Wednesday, April 25, 2012

Modul Mineral


M
acam-macam sifat fisis mineral yang terpenting dalam pengamatan mineral secara megaskopis adalah :
1.      Warna (Colour)
2.      Kilap (Luster)
3.      Cerat (streak)
4.      Belahan (cleavage)
5.      Pecahan (fracture)
6.      Kekerasan mineral (hardness)
7.      Sifat dalam  (tetanitas)
8.      Berat jenis (specific gravity)
9.      Kemagnitan (magnitisme)
10.  Kelistrikan (electric)
2.1. Warna.
Warna mineral adalah warna yang kita tangkap dengan mata bilamana mineral tersebut terkena sinar. Warna ini penting untuk membedakan antara warna yang disebabkan oleh campuran atau pengotoran dan warna asli elemen-elemen utama pada mineral tersebut. Banyak pula mineral yang dinamakan berdasarkan warna mineralnya misalnya :
Albit (bahasa Yunani albus = putih)
Chlorit (bahasa Yunani chloro = hijau)
Melanit (bahasa Yunani melas = hitam)
Rhodonit (bahasa yunani rodon = merah jambu)
Eritorit (bahasa Yunani erythos =merah)
Warna asli dari elemen-elemen utama pada mineral (ediochromatis), yaitu merupakan warna yang tetap dan karakteristik, misalnya :
Pirit          = kuning loyang
Magnetit  = hitam
Malachit  = hijau
Belerang   = kuning
Azurit       = biru
Warna karena adanya pengotoran (allochromatis) ini merupakan warna yang tidak tetap atau tidak berubah-ubah, misalnya :
Kwarsa – tidak berwarna tetapi karena pengotoran warna dapat berubah-ubah menjadi :
-          violet (amesthyst)
-          merah jambu
-          coklat kehitam-hitaman dan lain sebagainya.
Halit – warnanya bermacam-macam :
-          abu-abu
-          kuning
-          coklat gelap
-          merah jambu
-          dan bervariasi biru.
Di samping itu ada beberapa elemen terutama pada mineral-mineral berat yang memberikan efek warna tertentu, misalnya :
Mineral sekunder mengandung :
-          Tembaga – hijau kebiruan
-          Vanadium – merah
-          Uranium – kuning
-          Mangan dalam silikat karbonat merah jambu
-          Silikat berbesi – hijau gelap sampai hitam.
Bagi orang yang berpengalaman dan mempunyai keahlian untuk membedakan, maka warna sangat berguna untuk menentukan nama mineral. Warna berhubungan langsung  dengan komposisi seprti pada mineral-mineral yang mengandung unsur : Ti, V, Mn, Fe, Ni, Co, dan unsur-unsur Cu. Ada kalanya warna mineral telah diperkuat oleh adanya sebuah unsur yang terdapat dalam dua jenis valensi, misalnya pada mineral yang mengandung besi, apabila besi itu seluruhnya terdapat dalam satu valensi (fero atau feri saja) biasanya berwarna pucat, tetapi jika terdapat dalam dua valensi (fero dan feri) akan berwarna hijau tua hingga hitam.
2.2. Kilap (luster)
Merupakan sifat optis dari mineral yang rapat hubungannya dengan refleksi dan refraksi. Kilap sebagai hasil pantulan cahaya dari permukaan mineral . Intensitas dari kilap sebenarnya tergantung kwantitas cahaya pantul dan pada umumnya tergantung pada besarnya indeks refraksi mineral.
            Kilap dapat dibagi mejadi ;
a) Kilap logam (metalic luster)
Mineral – mineral opak dalam fragmen-fragmen yang tipis dan mempunyai indeks refraksi ( n = 3 ) atau lebih pada umumnya mempunyai kilap logam, misal : pirit, galena, sulfida, logam alam.
b) Kilap sub metalik
Kilap sub metalik terdapat pada mineral –mineral semi opak sampai opak dan mempunyai indeks refraksi (n = 2,6 dan 3). Contoh : mineral cuprit, cinabar, hematit, alabandit.
c) Kilap bukan logam (non metalic luster) 
            Kilap bukan logam biasanya terlihat pada mineral-mineral yang mempunyai warna-warna muda dan dapat melukiskan cahaya pada bagian-bagian yang tipis. Kilap bukan logam dapat dibadakan menjadi :
-    Kilap kaca (vitreous luster)
Kilap seperti pada pecahan kaca, contoh : kwarsa, flourit, halit, karbonat, sulfat, silikat, spinel, corundum, garnet, leucit.
-    Kilap intan (adamantine luster)
Adalah kilap yang sangat cemerlang seperti berlian. Contoh : intan, zircon, kasiterit, belerang, rutil.
- Kilap damar (resinous luster)
kilap seperti pada damar, kombinasi dari warna kuning dan coklat. Contoh : sfalerit.
-    Kilap lemak (greasy luster)
Kilap seperti lemak, seakan-akan berlapis dengan lemak. Contoh : nefelin, halit yang sudah berhubungan dengan udara bebas.
- Kilap sutera ( silky luster)
Kilap seperti sutera, biasanya terdapat pada mineral-mineral yang menyerat. Misalnya : asbes, serpenten, gips.
-    Kilap mutiara ( pearly luster)
Kilap seperti mutiara, biasanya terlihat pada bidang-bidang belah dasar. Contoh : talk, mika, gips yang kristalnya kasar.
- Kilap tanah (earthy luster)
Kilap yang biasanya terlihat pada mineral-mineral yang kompak. Contoh : kapur, diatomea, kaolin, pirolusit.
-    Kilap lilin (waxy luster)
Kilap seperti lilin, contoh : serpenten, cerargirit.
Pada umumnya orang dapat dengan mudah sekali membedakan antara kilap logam, dan bukan logam. Akan tetapi biasanya tidak dapat atau sukar melihat dengan teliti perbedaan jenis kilap lainnya. Padahal justru perbedaan itulah yang sangat penting untuk penentuan (determinasi) dari suatu mineral.
2.3. Cerat/gores (streak)
            Cerat ini membedakan dari dua mineral yang warnanya sama akan tetapi warna ceratnya berbeda. Gores/cerat lebih dapat dipercaya dari pada warna, karena lebih stabil.
            Mineral yang kekerasannya kurang dari 6, cerat dapat diperoleh dengan menumbuk mineral tersebut sampai halus dengan menggunakan palu. Mineral-mineral silikat biasanya mempunyai gores putih kadang-kadang abu-abu coklat. Mineral-mineral oksida, sulfida, karbonat, dan phosphat, arsenat, sulfat juga mempuyai goresan yang karakteristik. Untuk mineral-mineral yang transparan dan translusent mempunyai kilap bukan logam mempunyai gores lebih terang dari warnanya, sedangkan mineral-mineral  dengan kilap logam kerap kali mempunyai gores yang lebih gelap dari warnanya. Pada beberapa mineral  warna dan gores sering menunjukkan warna yang sama.
Misalnya :
Cinabar     warna dan goresnya merah.
Magnetit   warna dan goresnya hitam
Lazurit      warna dan goresnya biru
Tetapi juga ada mineral warna dan goresnya berlainan.
Contohnya :
Hematit - warna abu-abu hitam – gores hitam
Pirit – warna kuning loyang – gores hitam
Biasanya mineral-mineral yang transparant dan translusent mempunyai gores yang putih atau tidak berwarna, atau warna-warna yang muda. Oleh karena itu gores ini sangat penting untuk  penentuan mineral-mineral opaque yang sangat translusent.
Contoh :
Emas – kuning
Molibdenit – kehijau-hijauan
Grafit – hitam
2.4. Belahan
Adalah suatu sifat fisika mineral yang mampu belah yang disebabkan oleh tekanan dari luar atau pemukulan dengan palu. Yang dimaksud dengan belah di sini adalah bila mineral kita pukul tidak hancur tetapi terbelah-belah melalui bidang-bidang belah yang licin. Tidak semua mineral mempunyai sifat ini, sehingga dipakai istilah mudah dibelah, sukar dibelah, atau tidak dapat dibelah. Mineral-mineral yang mempunyai belahan yang baik adalah ;
-          Muskovit atau biotit mempunyai belahan satu arah, jadi dapat terbelah berupa lempeng-lempeng tipis.
-          Feldsfar dan Pyroxene (augit) mempunyai belahan dua arah tegak lurus.
-          Hornblende mempunyai belahan dua arah yang membentuk sudut 1240.
-          Halit (NaCl) mempuyai belahan tiga arah yang saling tegak lurus.
-          Calcite mempunyai belahan tiga arah yang tidak saling tegak lurus.
2.5. Pecahan
            Bila tidak membelah secara teratur, maka mineral akan pecah dengan arah yang tidak teratur. Ada beberapa macam pecahan :- Concoidal : memperlihatkan gelombang yang melengkung di permukaan pecahan seperti kenampakan kulit kerang atau botol pecah.
Contoh : Kwarsa.
- Splintery / fibrous : menunjukkan gejala seperti serat. Contoh : Asbestos, Augit, Hypersthene.
- Uneven atau ireguler : permukaan kasar tidak teratur.
Contoh : garnet, hematite, chalcopyrite.
- Hackly : permukaan tidak teratur dengan ujung-ujungnya yang runcing.
Contoh : native metals (Cu Ag).
2.6. Kekerasan (hardness)
            Kekerasan mineral diperlukan untuk mendapatkan perbandingan kekerasan mineral satu terhadap mineral yang lain, denganj cara mengadakan saling gores antar mineral. Perlu diketahui bahwa kekerasan mineral ke segala arah ditentukan oleh parameter tiap-tiap poros kristalografinya. Sehingga untuk mineral satu mungkin ke segala arah sama keras dan untuk mineral lainnya tidaklah demikian. Untuk menguji kekerasan yang lazim ditentukan dengan menggunakan skala keras Mosh yang terdiri dari 10 macam kekerasan berturut-turut dari yang terlunak sampai yang terkeras adalah  dalam     tabel 1.
            Cara menentukan kekerasan dilakukan dengan menggores mineral skala Mosh pada mineral yang akan diselidiki. Agar tidak merusak mineral-mineral skala Mosh dalam penentuan kekerasan kita harus selalu memulai menguji kekerasan mineral yang diselidiki dengan mineral skala keras yang paling keras dalam hal ini adalah intan, dan selanjutnya secara bertahap kita turunkan pengujian dengan mineral skala keras di atasnya (lihat tabel 1). Pengujian akan kita hentikan bila mineral yang kita selidiki tidak tergores oleh mineral skala keras. Jadi skala kekerasan mineral itu sama dengan kekerasan mineral skala keras yang dipakai untuk mengujinya.
Tabel 1
Skala Keras Mosh

