Cara Menggunakan Kompas
(Monday, 14 August 2006) - Contributed by Administrator - Last Updated (Thursday, 07 September 2006)
TEHNIK NAVIGASI HANYA DENGAN MENGGUNAKAN KOMPAS
Ini merupakan pengetahuan yang mudah, dan bisa dikatakan tidak cukup untuk mengadakan perjalanan yang aman di
daerah yang tidak dikenal. Hal pertama yang hatus dimengerti adalah ARAH. Utara, Selatan, dan Barat. Perhatikan
kompas anda dan pelajari bagaimana sudut Utara merupakan sesuatu yang sangat penting.
Ada banyak macam kompas, ada yang pemakaiannya dengan menempelkan pada peta dan ada juga yang
pemakaiannya dengan memempelkan pada ibu jari kita. Kompas ibu jari (kompas bidik) banyak dipakai oleh para
orienteer yang selalu bergerak cepat, dan jenis kompas ini yang biasanya normal dipakai. Tapi ini bukanlah hal yang
tutorial
MENGENAL BAGIAN KOMPAS.
Temukan panah yang berwana merah dan hitam, yang disebut juga jarum kompas. Dan dibeberapa jenis kompas lain
ada yang berwarna merah dan putih. Tapi itinya, bagian yang merah selalu menunjukan arah magnetik bumi yaitu kutup
utara. Hal dasar inilah yang harus dipahami terlebih dahulu. Dan bagaimana caranya jika tujuan kita bukan ke Utara, tapi
arah lain? jawabnya simple saja, yaitu pada bagian kompas terdapat bagian yang bisa diputar yang disebut juga rumah
kompas. Pada bagian atas sisi dari rumah kompas akan ditemukan skala yang menunjukan angka 0 sampai 360 atau
dari 0 samapai 400. Itu semua adalah sudut derajat atau bearing dan kita juga akan menemukan huruf abjad N, S, W
dan E yang diartikan sebagai North (Utara), South (Selatan), West (Barat) dan East (Timur). Jika kita hendak menuju
kearah diatara dari dua arah diatas, yang dilakukan adalah mengkombinasikannya. Misalnya kita akan menuju kearah
diatara Utara dan Barat yaitu Barat Laut: yang dilakukan adalah, temukan sudut barat Laut pada rumah kompas, dan
putar rumah kompas sehingga sudut barat Laut berada persis diatas ujung penunjuk arah pada rumah kompas.
Peganglah kompas secara datar dengan begitu jarum kompas bisa berputar bebas, kemudian putarlah tubuh dan tangan
sehingga bagian utara dari jarum kompas yang berwarna merah menempel sama dengan bagian utara pada rumah
kompas. Hati-hati karena bagian ini sangat penting untuk diperhatikan. Jika sudut selatan jarum kompas yang menempel
pada utara rumah kompas, maka artinya kita berjalan pada arah berlawanan dari arah yang kita tuju. perhatikan hal ini
karena banyak pemula yang melakukan kesalahan pada bagian ini. Jadi selalu perhatikan untuk memastikan posisi kita
sudah benar.Prolem kedua yang kita sebut dengan local magnetic attraction.
Jika kita membawa sesuatu benda yang mengandung besi, hal ini akan memungkinkan terganggunya jarum kompas.
