakanlah
tergores oleh kwarsa tetapi tidak tergores oleh ortoklas, di sini kita hadapi
mineral yang memepunyai kekerasan 6½.
Janganlah
menguji pada satu muka mineral saja, tetapi juga pada bagian muka lainnya,
sebab kemungkinan mineral tersebut kekerasannya tidak seragam pada segala arah.
2.7.
Sifat dalam (tetanitas)
Sifat
mineral adalah sifat mienral itu bilamana kita berusaha untuk mematahkannya,
menghancurkannya, membengkokkannya, ataupun mengiriskannya. Termasuk sifat dalam
adalah :
- Rapuh : mudah
hancur tetapi dapat dipotong-potong, contoh pada mineral kwarsa, ortoklas,
kalsit, pirit.
- Mudah ditempa :
dapat ditempa menjadi lapisan yang tipis, seperti pada emas dan tembaga.
- Dapat diiris atau
sectile : dapat diiris dengan pisau, hasil irisan rapuh. Contoh pada Gipsum.
- Fleksibel :
mineral berupa lapisa tipis dapat dibengkokkan tanpa menjadi patah dan sesudah menjadi
bengkok kembali lagi seperti semula. Contoh : pada mineral talk, selenit.
- Elastis : berupa
lapisan tipis dapat dibengkokkan tanpa menjadi patah dan kembali sebagai semula
bila kita berhenti menekannya. Contoh : mineral muskovit.
2.8.
Berat Jenis (specific grafity)
Berapa
gram berat mineral, jika volumenya 1 cm3. Cara mengukur berat jenis
mineral ada beberapa macam :
1) Dengan piknometer
2) Dengan gelas ukur
3) Dengan neraca air
1) Dengan piknometer
Mineral ditimbang, misal beratnya = G
gram. Piknometer penuh air dan mineral (diluar piknometer) bersama-sama ditimbang beratnya = p gram. Piknometer penuh air dimasuki mineral
kemudian ditimbang beratnya = q gram.
Berat air yang tumpah = (p-q) gram.
Volume
air yang tumpah = (p-q) cm3.
G
Jadi
berat jenis mineral = S = ----------- gram / cm3.
(p-q)
2) Dengan gelas ukur
Mineral ditimbang misal beratnya =G gram.
Mineral diukur volumenya dengan gelas ukur
misalnya = V cm3.
Jadi berat jenis mineral = S= G/V gram/cm3.
3) Dengan neraca air
Mineral di udara ditimbang, beratnya = G
gram
Mineral di dalam air ditimbang , beratnya
= A gram.
Gaya Archimides =FA = (G-A) gram = berat air yang dipindahkan
oleh mineral itu.
Volume
air yang dipindahkan oleh mineral itu = volume mineral itu = (G-A)
G
cm3.
Jadi berat mineral = S = --------- gram
/cm3.
G – A
2.9.
Kemagnitan
Kemagnitan,
adalah sifat mineral terhadap gaya tarik magnit. Dikatakan sebagai Ferromagnetik bilamana mineral dengan mudah tertarik gaya magnetik,
seperti mineral Magnetit dan Pyrrotite. Mineral-mineral yang menolak gaya
magnit disebut mineral Diamagnetik ; dan mineral yang hanya tertarik oleh gaya kuat dari
elektromagnetik dkatakan sebagai Paramagnetik .
Untuk
melihat apakah mineral mempunyai sifat magnetik atau tidak, kita gantungkan
pada seutas benang sebuah magnit dan dengan sedikit demi sedikit
mineral kita dekatkan padanya. Bila benang bergerak mendekatinya berarti
mineral tersebut Magnetik. Kuat tidaknya bisa terlihat dari besar kecilnya sudut yang dibuat benang
tersebut dengan garis vertkal.
2.10.
Kelistrikan
Kelistrikan,
sifat listrik mineral dapat dipisahkan menjadi dua yaitu sebagai pengantar arus
atau konduktor dan yang tidak mengantarkan arus listrik atau non konduktor . Di dalam praktek batas ini tidak tegas demikian
sehingga kita jumpai istilah semi konduktor, yaitu
mineral bersifat sebagai konduktor dalam batas-batas tertentu.
Ternyata
terdapat keeratan hubungan antara konduktivitas dengan arah daripada poros –
poros kristalografi. Umpamanya pada mineral Hematit konduktivitas ke arah tegak
lurus poros c ada dua kali lipat bila dibandingkan dengan rah sejajar poros c.
Beberapa
mineral yang konduktiv adalah mungkin menimbulkann muatan listrik dengan jalan
merubah-rubah suhu yang disebut Pyroelectricitas atau
dengan jalan memberi tekanan tertentu atau piezoelektrisitas
. Biasanya kristal yang tidak mempunyai titik pusat simerti adalah piezoelektrik dan kristal yang berporos poler biasanya
bersifat pyroelektrik.
Sifat-sifat
elektrik lainnya seperti diafanietas, Luminesensi,
radioaktivitas, rabaan, rasa, dan sifat permukaan tidak dibicarakan di
dalam moduil ini.
DESKRIPSI MINERALOGI
B
|
ab ini meliputi diskripsi dari seluruh mineral dan terutama
mineral yang memiliki nilai ekonomi saja. Mineral-mineral dalam modul ini
berdasarkam komposisi kimianya sehingga tersusun sebagai berikut :
- Elemen –elemen natif
- Sulfida
- Halida
- Oksida dan hidroksida
- Karbonat
- Nitrat
- Tungsten dan molibden
- Phaspat, arsenat dan vanadian
- Sulfat
- Borak
- Silikat
Diskripsi mineral-mineral ini meliputi beberapa sifat fisik
dan sifat optik, seperti :
Nama
, rumus kimia
|
: penamaan mineral yang telah dikenal
berikut rumus kimianya
|
Sistem
kristal
|
:
seperti triklin
|
Belahan
|
:
sempurna (010)
|
Kekerasan
|
:
berdasarkan skala Mosh yaitu 1-10
|
Berat
jenis (BJ)
|
:
dalam gram /cm3
|
Kilap
|
:
seperti kilap logam
|
Warna
|
:
warna asli mineral itu sendiri
|
Gores
|
:
warna dalam bentuk serbuk halus
|
Optik
|
:
sifat mineral dibawah mikroskop
|
Terdapatnya
|
: peristiwa yang menyebabkan
terbentuknya mineral terebut.
|
4.1. elemen-elemen natif
Emas -au
|
|
Sistem kristal
|
: isometrik
|
Belahan
|
: tidak ada
|
Kekerasan
|
: 2,5-3
|
Berat jenis (BJ)
|
: 19,3
|
Kilap
|
: logam
|
Warna
|
: kuning
|
Gores
|
: kuning
|
Optik
|
: opak, isotrop
|
Terdapatnya
|
: terutama di dalam urat-urat hidrothermal, umumnya berasosiasi
dengan mineral sulfida dan di dalam endapan-endapan letakan (placer).
|
perak - Ag
|
|
Sistem kristal
|
: isometri
|
Belahan
|
: tidak ada
|
Kekerasan
|
: 1,5-3
|
Berat jenis (BJ)
|
: 10,5
|
Kilap
|
: logam
|
Warna
|
: putih
|
Gores
|
: putih
|
Optik
|
: opak, isotrop
|
Terdapatnya
|
: di dalam zona-zona oksidasi dari endapan-endapan bijih. Terbentuk
karena proses hidrotermal
|
Tembaga - Cu
|
|
Sistem kristal
|
: isometri
|
Belahan
|
: tidak ada
|
Kekerasan
|
: 1,5-3
|
Berat jenis (BJ)
|
: 8,9
|
Kilap
|
: logam
|
Warna
|
: merah muda, kusam yang cepat menjadi merah tembaga, dan
kemudian berubah menjadi coklat
|
Gores
|
: hitam logam
|
Optik
|
: opak, isotrop
|
Terdapatnya
|
: terutama di dalam zona oksidasi dari endapan bijih sulfida. Batuan
sedimen yang berdekatan dengan ekstrusif basa, dan di dalam rongga-rongga
batuan basal.