Kekerasan
Mineral
Keterangan
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
Talk
Gipsum
Kalsit
Flourit
Apatit
Ortoklas
Kwarsa
Topas
Korondom
Intan
Tergores kuku
Tergores kuku, kekerasan kuku =2
Tergores pecahan botol, atau pisau
Tergores pecahan botol, atau pisau
Tergores dengan sukar oleh pisau
Tergores pisau atau pecahan botol.
Tergores pisau
Tergores pisau
Tergores pisau
Tergores pisau
           
Dalam keadaan lain dapat juga terjadi umpama suatu mineral katakanlah tergores oleh kwarsa tetapi tidak tergores oleh ortoklas, di sini kita hadapi mineral yang memepunyai kekerasan 6½.
            Janganlah menguji pada satu muka mineral saja, tetapi juga pada bagian muka lainnya, sebab kemungkinan mineral tersebut kekerasannya tidak seragam pada segala arah.
2.7. Sifat dalam (tetanitas)
            Sifat mineral adalah sifat mienral itu bilamana kita berusaha untuk mematahkannya, menghancurkannya, membengkokkannya, ataupun mengiriskannya. Termasuk sifat dalam adalah :
- Rapuh : mudah hancur tetapi dapat dipotong-potong, contoh pada mineral kwarsa, ortoklas, kalsit, pirit.
- Mudah ditempa : dapat ditempa menjadi lapisan yang tipis, seperti pada emas dan tembaga.
- Dapat diiris atau sectile : dapat diiris dengan pisau, hasil irisan rapuh. Contoh pada Gipsum.
- Fleksibel : mineral berupa lapisa tipis dapat dibengkokkan  tanpa menjadi patah dan sesudah menjadi bengkok kembali lagi seperti semula. Contoh : pada mineral talk, selenit.
- Elastis : berupa lapisan tipis dapat dibengkokkan tanpa menjadi patah dan kembali sebagai semula bila kita berhenti menekannya. Contoh : mineral muskovit.
2.8. Berat Jenis (specific grafity)
            Berapa gram berat mineral, jika volumenya 1 cm3. Cara mengukur berat jenis mineral   ada beberapa macam :
1)      Dengan piknometer
2)      Dengan gelas ukur
3)      Dengan neraca air  
1) Dengan piknometer
Mineral ditimbang, misal beratnya = G gram. Piknometer penuh air dan mineral (diluar piknometer)   bersama-sama ditimbang beratnya =  p gram. Piknometer penuh air dimasuki mineral kemudian ditimbang beratnya = q gram.
Berat air yang tumpah = (p-q) gram.
Volume air yang tumpah = (p-q) cm3.
                                                    G
Jadi berat jenis mineral = S = ----------- gram / cm3.
                                                  (p-q)
2) Dengan gelas ukur
Mineral ditimbang misal beratnya =G gram.
Mineral diukur volumenya dengan gelas ukur misalnya = V cm3.
Jadi berat jenis mineral = S= G/V gram/cm3.
3) Dengan neraca air
Mineral di udara ditimbang, beratnya = G gram
Mineral di dalam air ditimbang , beratnya = A gram.
Gaya Archimides  =FA = (G-A) gram = berat air yang dipindahkan oleh mineral itu.
Volume air yang dipindahkan oleh mineral itu = volume mineral itu = (G-A)
                                                   G
cm3.  Jadi berat mineral = S = --------- gram /cm3.
                                                       G – A
2.9. Kemagnitan
            Kemagnitan, adalah sifat mineral terhadap gaya tarik magnit. Dikatakan sebagai Ferromagnetik bilamana mineral dengan mudah tertarik gaya magnetik, seperti mineral Magnetit dan Pyrrotite. Mineral-mineral yang menolak gaya magnit   disebut mineral Diamagnetik ; dan mineral yang hanya tertarik oleh gaya kuat dari elektromagnetik dkatakan sebagai Paramagnetik .
            Untuk melihat apakah mineral mempunyai sifat magnetik atau tidak, kita gantungkan pada seutas benang   sebuah magnit dan dengan sedikit demi sedikit mineral kita dekatkan padanya. Bila benang bergerak mendekatinya berarti mineral tersebut Magnetik. Kuat tidaknya bisa terlihat  dari besar kecilnya sudut yang dibuat benang tersebut dengan garis vertkal.
2.10. Kelistrikan
            Kelistrikan, sifat listrik mineral dapat dipisahkan menjadi dua yaitu sebagai pengantar arus atau konduktor dan yang tidak mengantarkan arus listrik atau non konduktor . Di dalam praktek batas ini tidak tegas demikian sehingga kita jumpai istilah semi konduktor, yaitu mineral bersifat sebagai konduktor dalam batas-batas tertentu.
            Ternyata terdapat keeratan hubungan antara konduktivitas dengan arah daripada poros – poros kristalografi. Umpamanya pada mineral Hematit konduktivitas ke arah tegak lurus poros c ada dua kali lipat bila dibandingkan dengan rah sejajar poros c.
            Beberapa mineral yang konduktiv adalah mungkin menimbulkann muatan listrik dengan jalan merubah-rubah suhu yang disebut Pyroelectricitas atau dengan jalan memberi tekanan tertentu atau piezoelektrisitas . Biasanya kristal yang tidak mempunyai titik pusat simerti adalah piezoelektrik  dan kristal yang berporos poler biasanya bersifat pyroelektrik.
            Sifat-sifat elektrik lainnya seperti diafanietas, Luminesensi, radioaktivitas, rabaan, rasa, dan sifat permukaan tidak dibicarakan di dalam moduil ini.