|
platina - pt
|
|
Sistem kristal
|
: isometri
|
Belahan
|
: tidak ada
|
Kekerasan
|
: 4-4,5
|
Berat jenis (BJ)
|
: 21,4
|
Kilap
|
: logam
|
Warna
|
: putih abu-abu sampai abu-abu terang
|
Gores
|
: abu-abu
|
Optik
|
: opak, isotrop
|
Terdapatnya
|
: Magma ultra basa dan di dalam endapan – endapan letakan.
|
besi - fe
|
|
Sistem kristal
|
: isometrik
|
Belahan
|
: tidak ada (010)
|
Kekerasan
|
: 4
|
Berat jenis (BJ)
|
: 7,3-7,8
|
Kilap
|
: logam
|
Warna
|
: putih abu-abu sampai hitam
|
Gores
|
: abu-abu
|
Optik
|
: opak, isotrop
|
Terdapatnya
|
: besi banyak terkandung di dalam batuan meteorik. Sedikit di dalam
batuan basal.
|
arsen - as
|
|
Sistem kristal
|
: heksagonal
|
Belahan
|
: sempurna (0001)
|
Kekerasan
|
: 3,5
|
Berat jenis (BJ)
|
: 5.75
|
Kilap
|
: logam
|
Warna
|
: putih timah sampai abu-abu gelap
|
Gores
|
: abu-abu
|
Optik
|
: opak, pleokroisme lemah
|
Terdapatnya
|
: pada urat-urat hidrothermal, juga didapatkan pada urat-urat batuan
berkristal yang berasosiasi dengan nikel, atau perak.
|
antimon - sb
|
|
Sistem kristal
|
: heksagonal
|
Belahan
|
: sempurna (0001)
|
Kekerasan
|
: 3-3,5
|
Berat jenis (BJ)
|
: 6,68
|
Kilap
|
: logam
|
Warna
|
: putih timah
|
Gores
|
: abu-abu
|
Optik
|
: opak, pleokroisme sangat lemah
|
Terdapatnya
|
: proses hidrotermal dengan lingkungan temperatur yang tinggi. Sering
terdapat bersamaan dengan urat-urat perak , nikel atau timah.
|
bismut - bi
|
|
Sistem kristal
|
: trigonal
|
Belahan
|
: sempurna (0001) baik (0001)
|
Kekerasan
|
: 2-2,5
|
Berat jenis (BJ)
|
: 9,8
|
Kilap
|
: logam
|
Warna
|
: putih timah dengan warna merah muda
pucat
|
Gores
|
: putih
|
Optik
|
: -
|
Terdapatnya
|
:dalam urat-urat hidrotermal yang berasosiasi dengan mineral perak,
nikel, dan timah. Pada pegamtit urat-urat kuarsa dan endapan letakan.
|
belerang-s
|
|
Sistem kristal
|
: ortorombik
|
Belahan
|
: tidak sempurna
|
Kekerasan
|
: 1,5-2,5
|
Berat jenis (BJ)
|
: 2,1
|
Kilap
|
: mendamar sampai melemak
|
Warna
|
: kuning belerang sampai coklat
kekuningan
|
Gores
|
: putih
|
Optik
|
: α = 1,9579 , β = 2, 0377, γ = 2,2452
so+
|
Terdapatnya
|
: terutama di dalam endapan yang berhubungan dengan
proses volkanik atau mata air panas. Di dalam batuan sedimen di dalam kubah
gram dan sebagai mineral sekunder dalam endapan bijih.
|
intan - c
|
|
Sistem kristal
|
: isometrik
|
Belahan
|
: sempurna (111)
|
Kekerasan
|
: 10
|
Berat jenis (BJ)
|
: 3,5
|
Kilap
|
: intan sampai lemak
|
Warna
|
: bening, putih sampai putih kebiruan,
abu-abu, kuning, coklat, orange, merah muda, merah, merah, biru, hijau,
hitam.
|
Gores
|
: -
|
Optik
|
: cerah,
isotrop
|
Terdapatnya
|
: terutama terdapat pipa-pipa kimberlit, berksiasi, sering di serpentin dan
endapan bawah laut yang kaya inklusi inklusi, berbentuk selinder yang
membundar,(pipa) dan juga dike, lokasi dalam lempeng benua . Banyak intan
merupakan hasil endapan letakan.
|
grafit-c
|
|
Sistem kristal
|
: heksagonal
|
Belahan
|
: -
|
Kekerasan
|
: 1-2
|
Berat jenis (BJ)
|
: 2,2
|
Kilap
|
: tanah sampai logam
|
Warna
|
: hitam besi sampai abu-abu baja
|
Gores
|
: hitam
|
Optik
|
: opak
|
Terdapatnya
|
: terutama batuan metamorfosa regional atau kontak,
seperti marmer, skis, dan gneis, juga dalam batubara yang termetamorfosakan.
Kadang- kadang berasosiasi dengan batuan beku basa dan dengan dike pegamtite
dan urat-urat kuarsa.
|
4.2. SULFIDA
ARGENIT – Ag2s
|
|
Sistem kristal
|
: isometrik
|
Belahan
|
: tidak jelas {001} dan{011}
|
Kekerasan
|
: 2-2,5
|
Berat jenis (BJ)
|
: 7,04
|
Kilap
|
: logam
|
Warna
|
: hitam sampai abu-abu gelap
|
Gores
|
: hitam
|
Optik
|
: opak, anisotrop , abu-abu sampai putih
|
Terdapatnya
|
: banyak banyak terdapat di bijih perak primer.
Terjadi dalam epitermal sepanjang endapan urat-urat sulfida dengan perak
merah delima (pirargirit dan polibasit).
|
kalkosit – cu2S
|
|
Sistem kristal
|
: ortorombik
|
Belahan
|
: tidak jelas {011}
|
Kekerasan
|
: 2,5-3
|
Berat jenis (BJ)
|
: 5,77
|
Kilap
|
: logam
|
Warna
|
: abu-abu kehitaman sampai hitam
|
Gores
|
: abu-abu kehitaman
|
Optik
|
: opak, putih kebiruan, anisotrop
|
Terdapatnya
|
: salah satu dari mineral tembaga sekunder dari zona
supergen pengayaan dari urat-urat sulfida, atau kalkopirit dan pirit
memperluas pada daerah yang lebih besar. Mungkin juga berasosiasi dengan
bijih tembaga, malachit, azurit, kuprit dan tembaga nativ. Kadang – kadang
bersama dari perak. Kalkosit mungkin juga sebuah mineral primer dari
urat-urat sulfida, penggantian dari bornit.
|
bornit – cu2fes4
|
|
Sistem kristal
|
: tetragonal
|
Belahan
|
: dalam jejak {111}
|
Kekerasan
|
: 3
|
Berat jenis (BJ)
|
: 5,0
|
Kilap
|
: logam
|
Warna
|
: merah tembagaatau perunggu
|
Gores
|
:
hitam keabu-abuan yang terang
|
Optik
|
: opak, isotrop, coklat kemerahan
|
Terdapatnya
|
: berasal dari mineral-mineral bijih primer dan
percampuran urat-urat sulfida . Jarang dari hasil alterasi supergen. Kadang-kadang dapat terjadi dalam
lingkungan temperatur tinggi dari pegmatit.
|
galena - pbs
|
|
Sistem kristal
|
: isometrik
|
Belahan
|
: sempurna{001}
|
Kekerasan
|
: 2,5
|
Berat jenis (BJ)
|
: 7,58
|
Kilap
|
: logam
|
Warna
|
: abu-abu timah
|
Gores
|
: abu-abu timah
|
Optik
|
: opak, isotrop
|
Terdapatnya
|
: dalam urat – urat hidrothermal dengan spalerit, kalkopirit, pirit,
lain-lain sulfida, kuarsa, kalsit, dolomit, barit, dan flourit.
|
spalerit -
zns
|
|||
Sistem kristal
|
:
|
Kubik
|
|
Belahan
|
:
|
Sempurna {110}
|
|
Kekerasan
|
:
|
3,5-4
|
|
Berat jenis (BJ)
|
:
|
3,9-4,3
|
|
Kilap
|
:
|
Damar sanmpai sub logam
|
|
Warna
|
:
|
Merah jingga sampai mendekati hitam
|
|
Gores
|
:
|
Coklat sampai kuning
|
|
Optik
|
:
|
Cerah, isotrop, n = 2,36-2,47
|
|
Terdapatnya
|
:
|
Mineral utama
dari seng. Ditemukan sepanjang urat-urat mesotermal dengan galena dan lainnya
sulfida
|
|
kalkopirit - cufes
|
|||
Sistem kristal
|
:
|
Tetragonal
|
|
Belahan
|
:
|
Tidak jelas {011}
|
|
Kekerasan
|
:
|
3,5-4
|
|
Berat jenis (BJ)
|
:
|
4,28
|
|
Kilap
|
:
|
Logam
|
|
Warna
|
:
|
Kuning terang sering dengan coklat
|
|
Gores
|
:
|
Hitam kehijauan
|
|
Optik
|
:
|
Opak, anisotrop lemah, kuning muda
|
|
Terdapatnya
|
:
|
Terbanyak
bersama tembaga dan lebih sedikit bersama sulfida . Sebagai mineral bijih
primer berkarakteristik hipotermal dan urat-urat mesotermal bertemperatur
lebih tinggi. Juga terbentuk di bawah kondisi epitermal ke duanya dalam urat
dan berbentuk kristal.
|
|
millerit - nis
|
|||
Sistem kristal
|
:
|
Trigonal
|
|
Belahan
|
:
|
Sempurna {1011} dan{0112}
|
|
Kekerasan
|
:
|
3-3,5
|
|
Berat jenis (BJ)
|
:
|
5,5
|
|
Kilap
|
:
|
Logam
|
|
Warna
|
:
|
Kuning terang muda
|
|
Gores
|
:
|
Hitam kehijauan
|
|
Optik
|
:
|
Opak, kuning muda
|
|
Terdapatnya
|
:
|
Pembentukan
mineral pada temperatur rendah oleh alterasi dari mineral nikel
|
kovelit - cus
|
|
||
Sistem kristal
|
:
|
Heksagonal
|
|
Belahan
|
:
|
Segala arah
|
|
Kekerasan
|
:
|
1,5-2
|
|
Berat jenis (BJ)
|
:
|
4,6
|
|
Kilap
|
:
|
Sub logam sampai damar
|
|
Warna
|
:
|
Biru
|
|
Gores
|
:
|
Abu-abu sampai hitam
|
|
Optik
|
:
|
Cerah dan pleokroik dalam hijau, so+
|
|
Terdapatnya
|
:
|
Sebagai hasil
pengayaan sekunder dan urat-urat bijih tembaga, berasosiasi dengan
kalkopirit, bornit.
|
sinabar - hgs
|
|
||
Sistem kristal
|
:
|
trigonal
|
|
Belahan
|
:
|
Sempurna {1010}
|
|
Kekerasan
|
:
|
2-2,5
|
|
Berat jenis (BJ)
|
:
|
8,09
|
|
Kilap
|
:
|
Intan
|
|
Warna
|
:
|
Merah sampai merah kecoklatan
|
|
Gores
|
:
|
Merah menyala
|
|
Optik
|
:
|
Cerah, merah, so+
|
|
Terdapatnya
|
:
|
Dari daerah air
panas berasosiasi dengan batuan batuan volkanik muda dan dalam lingkungan
temperatur rendah.
|
pirit – fes2
|
|
||
Sistem kristal
|
:
|
Kubik
|
|
Belahan
|
:
|
Tidak ada
|
|
Kekerasan
|
:
|
6-6,5
|
|
Berat jenis (BJ)
|
:
|
5,01
|
|
Kilap
|
:
|
Logam
|
|
Warna
|
:
|
Kuning terang muda
|
|
Gores
|
:
|
Hitam kehijauan
|
|
Optik
|
:
|
Opak, krem muda-kuning, isotrop
|
|
Terdapatnya
|
:
|
Sebagai mineral
sulfida yang terbanyak dan terluas di dalam batuan hampir semua umur. Ia
ditemukan dalam urat-urat endapan temperatur rendah sampai temperatur rendah
sampai temperatur tinggi. Di dalam batuan beku dan pegmatit, juga di dalam
batuan metamorfosa dan sidemen.
|
molibdenit – mos2
|
|||
Sistem kristal
|
:
|
Heksagonal
|
|
Belahan
|
:
|
Tidak sempurna {0001}
|
|
Kekerasan
|
:
|
1-1,5
|
|
Berat jenis (BJ)
|
:
|
4,7
|
|
Kilap
|
:
|
Logam
|
|
Warna
|
:
|
Abu-abu
|
|
Gores
|
:
|
Abu-abu kehijauan
|
|
Optik
|
:
|
Opak
|
|
Terdapatnya
|
:
|
Karakteristik
dari pegmatit fasa kegiatan batuan beku, berasosiasi dengan batuan granit tau
pegmatit atau dengan dengan urat-urat kasiterit , wolframit, topas, turmalin,
dan garnet.
|
kalaverit – aute2
|
|||
Sistem kristal
|
:
|
Monoklin
|
|
Belahan
|
:
|
Tidak ada
|
|
Kekerasan
|
:
|
2,5-3
|
|
Berat jenis (BJ)
|
:
|
9,24
|
|
Kilap
|
:
|
Logam
|
|
Warna
|
:
|
Kuning sampai perak
|
|
Gores
|
:
|
Abu-abu kekuningan
|
|
Optik
|
:
|
Opak
|
|
Terdapatnya
|
:
|
Kalaverit selalu
ditemukan dalam ura-urat hidrotermal temperatur rendah, tetapi juga banyak
dalam endapan temperatur lebih tinggi. Ia betrasosiasi dengan silvanit
|
stibnit – sb2s3
|
|
||
Sistem kristal
|
:
|
Ortorombik
|
|
Belahan
|
:
|
Sempurna {010}
|
|
Kekerasan
|
:
|
2
|
|
Berat jenis (BJ)
|
:
|
4,63
|
|
Kilap
|
:
|
Logam berkilauan
|
|
Warna
|
:
|
Abu-abu timbal
|
|
Gores
|
:
|
Abu-abu timbal
|
|
Optik
|
:
|
Transparan, anisotrop, putih sampai
abu-abu.