DESKRIPSI MINERALOGI
B
ab ini meliputi diskripsi dari seluruh mineral dan terutama mineral yang memiliki nilai ekonomi saja. Mineral-mineral dalam modul ini berdasarkam komposisi kimianya sehingga tersusun sebagai berikut :
  1. Elemen –elemen natif
  2. Sulfida
  3. Halida
  4. Oksida dan hidroksida
  5. Karbonat
  6. Nitrat
  7. Tungsten dan molibden
  8. Phaspat, arsenat dan vanadian
  9. Sulfat
  10. Borak
  11. Silikat
Diskripsi mineral-mineral ini meliputi beberapa sifat fisik dan sifat optik, seperti :
Nama , rumus kimia
: penamaan mineral yang telah dikenal berikut rumus kimianya
Sistem kristal
: seperti triklin
Belahan
: sempurna (010)
Kekerasan
: berdasarkan skala Mosh yaitu 1-10
Berat jenis (BJ)
: dalam gram /cm3
Kilap
: seperti kilap logam
Warna
: warna asli mineral itu sendiri
Gores
: warna dalam bentuk serbuk halus
Optik
: sifat mineral dibawah mikroskop
Terdapatnya
: peristiwa yang menyebabkan terbentuknya mineral terebut.

4.1. elemen-elemen natif
Emas -au

Sistem kristal
: isometrik
Belahan
: tidak ada
Kekerasan
: 2,5-3
Berat jenis (BJ)
: 19,3
Kilap
: logam
Warna
: kuning
Gores
: kuning
Optik
: opak, isotrop
Terdapatnya
: terutama di dalam urat-urat hidrothermal, umumnya berasosiasi dengan mineral sulfida dan di dalam endapan-endapan letakan (placer).

perak - Ag

Sistem kristal
: isometri
Belahan
: tidak ada
Kekerasan
: 1,5-3
Berat jenis (BJ)
: 10,5
Kilap
: logam
Warna
: putih
Gores
: putih
Optik
: opak, isotrop
Terdapatnya
: di dalam zona-zona oksidasi dari endapan-endapan bijih. Terbentuk karena proses hidrotermal

Tembaga - Cu

Sistem kristal
: isometri
Belahan
: tidak ada
Kekerasan
: 1,5-3
Berat jenis (BJ)
: 8,9
Kilap
: logam
Warna
: merah muda, kusam  yang cepat menjadi merah tembaga, dan kemudian berubah menjadi coklat
Gores
: hitam logam
Optik
: opak, isotrop
Terdapatnya
: terutama di dalam zona oksidasi dari endapan bijih sulfida. Batuan sedimen yang berdekatan dengan ekstrusif basa, dan di dalam rongga-rongga batuan basal.
platina - pt

Sistem kristal
: isometri
Belahan
: tidak ada
Kekerasan
: 4-4,5
Berat jenis (BJ)
: 21,4
Kilap
: logam
Warna
: putih abu-abu sampai abu-abu terang
Gores
: abu-abu
Optik
: opak, isotrop
Terdapatnya
: Magma ultra basa dan di dalam endapan – endapan letakan.

besi - fe

Sistem kristal
: isometrik
Belahan
: tidak ada (010)
Kekerasan
: 4
Berat jenis (BJ)
: 7,3-7,8
Kilap
: logam
Warna
: putih abu-abu sampai hitam
Gores
: abu-abu
Optik
: opak, isotrop
Terdapatnya
: besi banyak terkandung di dalam batuan meteorik. Sedikit di dalam batuan basal.

arsen - as

Sistem kristal
: heksagonal
Belahan
: sempurna (0001)
Kekerasan
: 3,5
Berat jenis (BJ)
: 5.75
Kilap
: logam
Warna
: putih timah sampai abu-abu gelap
Gores
: abu-abu
Optik
: opak, pleokroisme lemah
Terdapatnya
: pada urat-urat hidrothermal, juga didapatkan pada urat-urat batuan berkristal yang berasosiasi dengan nikel, atau perak.

antimon - sb

Sistem kristal
: heksagonal
Belahan
: sempurna (0001)
Kekerasan
: 3-3,5
Berat jenis (BJ)
: 6,68
Kilap
: logam
Warna
: putih timah
Gores
: abu-abu
Optik
: opak, pleokroisme sangat lemah
Terdapatnya
: proses hidrotermal dengan lingkungan temperatur yang tinggi. Sering terdapat bersamaan dengan urat-urat perak , nikel atau timah.

bismut - bi

Sistem kristal
: trigonal
Belahan
: sempurna (0001) baik (0001)
Kekerasan
: 2-2,5
Berat jenis (BJ)
: 9,8
Kilap
: logam
Warna
: putih timah dengan warna merah muda pucat
Gores
: putih
Optik
: -
Terdapatnya
:dalam urat-urat hidrotermal yang berasosiasi dengan mineral perak, nikel, dan timah. Pada pegamtit urat-urat kuarsa dan endapan letakan.

belerang-s

Sistem kristal
: ortorombik
Belahan
: tidak sempurna
Kekerasan
: 1,5-2,5
Berat jenis (BJ)
: 2,1
Kilap
: mendamar sampai melemak
Warna
: kuning belerang sampai coklat kekuningan
Gores
: putih
Optik
: α = 1,9579 , β = 2, 0377, γ = 2,2452 so+
Terdapatnya
: terutama di dalam endapan yang berhubungan dengan proses volkanik atau mata air panas. Di dalam batuan sedimen di dalam kubah gram dan sebagai mineral sekunder dalam endapan bijih.

intan - c

Sistem kristal
: isometrik
Belahan
: sempurna (111)
Kekerasan
: 10
Berat jenis (BJ)
: 3,5
Kilap
: intan sampai lemak
Warna
: bening, putih sampai putih kebiruan, abu-abu, kuning, coklat, orange, merah muda, merah, merah, biru, hijau, hitam.
Gores
: -
Optik
: cerah, isotrop
Terdapatnya
: terutama terdapat pipa-pipa kimberlit, berksiasi, sering di serpentin dan endapan bawah laut yang kaya inklusi inklusi, berbentuk selinder yang membundar,(pipa) dan juga dike, lokasi dalam lempeng benua . Banyak intan merupakan hasil endapan letakan.

grafit-c

Sistem kristal
: heksagonal
Belahan
: -
Kekerasan
: 1-2
Berat jenis (BJ)
: 2,2
Kilap
: tanah sampai logam
Warna
: hitam besi sampai abu-abu baja
Gores
: hitam
Optik
: opak
Terdapatnya
: terutama batuan metamorfosa regional atau kontak, seperti marmer, skis, dan gneis, juga dalam batubara yang termetamorfosakan. Kadang- kadang berasosiasi dengan batuan beku basa dan dengan dike pegamtite dan urat-urat kuarsa.