|
|
Terdapatnya
|
:
|
Ditemukan dalam
urat-urat hidrotermal temperatur rendah atau endapan – endapan pengganti dan
dalam endapan-endapan air panas. Ia berasosiasi dengan mineral antimon yang
mana memiliki bentuk sebagai hasil dari dekompoisi dan dengan galena,
sinabar, spalerit, barit, realgar, orpimen, dan emas.
|
realgar -ass
|
|
||
Sistem kristal
|
:
|
Monoklin
|
|
Belahan
|
:
|
Jelas {010}
|
|
Kekerasan
|
:
|
1,5-2
|
|
Berat jenis (BJ)
|
:
|
3.48
|
|
Kilap
|
:
|
Damar
|
|
Warna
|
:
|
Orange – kuning sampai merah - orange
|
|
Gores
|
:
|
Jingga sampai merah
|
|
Optik
|
:
|
Transparan bilamana segar ; 2 V = 400; α ^ Z =110
|
|
Terdapatnya
|
:
|
Dalam urat-urat
temperatur rendah berasosiasi dengan orpimen, stibnit, atau sinabar dan
berbagai batu gamping dan dolomit juga batu lempung. Sebagai endapan air
panas dan sublimasi volkanik.
|
pirargirit – agsbs2
|
|||
Sistem kristal
|
:
|
Trigonal
|
|
Belahan
|
:
|
Jelas {1011}
|
|
Kekerasan
|
:
|
2,5
|
|
Berat jenis (BJ)
|
:
|
5.85
|
|
Kilap
|
:
|
Intan
|
|
Warna
|
:
|
Merah tua
|
|
Gores
|
:
|
Merah – ungu
|
|
Optik
|
:
|
Cerah, merah tua,so+
|
|
Terdapatnya
|
:
|
Banyak terdapat
sebagai mineral-mineral terbentuk terakhir dalam urat-urat dengan kalsit,
dolomit dan kuarsa berasosiasi dengan argentit dan perak.
|
4.3. HALIDA
HALIt -NaCl
|
|||
Sistem kristal
|
:
|
Isometrik
|
|
Belahan
|
:
|
Sempurna {001}
|
|
Kekerasan
|
:
|
2,5
|
|
Berat jenis (BJ)
|
:
|
2,16
|
|
Kilap
|
:
|
Kaca
|
|
Warna
|
:
|
Bening,
kekuningan, kemerahan, biru sampai keunguan
|
|
Gores
|
:
|
Kuning sampai
putih
|
|
Optik
|
:
|
-
|
|
Terdapatnya
|
:
|
Dalam
sedimentasi yang tebal berubah bentuk oleh evaporit dari air laut yang
tertutup lagon-lagon. Karakteristik mineral-mineral asosiasinya adalah
dolomit basal, anhidrit, gipsum, polihalit.
|
silvit - kcl
|
|||
Sistem kristal
|
:
|
Kubik
|
|
Belahan
|
:
|
Sempurna {100}
|
|
Kekerasan
|
:
|
2
|
|
Berat jenis (BJ)
|
:
|
1,9
|
|
Kilap
|
:
|
Kaca
|
|
Warna
|
:
|
Bening, putih,
keabu-abuan, kebiruan sampai merah
|
|
Gores
|
:
|
-
|
|
Optik
|
:
|
Transparan, isotrop
|
|
Terdapatnya
|
:
|
Sebagai dari
halit tapi banyak yang tidak sama hanya pada terdapatnya dalam lapisan paling
atas dari bagian garam memiliki konsentrasi
< 1,57% dari volume.
|
serargirit - agcl
|
|||
Sistem kristal
|
:
|
Kubik
|
|
Belahan
|
:
|
Tidak ada
|
|
Kekerasan
|
:
|
2,5
|
|
Berat jenis (BJ)
|
:
|
5,55
|
|
Kilap
|
:
|
Damar
|
|
Warna
|
:
|
Bening bilamana asli, seringnya abu-abu
sampai kekuningan.
|
|
Gores
|
:
|
-
|
|
Optik
|
:
|
Cerah, isotrop, n = 2,071
|
|
Terdapatnya
|
:
|
Dalam zona oksidasi dari urat-urat perak
perak khususnya dalam daerah yang kering. Berasosiasi dengan perak nativ,
limonit, oksida mangan dan juga malahit.
|
flourit – caf2
|
|
||
Sistem kristal
|
:
|
Kubik
|
|
Belahan
|
:
|
Sempurna {111}
|
|
Kekerasan
|
:
|
4
|
|
Berat jenis (BJ)
|
:
|
3,18
|
|
Kilap
|
:
|
Kaca
|
|
Warna
|
:
|
Ungu sampai biru, hijau biru, dan hijau.
|
|
Gores
|
:
|
Putih
|
|
Optik
|
:
|
Bening sampai ungu muda, isotrop, n =
1,434
|
|
Terdapatnya
|
:
|
Sebagai mineral
pengiring dalam fumarol hidrotermal akhir dari granit. Banyak sebagai sebuah
urat mineral khusus dalam mesotermal urat-urat timbal perak, bilamana ia
mungkin sebagai mineral gang.
|
4.4. oksida-hidroksida
kuprit – cu2o
|
|
||
Sistem kristal
|
:
|
Kubik
|
|
Belahan
|
:
|
Tidak jelas {111}
|
|
Kekerasan
|
:
|
3,5-4
|
|
Berat jenis (BJ)
|
:
|
6,14
|
|
Kilap
|
:
|
Sublogam atau intan sampai tanah
|
|
Warna
|
:
|
Merah
|
|
Gores
|
:
|
Merah kecoklatan
|
|
Optik
|
:
|
Opak, anisotrop
|
|
Terdapatnya
|
:
|
Di dala oksidasi dari urat-urat tembaga,
malakit, azurit dan tanda-tanda sulfida primer.
|
korundum – al2o3
|
|||
Sistem kristal
|
:
|
Trigonal
|
|
Belahan
|
:
|
Tidak ada
|
|
Kekerasan
|
:
|
9
|
|
Berat jenis (BJ)
|
:
|
4,0
|
|
Kilap
|
:
|
Intan sampai kaca
|
|
Warna
|
:
|
Bervariasi, abu-abu, merah, muda,
kuning, hijau.
|
|
Gores
|
:
|
-
|
|
Optik
|
:
|
so 2-1f
|
|
Terdapatnya
|
:
|
Sebagai mineral
pengiring di dalam syenit nefelin. Di dalam pegmatit feldspar dan di dalam
kontak metamorfosa batuan serpih dan bouksit. Proses metamorfosa di dalam
daerah batugamping, dan juga di dalam endapan letakan.
|
hematit – fe2o3
|
|||
Sistem kristal
|
:
|
Trigonal
|
|
Belahan
|
:
|
Tidak ada
|
|
Kekerasan
|
:
|
5-6
|
|
Berat jenis (BJ)
|
:
|
4,9-5,26
|
|
Kilap
|
:
|
Logam
|
|
Warna
|
:
|
Abu-abu baja sampai hitam besi
|
|
Gores
|
:
|
Merah gelap sampai coklat –merah
|
|
Optik
|
:
|
Opak
|
|
Terdapatnya
|
:
|
Hematit
penyebaran meluas dalam berbagai batuan dan semua umur dan bentuk, penting
untuk bijih besi. Ia mungkin terjadi sebagai hasil sublimasi dalam
hubungannya dengan kegiatan gunungapi. Terjadi dalam endapan–endapan
metamorfosa kontak dan sebagai mineral pengiring dalam granit. Ia ditemukan
dalam batupasir merah sebagai material penyemen.
|
ilmenit – fetio3
|
|||
Sistem kristal
|
:
|
Trigonal
|
|
Belahan
|
:
|
Tidak ada
|
|
Kekerasan
|
:
|
5-6
|
|
Berat jenis (BJ)
|
:
|
4,72
|
|
Kilap
|
:
|
Logam sampai sublogam
|
|
Warna
|
:
|
Hitam besi
|
|
Gores
|
:
|
Hitam
|
|
Optik
|
:
|
Opak, anisotrop
|
|
Terdapatnya
|
:
|
Sebagai butiran
dalam batuan beku basa seperti gabro dan anorthit, sebagai seri ilmenit -
magnetit atau ilmenit hematit. Endapan letakan di pantai sebagai ilmenit dan
titanomagetit.
|
spinel – mgal2o4
|
|||
Sistem kristal
|
:
|
Kubik
|
|
Belahan
|
:
|
Tidak ada
|
|
Kekerasan
|
:
|
8
|
|
Berat jenis (BJ)
|
:
|
3,5-4,1
|
|
Kilap
|
:
|
Kaca
|
|
Warna
|
:
|
Merah sampai biru, hijau, coklat ada
bening.
|
|
Gores
|
:
|
Putih
|
|
Optik
|
:
|
Isotrop, n = 1,718
|
|
Terdapatnya
|
:
|
Terjadi sebagai
mineral pengiring di dalam batuan beku basa, banyak dalam pegmatit, dalam
proses metamorfosa batuan sedimen alumunium dan xenolit alumunium dalam
batuan beku dan dalam kontak metamorfose di dalam batuan gamping.
|
krisoberil – beal2o4
|
|||
Sistem kristal
|
:
|
Ortorombik
|
|
Belahan
|
:
|
Jelas {110}
|
|
Kekerasan
|
:
|
8,5
|
|
Berat jenis (BJ)
|
:
|
3,75
|
|
Kilap
|
:
|
Kaca
|
|
Warna
|
:
|
Berbagai wrna
hijau seperti kehijauan, kuning dan coklat kehijauan.
|
|
Gores
|
:
|
Putih
|
|
Optik
|
:
|
so +, α = 1,76, β = 1,748, γ
= 1,756
|
|
Terdapatnya
|
:
|
Dalam pegmatiti
granit dan aplit, juga banyak dalam dalam skiss mika
|
rutil – tio2
|
|||
Sistem kristal
|
:
|
Tetragonal
|
|
Belahan
|
:
|
Jelas {110}
|
|
Kekerasan
|
:
|
6-6,5
|
|
Berat jenis (BJ)
|
:
|
4,23
|
|
Kilap
|
:
|
Intan
|
|
Warna
|
:
|
Coklat
kemerahan, kadang-kadang kuning atau hitam
|
|
Gores
|
:
|
Coklat muda
|
|
Optik
|
:
|
So, ω = 2,612, Є = 2,899
|
|
Terdapatnya
|
:
|
Sebagi mineral
pengiring dalam batuan beku plutonik, granit dalam pegmatit di urat-urat
kuarsa, juga sebagai mineral pengiring dalam gneies adn skis. Dalam endapan
batuan sedimen seprti batu pasir.
|
brokit – tio2
|
|
||
Sistem kristal
|
:
|
Ortorombik
|
|
Belahan
|
:
|
Tidak jelas
|
|
Kekerasan
|
:
|
5,5 – 6
|
|
Berat jenis (BJ)
|
:
|
4,14
|
|
Kilap
|
:
|
Intan
|
|
Warna
|
:
|
Coklat dan coklat merah sampai hitam
|
|
Gores
|
:
|
Putih sampai abu-abu
|
|
Optik
|
:
|
so+
|
|
Terdapatnya
|
:
|
Dalam urat-urat
temperatur rendah dalam gneis dan sekis. Kadang-kadang sebagai mineral
pengiring dalam batuan beku dan batuan metamorfosa.
|
pirolusit – mno2
|
|
||
Sistem kristal
|
:
|
Tetragonal
|
|
Belahan
|
:
|
Sempurna {110}
|
|
Kekerasan
|
:
|
6-6,5
|
|
Berat jenis (BJ)
|
:
|
4,75
|
|
Kilap
|
:
|
logam
|
|
Warna
|
:
|
Hitam besi
|
|
Gores
|
:
|
Hitam besi
|
|
Optik
|
:
|
Opak, anisotrop
|
|
Terdapatnya
|
:
|
Mangan terbentuk
kristal halus dalam berbagai batuan. Bilamana batuan mengalami penghancuran
ia mungkin diendapkan kembali sebagai variasi mineral, tetapi pirolusit
sebagai utma. Endapan nodul dari pirolusit ditemukan di dasar danau dari laut
dangkal.
|
kasiterit – sn02
|
|||
Sistem kristal
|
:
|
Tetragonal
|
|
Belahan
|
:
|
Tidak sempurna {100}
|
|
Kekerasan
|
:
|
6-7
|
|
Berat jenis (BJ)
|
:
|
6,99
|
|
Kilap
|
:
|
Intan sampai sublogam
|
|
Warna
|
:
|
Coklat kemerahan
sampai hitam kecoklatan, kadang-kadang merah
|
|
Gores
|
:
|
Putih
|
|
Optik
|
:
|
So+ , ω = 2006, Є = 2,097
|
|
Terdapatnya
|
:
|
Di dalam
urat-urat bersama kuarsa di granit. Tetapi ia umumnya banyak ditemukan dalam
hidrotermal temperatur tinggi.
|
uranit – uo2
|
|||
Sistem kristal
|
:
|
Kubik
|
|
Belahan
|
:
|
Tidak ada
|
|
Kekerasan
|
:
|
5-6
|
|
Berat jenis (BJ)
|
:
|
8-10 kristal ;6,5-8,5 material kolloform
|
|
Kilap
|
:
|
Sublogam
|
|
Warna
|
:
|
Hitam dan hitam kecoklatan
|
|
Gores
|
:
|
Hitam kecoklatan atau hitam kehijauan
|
|
Optik
|
:
|
Opak, abu-abu terang dengan kecoklatan,
isotrop.
|
|
Terdapatnya
|
:
|
Dalam granit dan
pegmatit syenit biasanya sebagai kristal. Berasosiasi dengan mineral zircon,
tourmalin, monazit, mika, feldsfar.
Dan urat-urat temperatur tinggi dengan kasiterit. Dalam mesotermal sebagai
urat-urat sulfida dengan pirit, kalkopirit, sphalerit, dan endapan galena.