4.2. SULFIDA
ARGENIT – Ag2s

Sistem kristal
: isometrik
Belahan
: tidak jelas {001} dan{011}
Kekerasan
: 2-2,5
Berat jenis (BJ)
: 7,04
Kilap
: logam
Warna
: hitam sampai abu-abu gelap
Gores
: hitam
Optik
: opak, anisotrop , abu-abu sampai putih
Terdapatnya



: banyak banyak terdapat di bijih perak primer. Terjadi dalam epitermal sepanjang endapan urat-urat sulfida dengan perak merah delima (pirargirit dan polibasit).
kalkosit – cu2S
Sistem kristal
: ortorombik
Belahan
: tidak jelas {011}
Kekerasan
: 2,5-3
Berat jenis (BJ)
: 5,77
Kilap
: logam
Warna
: abu-abu kehitaman sampai hitam
Gores
: abu-abu kehitaman
Optik
: opak, putih kebiruan, anisotrop
Terdapatnya
: salah satu dari mineral tembaga sekunder dari zona supergen pengayaan dari urat-urat sulfida, atau kalkopirit dan pirit memperluas pada daerah yang lebih besar. Mungkin juga berasosiasi dengan bijih tembaga, malachit, azurit, kuprit dan tembaga nativ. Kadang – kadang bersama dari perak. Kalkosit mungkin juga sebuah mineral primer dari urat-urat sulfida, penggantian dari bornit.

bornit – cu2fes4
Sistem kristal
: tetragonal
Belahan
: dalam jejak {111}
Kekerasan
: 3
Berat jenis (BJ)
: 5,0
Kilap
: logam
Warna
: merah tembagaatau perunggu
Gores
:  hitam keabu-abuan yang terang
Optik
: opak, isotrop, coklat kemerahan
Terdapatnya
: berasal dari mineral-mineral bijih primer dan percampuran urat-urat sulfida . Jarang dari hasil alterasi  supergen. Kadang-kadang dapat terjadi dalam lingkungan temperatur tinggi dari pegmatit.

galena - pbs
Sistem kristal
: isometrik
Belahan
: sempurna{001}
Kekerasan
: 2,5
Berat jenis (BJ)
: 7,58
Kilap
: logam
Warna
: abu-abu timah
Gores
: abu-abu timah
Optik
: opak, isotrop
Terdapatnya
: dalam urat – urat hidrothermal dengan spalerit, kalkopirit, pirit, lain-lain sulfida, kuarsa, kalsit, dolomit, barit, dan flourit.

spalerit - zns

Sistem kristal
:
Kubik
Belahan
:
Sempurna {110}
Kekerasan
:
3,5-4
Berat jenis (BJ)
:
3,9-4,3
Kilap
:
Damar sanmpai sub logam
Warna
:
Merah jingga sampai mendekati hitam
Gores
:
Coklat sampai kuning
Optik
:
Cerah, isotrop, n = 2,36-2,47
Terdapatnya
:
Mineral utama dari seng. Ditemukan sepanjang urat-urat mesotermal dengan galena dan lainnya sulfida





kalkopirit - cufes

Sistem kristal
:
Tetragonal
Belahan
:
Tidak jelas {011}
Kekerasan
:
3,5-4
Berat jenis (BJ)
:
4,28
Kilap
:
Logam
Warna
:
Kuning terang sering dengan coklat
Gores
:
Hitam kehijauan
Optik
:
Opak, anisotrop lemah, kuning muda
Terdapatnya
:
Terbanyak bersama tembaga dan lebih sedikit bersama sulfida . Sebagai mineral bijih primer berkarakteristik hipotermal dan urat-urat mesotermal bertemperatur lebih tinggi. Juga terbentuk di bawah kondisi epitermal ke duanya dalam urat dan berbentuk kristal.






millerit - nis
Sistem kristal
:
Trigonal

Belahan
:
Sempurna {1011} dan{0112}

Kekerasan
:
3-3,5

Berat jenis (BJ)
:
5,5

Kilap
:
Logam

Warna
:
Kuning terang muda

Gores
:
Hitam kehijauan

Optik
:
Opak, kuning muda

Terdapatnya
:
Pembentukan mineral pada temperatur rendah oleh alterasi dari mineral nikel


kovelit - cus

Sistem kristal
:
Heksagonal

Belahan
:
Segala arah

Kekerasan
:
1,5-2

Berat jenis (BJ)
:
4,6

Kilap
:
Sub logam sampai damar

Warna
:
Biru

Gores
:
Abu-abu sampai hitam

Optik
:
Cerah dan pleokroik dalam hijau, so+

Terdapatnya
:
Sebagai hasil pengayaan sekunder dan urat-urat bijih tembaga, berasosiasi dengan kalkopirit, bornit.


sinabar - hgs


Sistem kristal
:
trigonal
Belahan
:
Sempurna {1010}
Kekerasan
:
2-2,5
Berat jenis (BJ)
:
8,09
Kilap
:
Intan
Warna
:
Merah sampai merah kecoklatan
Gores
:
Merah menyala
Optik
:
Cerah, merah, so+
Terdapatnya
:
Dari daerah air panas berasosiasi dengan batuan batuan volkanik muda dan dalam lingkungan temperatur rendah.

pirit – fes2

Sistem kristal
:
Kubik

Belahan
:
Tidak ada

Kekerasan
:
6-6,5

Berat jenis (BJ)
:
5,01

Kilap
:
Logam

Warna
:
Kuning terang muda

Gores
:
Hitam kehijauan

Optik
:
Opak, krem muda-kuning, isotrop

Terdapatnya
:
Sebagai mineral sulfida yang terbanyak dan terluas di dalam batuan hampir semua umur. Ia ditemukan dalam urat-urat endapan temperatur rendah sampai temperatur rendah sampai temperatur tinggi. Di dalam batuan beku dan pegmatit, juga di dalam batuan metamorfosa dan sidemen.  


molibdenit – mos2
Sistem kristal
:
Heksagonal

Belahan
:
Tidak sempurna {0001}

Kekerasan
:
1-1,5

Berat jenis (BJ)
:
4,7

Kilap
:
Logam

Warna
:
Abu-abu

Gores
:
Abu-abu kehijauan

Optik
:
Opak

Terdapatnya
:
Karakteristik dari pegmatit fasa kegiatan batuan beku, berasosiasi dengan batuan granit tau pegmatit atau dengan dengan urat-urat kasiterit , wolframit, topas, turmalin, dan garnet. 


kalaverit – aute2
Sistem kristal
:
Monoklin

Belahan
:
Tidak ada

Kekerasan
:
2,5-3

Berat jenis (BJ)
:
9,24

Kilap
:
Logam

Warna
:
Kuning sampai perak

Gores
:
Abu-abu kekuningan

Optik
:
Opak

Terdapatnya
:
Kalaverit selalu ditemukan dalam ura-urat hidrotermal temperatur rendah, tetapi juga banyak dalam endapan temperatur lebih tinggi. Ia betrasosiasi dengan silvanit


stibnit – sb2s3

Sistem kristal
:
Ortorombik

Belahan
:
Sempurna {010}

Kekerasan
:
2

Berat jenis (BJ)
:
4,63

Kilap
:
Logam berkilauan

Warna
:
Abu-abu timbal

Gores
:
Abu-abu timbal

Optik
:
Transparan, anisotrop, putih sampai abu-abu.

Terdapatnya
:
Ditemukan dalam urat-urat hidrotermal temperatur rendah atau endapan – endapan pengganti dan dalam endapan-endapan air panas. Ia berasosiasi dengan mineral antimon yang mana memiliki bentuk sebagai hasil dari dekompoisi dan dengan galena, sinabar, spalerit, barit, realgar, orpimen, dan emas.


realgar -ass

Sistem kristal
:
Monoklin

Belahan
:
Jelas {010}

Kekerasan
:
1,5-2

Berat jenis (BJ)
:
3.48

Kilap
:
Damar

Warna
:
Orange – kuning sampai merah - orange

Gores
:
Jingga sampai merah

Optik
:
Transparan bilamana segar  ; 2 V = 400; α ^ Z =110

Terdapatnya
:
Dalam urat-urat temperatur rendah berasosiasi dengan orpimen, stibnit, atau sinabar dan berbagai batu gamping dan dolomit juga batu lempung. Sebagai endapan air panas dan sublimasi volkanik.


pirargirit – agsbs2
Sistem kristal
:
Trigonal

Belahan
:
Jelas {1011}

Kekerasan
:
2,5

Berat jenis (BJ)
:
5.85

Kilap
:
Intan

Warna
:
Merah tua

Gores
:
Merah – ungu

Optik
:
Cerah, merah tua,so+

Terdapatnya
:
Banyak terdapat sebagai mineral-mineral terbentuk terakhir dalam urat-urat dengan kalsit, dolomit dan kuarsa berasosiasi dengan argentit dan perak.

4.3. HALIDA
HALIt -NaCl
Sistem kristal
:
Isometrik

Belahan
:
Sempurna {001}

Kekerasan
:
2,5

Berat jenis (BJ)
:
2,16

Kilap
:
Kaca

Warna
:
Bening, kekuningan, kemerahan, biru sampai keunguan

Gores
:
Kuning sampai putih

Optik
:
-

Terdapatnya
:
Dalam sedimentasi yang tebal berubah bentuk oleh evaporit dari air laut yang tertutup lagon-lagon. Karakteristik mineral-mineral asosiasinya adalah dolomit basal, anhidrit, gipsum, polihalit.


silvit - kcl
Sistem kristal
:
Kubik

Belahan
:
Sempurna {100}

Kekerasan
:
2

Berat jenis (BJ)
:
1,9

Kilap
:
Kaca

Warna
:
Bening, putih, keabu-abuan, kebiruan sampai merah

Gores
:
-

Optik
:
Transparan, isotrop

Terdapatnya
:
Sebagai dari halit tapi banyak yang tidak sama hanya pada terdapatnya dalam lapisan paling atas dari bagian garam memiliki konsentrasi  < 1,57% dari volume.


serargirit - agcl
Sistem kristal
:
Kubik

Belahan
:
Tidak ada

Kekerasan
:
2,5

Berat jenis (BJ)
:
5,55

Kilap
:
Damar

Warna
:
Bening bilamana asli, seringnya abu-abu sampai kekuningan.

Gores
:
-

Optik
:
Cerah, isotrop, n = 2,071

Terdapatnya
:
Dalam zona oksidasi dari urat-urat perak perak khususnya dalam daerah yang kering. Berasosiasi dengan perak nativ, limonit, oksida mangan dan juga malahit.


flourit – caf2

Sistem kristal
:
Kubik

Belahan
:
Sempurna {111}

Kekerasan
:
4

Berat jenis (BJ)
:
3,18

Kilap
:
Kaca

Warna
:
Ungu sampai biru, hijau biru, dan hijau.

Gores
:
Putih

Optik
:
Bening sampai ungu muda, isotrop, n = 1,434

Terdapatnya
:
Sebagai mineral pengiring dalam fumarol hidrotermal akhir dari granit. Banyak sebagai sebuah urat mineral khusus dalam mesotermal urat-urat timbal perak, bilamana ia mungkin sebagai mineral gang.

4.4. oksida-hidroksida
kuprit – cu2o

Sistem kristal
:
Kubik

Belahan
:
Tidak jelas {111}

Kekerasan
:
3,5-4

Berat jenis (BJ)
:
6,14

Kilap
:
Sublogam atau intan sampai tanah

Warna
:
Merah

Gores
:
Merah kecoklatan

Optik
:
Opak, anisotrop

Terdapatnya
:
Di dala oksidasi dari urat-urat tembaga, malakit, azurit dan tanda-tanda sulfida primer.


korundum – al2o3
Sistem kristal
:
Trigonal

Belahan
:
Tidak ada

Kekerasan
:
9

Berat jenis (BJ)
:
4,0

Kilap
:
Intan sampai kaca

Warna
:
Bervariasi, abu-abu, merah, muda, kuning, hijau.

Gores
:
-

Optik
:
so 2-1f

Terdapatnya
:
Sebagai mineral pengiring di dalam syenit nefelin. Di dalam pegmatit feldspar dan di dalam kontak metamorfosa batuan serpih dan bouksit. Proses metamorfosa di dalam daerah batugamping, dan juga di dalam endapan letakan.


hematit – fe2o3
Sistem kristal
:
Trigonal

Belahan
:
Tidak ada

Kekerasan
:
5-6

Berat jenis (BJ)
:
4,9-5,26

Kilap
:
Logam

Warna
:
Abu-abu baja sampai hitam besi

Gores
:
Merah gelap sampai coklat –merah

Optik
:
Opak

Terdapatnya
:
Hematit penyebaran meluas dalam berbagai batuan dan semua umur dan bentuk, penting untuk bijih besi. Ia mungkin terjadi sebagai hasil sublimasi dalam hubungannya dengan kegiatan gunungapi. Terjadi dalam endapan–endapan metamorfosa kontak dan sebagai mineral pengiring dalam granit. Ia ditemukan dalam batupasir merah sebagai material penyemen.


ilmenit – fetio3
Sistem kristal
:
Trigonal

Belahan
:
Tidak ada

Kekerasan
:
5-6

Berat jenis (BJ)
:
4,72

Kilap
:
Logam sampai sublogam

Warna
:
Hitam besi

Gores
:
Hitam

Optik
:
Opak, anisotrop

Terdapatnya
:
Sebagai butiran dalam batuan beku basa seperti gabro dan anorthit, sebagai seri ilmenit - magnetit atau ilmenit hematit. Endapan letakan di pantai sebagai ilmenit dan titanomagetit.


spinel – mgal2o4
Sistem kristal
:
Kubik

Belahan
:
Tidak ada

Kekerasan
:
8

Berat jenis (BJ)
:
3,5-4,1

Kilap
:
Kaca

Warna
:
Merah sampai biru, hijau, coklat ada bening.