Sebagai butiran halus di dalam endapan letakan.
|
brukit-mg (oh)2
|
|||
Sistem kristal
|
:
|
Trigonal
|
|
Belahan
|
:
|
Sempurna {0001}
|
|
Kekerasan
|
:
|
2,5
|
|
Berat jenis (BJ)
|
:
|
2,39
|
|
Kilap
|
:
|
Mutiara
|
|
Warna
|
:
|
Putih sampai hijau muda atu biru
abu-abu.
|
|
Gores
|
:
|
Putih
|
|
Optik
|
:
|
So+ ω = 1,560 , Є = 1,580
|
|
Terdapatnya
|
:
|
Suatu alterasi
temperatur rendah. Banyak hasil alterasi dari periklas dalam batugamping
dolomit termetamorfosakan.
|
manganit – mn o (oh)
|
|||
Sistem kristal
|
:
|
Monoklin
|
|
Belahan
|
:
|
Sempurna {010}
|
|
Kekerasan
|
:
|
4
|
|
Berat jenis (BJ)
|
:
|
4,35
|
|
Kilap
|
:
|
Sublogam
|
|
Warna
|
:
|
Abu-abu gelap sampai hitam
|
|
Gores
|
:
|
Coklat kemerahan samapi hitam
|
|
Optik
|
:
|
Anisotrop, opak
|
|
Terdapatnya
|
:
|
Sebagai urat
mineral dengan barit, kalsit, dan siderit pada temperatur rendah. Ditemukan
berasosiasi dengan oksida mangan lainnya dalam endapan – endapan yang
dibentuk oleh air meteorik.
|
4.5. karbonat
kalsit –caco3
|
|||
Sistem kristal
|
:
|
Heksagonal
|
|
Belahan
|
:
|
Sempurna {1011}
|
|
Kekerasan
|
:
|
3
|
|
Berat jenis (BJ)
|
:
|
2,71
|
|
Kilap
|
:
|
Kaca
|
|
Warna
|
:
|
Bening
|
|
Gores
|
:
|
Putih
|
|
Optik
|
:
|
So - , ω = 1,568, Є = 1,486
|
|
Terdapatnya
|
:
|
Sebagian besar
terbentuk di laut, sebagai nodul dalam batuan sedimen. Urat-urat hidrotermal
sebagai mineral gang, dalam berbgai batuan beku.
|
dolomit – camg
(co3)2
|
|||
Sistem kristal
|
:
|
Heksagonal
|
|
Belahan
|
:
|
Sempurna {1011}
|
|
Kekerasan
|
:
|
3,5-4
|
|
Berat jenis (BJ)
|
:
|
2,85
|
|
Kilap
|
:
|
Kaca
|
|
Warna
|
:
|
Bening putih sampai krem
|
|
Gores
|
:
|
Putih
|
|
Optik
|
:
|
So - , ω = 1,680, Є = 1,500
|
|
Terdapatnya
|
:
|
Terjadi sebagai
lapisan batugamping magnesium. Sebagai mineral gang dalam urat-urat hidrotermal
|
aragonit – caco3
|
|
||
Sistem kristal
|
:
|
Pseudo heksagonal
|
|
Belahan
|
:
|
Baik {010}
|
|
Kekerasan
|
:
|
3,5-4
|
|
Berat jenis (BJ)
|
:
|
2,94
|
|
Kilap
|
:
|
Kaca
|
|
Warna
|
:
|
Bening, putih
|
|
Gores
|
:
|
Putih
|
|
Optik
|
:
|
α = z 1,530 , β = 1,758, γ A z 120
|
|
Terdapatnya
|
:
|
Pada temperatur
rendah dari uap air panas atau rongga , terjadi dengan kalsit dan sulfur
|
azurit – cu3(oh)2 (co3)2
|
|||
Sistem kristal
|
:
|
Monoklin
|
|
Belahan
|
:
|
Baik {100}
|
|
Kekerasan
|
:
|
3,5-4
|
|
Berat jenis (BJ)
|
:
|
3,77
|
|
Kilap
|
:
|
Kaca sampai intan
|
|
Warna
|
:
|
Biru
|
|
Gores
|
:
|
Biru
|
|
Optik
|
:
|
α = y 1,530 , β = 1,758, γ A z 120
|
|
Terdapatnya
|
:
|
Dalam oksidasi
dan sepanjang urat-urat bijih tembaga
dengan malahit.
|
4.6. nitrat
soda nitrat - nano3
|
|||
Sistem kristal
|
:
|
Trigonal
|
|
Belahan
|
:
|
Sempurna {1011}
|
|
Kekerasan
|
:
|
1,5-2
|
|
Berat jenis (BJ)
|
:
|
2,27
|
|
Kilap
|
:
|
Kaca
|
|
Warna
|
:
|
Bening atau coklat keputihan
|
|
Gores
|
:
|
-
|
|
Optik
|
:
|
ω= 1,587, Є = 1,336
|
|
Terdapatnya
|
:
|
Sebagai buah
impregnasi di dalam tanah dari daerah kering, sepanjang bersama gipsum,
anhidrit, halit dari garam.
|
4.7. tungsten dan
molibdat
shelit – cawo4
|
|||
Sistem kristal
|
:
|
Tetragonal
|
|
Belahan
|
:
|
Baik {101}
|
|
Kekerasan
|
:
|
4,5-5
|
|
Berat jenis (BJ)
|
:
|
6,1
|
|
Kilap
|
:
|
Kaca sampai damar
|
|
Warna
|
:
|
Putih kekuningan sampai kecoklatan
|
|
Gores
|
:
|
Putih
|
|
Optik
|
:
|
So + , ω = 1,920, Є= 1,934
|
|
Terdapatnya
|
:
|
Sebagai mineral
temperatur tinggi dala urat-urat kuarsa dalam granit, berasosiasi dengan
wolframit, molidenit, arsenopirit, kalkopirit, apatit, turmalin, topas, mika
dan dan flourit. Juga dalam kontak metamorfosa dengan batugamping bersama
garnet, diopsit, vesuvianit, sphen, hornblende, dan epidot.
|
wolframit – (fe2 mn)wo4
|
|||
Sistem kristal
|
:
|
Monoklin
|
|
Belahan
|
:
|
Sempurna {010}
|
|
Kekerasan
|
:
|
4-4,5
|
|
Berat jenis (BJ)
|
:
|
7,0-7,5
|
|
Kilap
|
:
|
Sub logam sampai damar
|
|
Warna
|
:
|
Hitam sampai coklat
|
|
Gores
|
:
|
Mendekati hitam sampai coklat
|
|
Optik
|
:
|
α = y 2,17, β=2,22, γ ^ Z170 -210
|
|
Terdapatnya
|
:
|
Sering dlam
pegmatit dan urat-urat kuarsa temperatur tinggi berasosiasi dengan granit.
Banyak dalam urat-urat sulfida.
|
4.8. posfat, arsenat dan vanadian
monasit – (ca,la,
y, th) po4
|
|||
Sistem kristal
|
:
|
Monoklin
|
|
Belahan
|
:
|
Tidak jelas {100}
|
|
Kekerasan
|
:
|
5-5,5
|
|
Berat jenis (BJ)
|
:
|
4,8-5,4
|
|
Kilap
|
:
|
Damar
|
|
Warna
|
:
|
Kekuningan sampai coklat kemerhan
|
|
Gores
|
:
|
Putih
|
|
Optik
|
:
|
So+, Z ۸ c =20 - 60
|
|
Terdapatnya
|
:
|
Monasit adalah
mineral jarang, terjadi sebagai mineral pengiring dalam granit, gneis, aplit
dan pegmatit, juga sebagai butiran dalam batupasir.
|
vivianit – fe3(po4)2,.8h2o
|
|||
Sistem kristal
|
:
|
Monoklin
|
|
Belahan
|
:
|
Sempurna {010}
|
|
Kekerasan
|
:
|
1,5-2
|
|
Berat jenis (BJ)
|
:
|
2,58-2,68
|
|
Kilap
|
:
|
Kaca
|
|
Warna
|
:
|
Bening tidak berubah, biru sdampai hijau
berubah
|
|
Gores
|
:
|
Bening atau putih biru
|
|
Optik
|
:
|
So+, Z ۸ c = 290
|
|
Terdapatnya
|
:
|
Vivianit adalah
mineral jarang dari pembentukan sekunder, berasosiasi dengan pirhotit dan
pirit dalam ura-urat tembaga dan timah, dan sebagai bentuk pelapukan dari
besi pospat, mangan primer dalam pegmatit. Juga ditemukan dalam lapisan
lempung, mungkin berasosiasi dengan limonit, sering dalam rongga-rongga
fosil.