Gores
:
Putih

Optik
:
Isotrop, n = 1,718

Terdapatnya
:
Terjadi sebagai mineral pengiring di dalam batuan beku basa, banyak dalam pegmatit, dalam proses metamorfosa batuan sedimen alumunium dan xenolit alumunium dalam batuan beku dan dalam kontak metamorfose di dalam batuan gamping.


krisoberil – beal2o4
Sistem kristal
:
Ortorombik

Belahan
:
Jelas {110}

Kekerasan
:
8,5

Berat jenis (BJ)
:
3,75

Kilap
:
Kaca

Warna
:
Berbagai wrna hijau seperti kehijauan, kuning dan coklat kehijauan.

Gores
:
Putih

Optik
:
so +, α = 1,76, β = 1,748, γ = 1,756

Terdapatnya
:
Dalam pegmatiti granit dan aplit, juga banyak dalam dalam skiss mika


rutil – tio2
Sistem kristal
:
Tetragonal

Belahan
:
Jelas {110}

Kekerasan
:
6-6,5

Berat jenis (BJ)
:
4,23

Kilap
:
Intan

Warna
:
Coklat kemerahan, kadang-kadang kuning atau hitam

Gores
:
Coklat muda

Optik
:
So, ω = 2,612, Є = 2,899

Terdapatnya
:
Sebagi mineral pengiring dalam batuan beku plutonik, granit dalam pegmatit di urat-urat kuarsa, juga sebagai mineral pengiring dalam gneies adn skis. Dalam endapan batuan sedimen seprti batu pasir.


brokit – tio2

Sistem kristal
:
Ortorombik

Belahan
:
Tidak jelas

Kekerasan
:
5,5 – 6

Berat jenis (BJ)
:
4,14

Kilap
:
Intan

Warna
:
Coklat dan coklat merah sampai hitam

Gores
:
Putih sampai abu-abu

Optik
:
so+

Terdapatnya
:
Dalam urat-urat temperatur rendah dalam gneis dan sekis. Kadang-kadang sebagai mineral pengiring dalam batuan beku dan batuan metamorfosa.


pirolusit – mno2

Sistem kristal
:
Tetragonal

Belahan
:
Sempurna {110}

Kekerasan
:
6-6,5

Berat jenis (BJ)
:
4,75

Kilap
:
logam

Warna
:
Hitam besi

Gores
:
Hitam besi

Optik
:
Opak, anisotrop

Terdapatnya
:
Mangan terbentuk kristal halus dalam berbagai batuan. Bilamana batuan mengalami penghancuran ia mungkin diendapkan kembali sebagai variasi mineral, tetapi pirolusit sebagai utma. Endapan nodul dari pirolusit ditemukan di dasar danau dari laut dangkal.


kasiterit – sn02
Sistem kristal
:
Tetragonal

Belahan
:
Tidak sempurna {100}

Kekerasan
:
6-7

Berat jenis (BJ)
:
6,99

Kilap
:
Intan sampai sublogam

Warna
:
Coklat kemerahan sampai hitam kecoklatan, kadang-kadang merah

Gores
:
Putih

Optik
:
So+ , ω = 2006, Є = 2,097

Terdapatnya
:
Di dalam urat-urat bersama kuarsa di granit. Tetapi ia umumnya banyak ditemukan dalam hidrotermal temperatur tinggi.


uranit – uo2
Sistem kristal
:
Kubik

Belahan
:
Tidak ada

Kekerasan
:
5-6

Berat jenis (BJ)
:
8-10 kristal ;6,5-8,5 material kolloform

Kilap
:
Sublogam

Warna
:
Hitam dan hitam kecoklatan

Gores
:
Hitam kecoklatan atau hitam kehijauan

Optik
:
Opak, abu-abu terang dengan kecoklatan, isotrop.

Terdapatnya
:
Dalam granit dan pegmatit syenit biasanya sebagai kristal. Berasosiasi dengan mineral zircon, tourmalin,   monazit, mika, feldsfar. Dan urat-urat temperatur tinggi dengan kasiterit. Dalam mesotermal sebagai urat-urat sulfida dengan pirit, kalkopirit, sphalerit, dan endapan galena. Sebagai butiran halus di dalam endapan letakan.


brukit-mg (oh)2
Sistem kristal
:
Trigonal

Belahan
:
Sempurna {0001}

Kekerasan
:
2,5

Berat jenis (BJ)
:
2,39

Kilap
:
Mutiara

Warna
:
Putih sampai hijau muda atu biru abu-abu.

Gores
:
Putih

Optik
:
So+ ω = 1,560 , Є = 1,580

Terdapatnya
:
Suatu alterasi temperatur rendah. Banyak hasil alterasi dari periklas dalam batugamping dolomit termetamorfosakan.


manganit – mn o (oh)
Sistem kristal
:
Monoklin

Belahan
:
Sempurna {010}

Kekerasan
:
4

Berat jenis (BJ)
:
4,35

Kilap
:
Sublogam

Warna
:
Abu-abu gelap sampai hitam

Gores
:
Coklat kemerahan samapi hitam

Optik
:
Anisotrop, opak

Terdapatnya
:
Sebagai urat mineral dengan barit, kalsit, dan siderit pada temperatur rendah. Ditemukan berasosiasi dengan oksida mangan lainnya dalam endapan – endapan yang dibentuk oleh air meteorik.

4.5. karbonat
kalsit –caco3
Sistem kristal
:
Heksagonal

Belahan
:
Sempurna {1011}

Kekerasan
:
3

Berat jenis (BJ)
:
2,71

Kilap
:
Kaca

Warna
:
Bening

Gores
:
Putih

Optik
:
So - , ω = 1,568, Є = 1,486

Terdapatnya
:
Sebagian besar terbentuk di laut, sebagai nodul dalam batuan sedimen. Urat-urat hidrotermal sebagai mineral gang, dalam berbgai batuan beku.


dolomit – camg (co3)2
Sistem kristal
:
Heksagonal

Belahan
:
Sempurna {1011}

Kekerasan
:
3,5-4

Berat jenis (BJ)
:
2,85

Kilap
:
Kaca

Warna
:
Bening putih sampai krem

Gores
:
Putih

Optik
:
So - , ω = 1,680, Є = 1,500

Terdapatnya
:
Terjadi sebagai lapisan batugamping magnesium. Sebagai mineral gang dalam urat-urat hidrotermal


aragonit – caco3

Sistem kristal
:
Pseudo heksagonal

Belahan
:
Baik {010}

Kekerasan
:
3,5-4

Berat jenis (BJ)
:
2,94

Kilap
:
Kaca

Warna
:
Bening, putih

Gores
:
Putih

Optik
:
α = z 1,530 , β = 1,758, γ A z 120

Terdapatnya
:
Pada temperatur rendah dari uap air panas atau rongga , terjadi dengan kalsit dan sulfur


azurit – cu3(oh)2 (co3)2
Sistem kristal
:
Monoklin

Belahan
:
Baik {100}

Kekerasan
:
3,5-4

Berat jenis (BJ)
:
3,77

Kilap
:
Kaca sampai intan

Warna
:
Biru

Gores
:
Biru

Optik
:
α = y 1,530 , β = 1,758, γ A z 120

Terdapatnya
:
Dalam oksidasi dan sepanjang urat-urat bijih tembaga  dengan malahit.

4.6. nitrat
soda nitrat - nano3
Sistem kristal
:
Trigonal

Belahan
:
Sempurna {1011}

Kekerasan
:
1,5-2

Berat jenis (BJ)
:
2,27

Kilap
:
Kaca

Warna
:
Bening atau coklat keputihan

Gores
:
-

Optik
:
ω= 1,587, Є = 1,336

Terdapatnya
:
Sebagai buah impregnasi di dalam tanah dari daerah kering, sepanjang bersama gipsum, anhidrit, halit dari garam.

4.7. tungsten dan molibdat
shelit – cawo4
Sistem kristal
:
Tetragonal

Belahan
:
Baik {101}

Kekerasan
:
4,5-5

Berat jenis (BJ)
:
6,1

Kilap
:
Kaca sampai damar

Warna
:
Putih kekuningan sampai kecoklatan

Gores
:
Putih

Optik
:
So + , ω = 1,920, Є= 1,934

Terdapatnya
:
Sebagai mineral temperatur tinggi dala urat-urat kuarsa dalam granit, berasosiasi dengan wolframit, molidenit, arsenopirit, kalkopirit, apatit, turmalin, topas, mika dan dan flourit. Juga dalam kontak metamorfosa dengan batugamping bersama garnet, diopsit, vesuvianit, sphen, hornblende, dan epidot.


wolframit – (fe2 mn)wo4
Sistem kristal
:
Monoklin

Belahan
:
Sempurna {010}

Kekerasan
:
4-4,5

Berat jenis (BJ)
:
7,0-7,5

Kilap
:
Sub logam sampai damar

Warna
:
Hitam sampai coklat

Gores
:
Mendekati hitam sampai coklat

Optik
:
α = y 2,17, β=2,22, γ ^ Z170 -210

Terdapatnya
:
Sering dlam pegmatit dan urat-urat kuarsa temperatur tinggi berasosiasi dengan granit. Banyak dalam urat-urat sulfida.


4.8. posfat, arsenat dan vanadian
monasit – (ca,la, y, th) po4
Sistem kristal
:
Monoklin

Belahan
:
Tidak jelas {100}

Kekerasan
:
5-5,5

Berat jenis (BJ)
:
4,8-5,4

Kilap
:
Damar

Warna
:
Kekuningan sampai coklat kemerhan

Gores
:
Putih

Optik
:
So+, Z ۸ c =20 - 60

Terdapatnya
:
Monasit adalah mineral jarang, terjadi sebagai mineral pengiring dalam granit, gneis, aplit dan pegmatit, juga sebagai butiran dalam batupasir.


vivianit – fe3(po4)2,.8h2o
Sistem kristal
:
Monoklin

Belahan
:
Sempurna {010}

Kekerasan
:
1,5-2

Berat jenis (BJ)
:
2,58-2,68

Kilap
:
Kaca

Warna
:
Bening tidak berubah, biru sdampai hijau berubah

Gores
:
Bening atau putih biru

Optik
:
So+, Z ۸ c = 290

Terdapatnya
:
Vivianit adalah mineral jarang dari pembentukan sekunder, berasosiasi dengan pirhotit dan pirit dalam ura-urat tembaga dan timah, dan sebagai bentuk pelapukan dari besi pospat, mangan primer dalam pegmatit. Juga ditemukan dalam lapisan lempung, mungkin berasosiasi dengan limonit, sering dalam rongga-rongga fosil.


ambligonit – lialfpo4
Sistem kristal
:
Triklin

Belahan
:
Sempurna {100}, baik{110},

Kekerasan
:
6

Berat jenis (BJ)
:
3,0 – 3,1

Kilap
:
Kaca

Warna
:
Putih sampai hijau muda atau biru

Gores
:


Optik
:
So - , β = 1,59, γ = 1,60-1,63

Terdapatnya
:
Ambligonit adalah mineral jarang diketemukan dalam granit, pegmatit, dengan spodumen, turmalin, lepidolit dan apatit.


apatit – ca5(f,cl,oh)(po4)3
Sistem kristal
:
Heksagonal

Belahan
:
Tidak baik {0001},

Kekerasan
:
5

Berat jenis (BJ)
:
3,15-3,20

Kilap
:
Kaca-sub damar

Warna
:
Hijau sampai coklat, juga biru, violet, dan bening.

Gores
:
-

Optik
:
So -, ω = 1,633, Є = 1, 630

Terdapatnya
:
Apatit terdapat sebagai mineral pengiring dalam semua kelompok batuan beku. Juga ditemukan pada batuan sedimen dan metamorfosa.

4.9. sulfat
barit – baso4

Sistem kristal
:
Ortorombik

Belahan
:
Sempurna {001}

Kekerasan
:
3-3,5

Berat jenis (BJ)
:
4,50

Kilap
:
Kaca

Warna
:
Putih atau bening

Gores
:
Putih

Optik
:
So +, α = 1,636, β = 1,639, γ = 1,648

Terdapatnya
:
Barit adalah mineral yang umum dan penyebaran yang luas. Ia selalu terjadi sebagai mineral gang dalam urat-urat hidrotermal, berasosiasi dengan bijih perak, tembaga, mangan, dan antimon. Ia juga ditemukan dalam urat-urat batu gamping dengan kalsit. Juga dalam batupasir dengan bijih tembaga.


anhidrit – caso4
Sistem kristal
:
Ortorombik

Belahan
:
Sempurna {010}, baik {001}

Kekerasan
:
3-3,5

Berat jenis (BJ)
:
2,89 – 2, 98

Kilap
:
Kaca smpai mutiara

Warna
:
Bening sampai kebiruan atau violet

Gores
:
Putih

Optik
:
So +, α = 1,570, β = 1,575, γ = 1,614

Terdapatnya
:
Dalam tubuh stratigrafi batuan pada pada bagian terbawah dari urutan evaporit. Sebagai ciri dari hasil basal dolomit dan menerus dlam lapisan garam (salt). Anhidrit banyak terjadi bersama gipsum dan sering berasosiasi dengan mineral tetapi tidak muncul.   


alunit – kal 3 (oh)6 (so)4
Sistem kristal
:
Heksagonal

Belahan
:
Sempurna {0001}

Kekerasan
:
4

Berat jenis (BJ)
:
2,6-2,8

Kilap
:
Kaca

Warna
:
Putih, abu-abu atau kemerahan

Gores
:
Putih

Optik
:
So + , ω = 1,572, Є = 1,592

Terdapatnya
:
Alunit dibentuk oleh alterasi hidrotermal dari batuan volkanik asm dan menengah, oleh larutan.


gypsum – caso4.2h2o
Sistem kristal
:
Monoklin

Belahan
:
Sempurna{010}

Kekerasan
:
2

Berat jenis (BJ)
:
2,32

Kilap
:
Kaca, juga mutiara

Warna
:
Bening, putih, abu-abu.

Gores
:
Putih

Optik
:
So-, α = 1,520, β = 1,523, γ = 1,530.

Terdapatnya
:
Gipsum adalah mineral yang umum dan penyebaran luas pada batuan sedimen, sering sebagai lapisan tebal. Ia sering berasosiasi dengan endapan halit, anhidrit, dan batugamping magnesium.