|
ambligonit – lialfpo4
|
|||
Sistem kristal
|
:
|
Triklin
|
|
Belahan
|
:
|
Sempurna {100}, baik{110},
|
|
Kekerasan
|
:
|
6
|
|
Berat jenis (BJ)
|
:
|
3,0 – 3,1
|
|
Kilap
|
:
|
Kaca
|
|
Warna
|
:
|
Putih sampai hijau muda atau biru
|
|
Gores
|
:
|
|
|
Optik
|
:
|
So - , β = 1,59, γ = 1,60-1,63
|
|
Terdapatnya
|
:
|
Ambligonit
adalah mineral jarang diketemukan dalam granit, pegmatit, dengan spodumen,
turmalin, lepidolit dan apatit.
|
apatit – ca5(f,cl,oh)(po4)3
|
|||
Sistem kristal
|
:
|
Heksagonal
|
|
Belahan
|
:
|
Tidak baik {0001},
|
|
Kekerasan
|
:
|
5
|
|
Berat jenis (BJ)
|
:
|
3,15-3,20
|
|
Kilap
|
:
|
Kaca-sub damar
|
|
Warna
|
:
|
Hijau sampai coklat, juga biru, violet,
dan bening.
|
|
Gores
|
:
|
-
|
|
Optik
|
:
|
So -, ω = 1,633, Є = 1, 630
|
|
Terdapatnya
|
:
|
Apatit terdapat
sebagai mineral pengiring dalam semua kelompok batuan beku. Juga ditemukan
pada batuan sedimen dan metamorfosa.
|
4.9. sulfat
barit – baso4
|
|
||
Sistem kristal
|
:
|
Ortorombik
|
|
Belahan
|
:
|
Sempurna {001}
|
|
Kekerasan
|
:
|
3-3,5
|
|
Berat jenis (BJ)
|
:
|
4,50
|
|
Kilap
|
:
|
Kaca
|
|
Warna
|
:
|
Putih atau bening
|
|
Gores
|
:
|
Putih
|
|
Optik
|
:
|
So +, α = 1,636, β = 1,639, γ = 1,648
|
|
Terdapatnya
|
:
|
Barit adalah
mineral yang umum dan penyebaran yang luas. Ia selalu terjadi sebagai mineral
gang dalam urat-urat hidrotermal, berasosiasi dengan bijih perak, tembaga,
mangan, dan antimon. Ia juga ditemukan dalam urat-urat batu gamping dengan
kalsit. Juga dalam batupasir dengan bijih tembaga.
|
anhidrit – caso4
|
|||
Sistem kristal
|
:
|
Ortorombik
|
|
Belahan
|
:
|
Sempurna {010}, baik {001}
|
|
Kekerasan
|
:
|
3-3,5
|
|
Berat jenis (BJ)
|
:
|
2,89 – 2, 98
|
|
Kilap
|
:
|
Kaca smpai mutiara
|
|
Warna
|
:
|
Bening sampai kebiruan atau violet
|
|
Gores
|
:
|
Putih
|
|
Optik
|
:
|
So +, α = 1,570, β = 1,575, γ = 1,614
|
|
Terdapatnya
|
:
|
Dalam tubuh
stratigrafi batuan pada pada bagian terbawah dari urutan evaporit. Sebagai
ciri dari hasil basal dolomit dan menerus dlam lapisan garam (salt). Anhidrit
banyak terjadi bersama gipsum dan sering berasosiasi dengan mineral tetapi
tidak muncul.
|
alunit – kal 3 (oh)6 (so)4
|
|||
Sistem kristal
|
:
|
Heksagonal
|
|
Belahan
|
:
|
Sempurna {0001}
|
|
Kekerasan
|
:
|
4
|
|
Berat jenis (BJ)
|
:
|
2,6-2,8
|
|
Kilap
|
:
|
Kaca
|
|
Warna
|
:
|
Putih, abu-abu atau kemerahan
|
|
Gores
|
:
|
Putih
|
|
Optik
|
:
|
So + , ω = 1,572, Є = 1,592
|
|
Terdapatnya
|
:
|
Alunit dibentuk
oleh alterasi hidrotermal dari batuan volkanik asm dan menengah, oleh
larutan.
|
gypsum – caso4.2h2o
|
|||
Sistem kristal
|
:
|
Monoklin
|
|
Belahan
|
:
|
Sempurna{010}
|
|
Kekerasan
|
:
|
2
|
|
Berat jenis (BJ)
|
:
|
2,32
|
|
Kilap
|
:
|
Kaca, juga mutiara
|
|
Warna
|
:
|
Bening, putih, abu-abu.
|
|
Gores
|
:
|
Putih
|
|
Optik
|
:
|
So-, α = 1,520, β = 1,523, γ = 1,530.
|
|
Terdapatnya
|
:
|
Gipsum adalah
mineral yang umum dan penyebaran luas pada batuan sedimen, sering sebagai
lapisan tebal. Ia sering berasosiasi dengan endapan halit, anhidrit, dan
batugamping magnesium.
|
4.10. borak
borak – na2b4o5(oh)4 .8h2o.
|
|||
Sistem kristal
|
:
|
Monoklin
|
|
Belahan
|
:
|
Sempurna {100} baik {110}
|
|
Kekerasan
|
:
|
2-2,5
|
|
Berat jenis (BJ)
|
:
|
1,71
|
|
Kilap
|
:
|
Kaca atau tanah
|
|
Warna
|
:
|
Bening atau putih
|
|
Gores
|
:
|
-
|
|
Optik
|
:
|
So - , Z ۸ c = -560
|
|
Terdapatnya
|
:
|
Dalam
endapan-endapan evaporit dari danau yang tiadk kekal dalam daerah yang
kering, sepanjang dengan halit, gipsum, kalsit, trona, dan soda nitrat.
|
4.11. silikat
olivin – (mg, fe)2
(sio4)
|
|||
Sistem kristal
|
:
|
ortorombik
|
|
Belahan
|
:
|
Tidak ada
|
|
Kekerasan
|
:
|
6,5-7
|
|
Berat jenis (BJ)
|
:
|
3,27-4,37
|
|
Kilap
|
:
|
Kaca
|
|
Warna
|
:
|
Hijau kekuningan sampai hijau
keabu-abuan.
|
|
Gores
|
:
|
-
|
|
Optik
|
:
|
So-, α = 1,674, β = 1,692, γ = 1,712
|
|
Terdapatnya
|
:
|
Olivin umumnya
sebagai mineral pembentuk batuan dan sebagai mineral pengiring, dalam batuan
basa seperti gabro, peredotit.
|
garnet group – a2b2
(sio4)2
|
|||
Sistem kristal
|
:
|
Isometrik
|
|
Belahan
|
:
|
Buruk {110}
|
|
Kekerasan
|
:
|
6,5-7,5
|
|
Berat jenis (BJ)
|
:
|
3,5-4,3
|
|
Kilap
|
:
|
Kaca sampai damar
|
|
Warna
|
:
|
Merah, coklat, putih, hijau, hitam.
|
|
Gores
|
:
|
Putih
|
|
Optik
|
:
|
Bervariasi
|
|
Terdapatnya
|
:
|
Penyebaran
mineral garnet sangat luas sekali, terjadi sebagai mineral pengiring dari
batuan metamorfosa seperti skis mika dan skis hornblende dan juga gneis. Pada
batuan beku seperti dike pegmatite dan granite.