4.10. borak
borak – na2b4o5(oh)4 .8h2o.
Sistem kristal
:
Monoklin

Belahan
:
Sempurna {100} baik {110}

Kekerasan
:
2-2,5

Berat jenis (BJ)
:
1,71

Kilap
:
Kaca atau tanah

Warna
:
Bening atau putih

Gores
:
-

Optik
:
So - , Z ۸ c = -560

Terdapatnya
:
Dalam endapan-endapan evaporit dari danau yang tiadk kekal dalam daerah yang kering, sepanjang dengan halit, gipsum, kalsit, trona, dan soda nitrat.

4.11. silikat
olivin – (mg, fe)2 (sio4)
Sistem kristal
:
ortorombik

Belahan
:
Tidak ada

Kekerasan
:
6,5-7

Berat jenis (BJ)
:
3,27-4,37

Kilap
:
Kaca

Warna
:
Hijau kekuningan sampai hijau keabu-abuan.

Gores
:
-

Optik
:
So-, α = 1,674, β = 1,692, γ = 1,712

Terdapatnya
:
Olivin umumnya sebagai mineral pembentuk batuan dan sebagai mineral pengiring, dalam batuan basa seperti gabro, peredotit.


garnet group – a2b2 (sio4)2
Sistem kristal
:
Isometrik

Belahan
:
Buruk {110}

Kekerasan
:
6,5-7,5

Berat jenis (BJ)
:
3,5-4,3

Kilap
:
Kaca sampai damar

Warna
:
Merah, coklat, putih, hijau, hitam.

Gores
:
Putih

Optik
:
Bervariasi

Terdapatnya
:
Penyebaran mineral garnet sangat luas sekali, terjadi sebagai mineral pengiring dari batuan metamorfosa seperti skis mika dan skis hornblende dan juga gneis. Pada batuan beku seperti dike pegmatite dan granite.


zirkon – zr (sio4)
Sistem kristal
:
tetragonal

Belahan
:
Tidak jelas

Kekerasan
:
7,5

Berat jenis (BJ)
:
4,68

Kilap
:
Mika

Warna
:
Coklat, bening, abu-abu, hijau.

Gores
:


Optik
:
So +, ω = 1,923-1,960, Є = 1,968-2,015

Terdapatnya
:
Penyebaran mineral zirkon sangat luas sebagai mineral pengiring dalam kelompok semua batuan beku. Ia khususnya dalam batuan beku asam seperti granit, granodiorit, syenit dan monzonit, dan sangat banyak dalam syenit nefelin. Juga ditemukan dalam batu gamping kristalin, dalam gneis,  skis , juga dalam batupasir. 


andalusit – alalo(sio4)
Sistem kristal
:
Ortorombik

Belahan
:
Tidak ada

Kekerasan
:
7,5

Berat jenis (BJ)
:
3,16-3,20

Kilap
:
Kaca

Warna
:
Merah segar, coklat kemerahan, hiaju kekuningan

Gores
:


Optik
:
So-, α = 1,632, β = 1,638, γ = 1,643

Terdapatnya
:
Andalusit umumnya terbentuk oleh proses metamorfosa dari serpih alumunium sebagai akibat metamorfosa kontak dan regional.


silimanit- alalo(sio4)
Sistem kristal
:
Ortorombik

Belahan
:
Sempurna {010}

Kekerasan
:
6-7

Berat jenis (BJ)
:
3,23

Kilap
:
Kaca

Warna
:
Coklat, hijau muda dan putih

Gores
:
-

Optik
:
So+, α = 1,657, β = 1,658, γ = 1,677

Terdapatnya
:
Silimanit adalah mineral jarang dan diketemukan dalam gneis dan skis, dalam metamorfosa temperatur tinggi.


kianit - alalo(sio4)
Sistem kristal
:
Triklin

Belahan
:
Sempurna {100}

Kekerasan
:
5-7

Berat jenis (BJ)
:
3,56-3,66

Kilap
:
Kaca samSpai mutiara

Warna
:
Umumnya biru, sering berwarna gelap.

Gores
:
-

Optik
:
so-, α = 1,712, β = 1,720, γ = 1,728

Terdapatnya
:
Kianit adalah mineral pengiring dalam gneis dan skis mika, sering berasosiasi dengan garnet, staurolit dan korondum.


topas – al2(sio4)(f,oh)
Sistem kristal
:
Ortorombik

Belahan
:
Sempurna {001}

Kekerasan
:
8

Berat jenis (BJ)
:
3,4-3,6

Kilap
:
Kaca

Warna
:
Bening, kuning, merah muda, kebiruan, kehijauan.

Gores
:
-

Optik
:
so-, α = 1,600-1,629, β = 1,609-1,631, γ = 1,616-1,639

Terdapatnya
:
Ditemukan dalam rongga-rongga dari lava riolit dan granit, juga dalam batupasir.


sphen – catio(sio4)
Sistem kristal
:
Monoklin

Belahan
:
Jelas {110}

Kekerasan
:
5-5,5

Berat jenis (BJ)
:
3,4-3,55

Kilap
:
Damar sampai intan

Warna
:
Abu-abu , coklat, hijau, kuning, hitam.

Gores
:
-

Optik
:
so-, α = 1,900, β = 1,907, γ = 2,034

Terdapatnya
:
Sphen terbentuk kristal-kristal kecil umumnya sebagai mineral pengiring dalam granit, granodiorit, diorit, syenit, dan syenit nefelin. Juga dalam batuan metamorfosa seperti gneis, skis klorit, dan batugamping kristalin.


epidot – ca2(al,fe)al2o(sio4)(si2o7)(oh)
Sistem kristal
:
Monoklin

Belahan
:
Sempurna {001}

Kekerasan
:
6-7

Berat jenis (BJ)
:
3.35-3,46

Kilap
:
Kaca

Warna
:
Hijau gelap sampai hijau kekuningan sampai hitam

Gores
:
-

Optik
:
So -, α = 1,715-1,751, β = 1,725-1,784, γ = 1,784 -1,797

Terdapatnya
:
Epidot terjadi dalam batuan metamorfosa, hasil alterasi dari mineral feldpar, piroksen, amphibol, dan biotit. Sering berasosiasi dengan klorit. Epidot juga terbentuk selama proses metamorfosa pada batugamping yang murni dan khususnya karakteristik untuk endapan-endapan metamorfosa kontak.


beril – be3al(si6o16)
Sistem kristal
:
Heksagonal

Belahan
:
Tidak sempurna {0001}

Kekerasan
:
7,5-8

Berat jenis (BJ)
:
2,75-2,8

Kilap
:
Kaca

Warna
:
Hijau kekuningan sampai kuning terang

Gores
:
-

Optik
:
So -, ω = 1,566-1,608, Є = 1,562-1,600

Terdapatnya
:
Umumnya terjadi dalam batuan granit atau pegmatit, ia juga ditemukan dalam skis mika dan berasosiasi dengan bijih.


turmalin – (na,ca)(li,mg,al)3(al,fe,mn)6(oh)4(bo2)3(si6018)
Sistem kristal
:
Heksagonal
Belahan
:
Tidak ada
Kekerasan
:
7-7,5
Berat jenis (BJ)
:
3,0-3,25
Kilap
:
Kaca sampai damar
Warna
:
Umumnya hitam, juga coklat, biru, hijau, merah.
Gores
:
-
Optik
:
So -, ω = 1,635-1,675, Є = 1,610-1,650
Terdapatnya
:
Paling umum dan karakteristik untuk turmalin dalam pegmatit granit dan batuan  menengah. Juga ditemukan dalam batuan metamorfosa yaitu gneis dan skis.

No comments:

Post a Comment