|
zirkon – zr (sio4)
|
|||
Sistem kristal
|
:
|
tetragonal
|
|
Belahan
|
:
|
Tidak jelas
|
|
Kekerasan
|
:
|
7,5
|
|
Berat jenis (BJ)
|
:
|
4,68
|
|
Kilap
|
:
|
Mika
|
|
Warna
|
:
|
Coklat, bening, abu-abu, hijau.
|
|
Gores
|
:
|
|
|
Optik
|
:
|
So +, ω = 1,923-1,960, Є = 1,968-2,015
|
|
Terdapatnya
|
:
|
Penyebaran
mineral zirkon sangat luas sebagai mineral pengiring dalam kelompok semua
batuan beku. Ia khususnya dalam batuan beku asam seperti granit, granodiorit,
syenit dan monzonit, dan sangat banyak dalam syenit nefelin. Juga ditemukan
dalam batu gamping kristalin, dalam gneis,
skis , juga dalam batupasir.
|
andalusit – alalo(sio4)
|
|||
Sistem kristal
|
:
|
Ortorombik
|
|
Belahan
|
:
|
Tidak ada
|
|
Kekerasan
|
:
|
7,5
|
|
Berat jenis (BJ)
|
:
|
3,16-3,20
|
|
Kilap
|
:
|
Kaca
|
|
Warna
|
:
|
Merah segar,
coklat kemerahan, hiaju kekuningan
|
|
Gores
|
:
|
|
|
Optik
|
:
|
So-, α = 1,632, β = 1,638, γ = 1,643
|
|
Terdapatnya
|
:
|
Andalusit
umumnya terbentuk oleh proses metamorfosa dari serpih alumunium sebagai
akibat metamorfosa kontak dan regional.
|
silimanit- alalo(sio4)
|
|||
Sistem kristal
|
:
|
Ortorombik
|
|
Belahan
|
:
|
Sempurna {010}
|
|
Kekerasan
|
:
|
6-7
|
|
Berat jenis (BJ)
|
:
|
3,23
|
|
Kilap
|
:
|
Kaca
|
|
Warna
|
:
|
Coklat, hijau muda dan putih
|
|
Gores
|
:
|
-
|
|
Optik
|
:
|
So+, α = 1,657, β = 1,658, γ = 1,677
|
|
Terdapatnya
|
:
|
Silimanit adalah
mineral jarang dan diketemukan dalam gneis dan skis, dalam metamorfosa
temperatur tinggi.
|
kianit - alalo(sio4)
|
|||
Sistem kristal
|
:
|
Triklin
|
|
Belahan
|
:
|
Sempurna {100}
|
|
Kekerasan
|
:
|
5-7
|
|
Berat jenis (BJ)
|
:
|
3,56-3,66
|
|
Kilap
|
:
|
Kaca samSpai mutiara
|
|
Warna
|
:
|
Umumnya biru, sering berwarna gelap.
|
|
Gores
|
:
|
-
|
|
Optik
|
:
|
so-, α = 1,712, β = 1,720, γ = 1,728
|
|
Terdapatnya
|
:
|
Kianit adalah
mineral pengiring dalam gneis dan skis mika, sering berasosiasi dengan
garnet, staurolit dan korondum.
|
topas – al2(sio4)(f,oh)
|
|||
Sistem kristal
|
:
|
Ortorombik
|
|
Belahan
|
:
|
Sempurna {001}
|
|
Kekerasan
|
:
|
8
|
|
Berat jenis (BJ)
|
:
|
3,4-3,6
|
|
Kilap
|
:
|
Kaca
|
|
Warna
|
:
|
Bening, kuning, merah muda, kebiruan,
kehijauan.
|
|
Gores
|
:
|
-
|
|
Optik
|
:
|
so-, α = 1,600-1,629, β = 1,609-1,631, γ
= 1,616-1,639
|
|
Terdapatnya
|
:
|
Ditemukan dalam
rongga-rongga dari lava riolit dan granit, juga dalam batupasir.
|
sphen – catio(sio4)
|
|||
Sistem kristal
|
:
|
Monoklin
|
|
Belahan
|
:
|
Jelas {110}
|
|
Kekerasan
|
:
|
5-5,5
|
|
Berat jenis (BJ)
|
:
|
3,4-3,55
|
|
Kilap
|
:
|
Damar sampai intan
|
|
Warna
|
:
|
Abu-abu , coklat, hijau, kuning, hitam.
|
|
Gores
|
:
|
-
|
|
Optik
|
:
|
so-, α = 1,900, β = 1,907, γ = 2,034
|
|
Terdapatnya
|
:
|
Sphen terbentuk
kristal-kristal kecil umumnya sebagai mineral pengiring dalam granit,
granodiorit, diorit, syenit, dan syenit nefelin. Juga dalam batuan
metamorfosa seperti gneis, skis klorit, dan batugamping kristalin.
|
epidot – ca2(al,fe)al2o(sio4)(si2o7)(oh)
|
|||
Sistem kristal
|
:
|
Monoklin
|
|
Belahan
|
:
|
Sempurna {001}
|
|
Kekerasan
|
:
|
6-7
|
|
Berat jenis (BJ)
|
:
|
3.35-3,46
|
|
Kilap
|
:
|
Kaca
|
|
Warna
|
:
|
Hijau gelap sampai hijau kekuningan
sampai hitam
|
|
Gores
|
:
|
-
|
|
Optik
|
:
|
So -, α =
1,715-1,751, β = 1,725-1,784, γ = 1,784 -1,797
|
|
Terdapatnya
|
:
|
Epidot terjadi
dalam batuan metamorfosa, hasil alterasi dari mineral feldpar, piroksen,
amphibol, dan biotit. Sering berasosiasi dengan klorit. Epidot juga terbentuk
selama proses metamorfosa pada batugamping yang murni dan khususnya
karakteristik untuk endapan-endapan metamorfosa kontak.
|
beril – be3al(si6o16)
|
|||
Sistem kristal
|
:
|
Heksagonal
|
|
Belahan
|
:
|
Tidak sempurna {0001}
|
|
Kekerasan
|
:
|
7,5-8
|
|
Berat jenis (BJ)
|
:
|
2,75-2,8
|
|
Kilap
|
:
|
Kaca
|
|
Warna
|
:
|
Hijau kekuningan sampai kuning terang
|
|
Gores
|
:
|
-
|
|
Optik
|
:
|
So -, ω = 1,566-1,608, Є = 1,562-1,600
|
|
Terdapatnya
|
:
|
Umumnya terjadi dalam batuan granit atau
pegmatit, ia juga ditemukan dalam skis mika dan berasosiasi dengan bijih.
|
turmalin – (na,ca)(li,mg,al)3(al,fe,mn)6(oh)4(bo2)3(si6018)
|
||
Sistem kristal
|
:
|
Heksagonal
|
Belahan
|
:
|
Tidak ada
|
Kekerasan
|
:
|
7-7,5
|
Berat jenis (BJ)
|
:
|
3,0-3,25
|
Kilap
|
:
|
Kaca sampai damar
|
Warna
|
:
|
Umumnya hitam, juga coklat, biru, hijau,
merah.
|
Gores
|
:
|
-
|
Optik
|
:
|
So -, ω = 1,635-1,675, Є = 1,610-1,650
|
Terdapatnya
|
:
|
Paling umum dan
karakteristik untuk turmalin dalam pegmatit granit dan batuan menengah. Juga ditemukan dalam batuan
metamorfosa yaitu gneis dan skis.
|
No comments:
Post a Comment