Bahkan staple pada peta akan memungkinkan terganggunya jarum kompas. Pastikan tidak adanya hal sejenis diatas
disekeliling kompas. Hal lain yang memungkinkan terjadinya gangguan magnetik pada tanah yang disebut juga magnetic
deviation, tapi hal ini jarang terjadi. Hal ini akan mungkin terjadi jika kita berada pada wilyah penambangan mineral yang
mengandung biji besi. Jika kita sudah yakin pada posisi yang benar, berjalanlah pada arah yang ditunjukan oleh ujung
penunjuk arah pada rumah kompas. Untuk menghindari keluar dari jalur, pastikan untuk selalu mengawasi kompas
secara kontinyu, katakan saja setiap seratus meter kita cek selalu posisi kompas. Tapi ini kadang cukup melelahkan
untuk menunduk terus, jalan keluarnya adalah temukan sesuatu objek yang jelas dan gampang dikenal pada jalur
lintasan kita dan pergilah menuju titik tersebut dari sana kemudian lakukan lagi hal yang sama dan jangan sampai
menyimpang dari titik koordinat lintasan kita. Tapi hal ini akan lebih penting lagi bila kita mempunyai peta. Ada hal yang
harus diperhatikan untuk menghindari menuju arah yang salah, yaitu : Matahari, pada sore hari matahari kira-kira berada
di Selatan (atau di Utara pada wilayah sounthern hemisphere), jadi jika anda menuju arah utara dan mendapatkan sinar
matahari pada wajah, itu artinya anda harus melakukan penentuan arah lagi.KAPAN KITA MEMERLUKAN TEHNIK
KOMPAS INI?
Jika kita berada dialam terbuka tanpa peta, dan kita tidak tahu berada dimana, tapi kita mengetahui adanya jalan, trail,
kali kecil , sungai atau sesuatu yang besar atau panjang yang mudah dikenali jika kita menuju arah yang benar. Dan kita
mengetahui arah mana yang harus ditempuh, setidak-tidaknya kira-kira kearah mana. Kemudian yang perlu dilakukan
adalah, arahkan penujuk arah pada rumah kompas ke arah yang akan dituju kemudian putarlah rumah kompas sehingga
jarum kompas yang berwarna merah menempel sama dengan bagian utara rumah kompas. Ikutilah langkah tersebut
diatas, akan tetapi hal ini saja tidak cukup, karena tidak begitu akurat. kita menuju arah yang benar, dan tidak akan
berputar-putar, tapi ini merupakan keberuntungankarena kita menemukan titik yang bisa dikenali pada lintasan ini.
Karena itulah hal deklinasi tidak dibahas. Karena deklinasi merupakan hal yang berhubungan dengan penggunaan peta.
Tapi jika kita bisa mengimajinasikan peta dan tahu apa itu peta, lakukanlah hal tersebut. Tapi rasa kita tidak akan begitu
akurat jadi deklinasi tidak membuat sesuatu yang berbeda. Jika kita melakukan perjalanan panjang pada medan yang
tidak dikenal, kita harus selalu membawa peta yang baik yang mengambarkan wilayah tujuan kita. Terlebih lagi jika kita
meninggalkan jalan setapak, ini akan lebih membuat penggunakan kompas dan peta lebih interaktif, dan pada saat itulah
kompas akan mejadi sesuatu yang sangat berharga.TIPE DARI KOMPAS
Kompas yang baik mempunyai rumah kompas yang berisi cairan, cairan tersebut menahan jarum kompas, sehingga kita
tidak harus terlalu memeggang kompas dengan posisi yang betul-betul diam. Hindarilah membeli kompas yang tidak
mempunyai cairan dalam rumah kompasnya.
Jarum kompas mempunyai dua warna, jika kompas dipegang rata, bagian merah akan mengarah ke utara dan yang
putih kearah selatan. Hal yang menarik adalah adanya nothern dan southern hemisphere kompas. Ini merupakan
keharusan karena adanya fakta akan bidang garis magnetik, yang mana tempat terpasangnya jarum kompas,
menunjukan sudut bumi pada kutup magnetik utara dan selatan. Pada northern hemisphere bagian ujung utara dari
jarum kompas tertarik kearah bawah, dan ujung utara merupakan pengantisipasi keseimbangan jarum kompas. Jika kita
menggunakan northern hemisphere kompas, katakan saja Australia, bagian ujung utara magnet akan tertarik kearah
bawah dari bidang magnetik, dan juga lebih berat dari pada ujung utara - hal ini membuat jarum kompas terarah dan
berpindah pada bagian bawah dari rumah kompas jika compas di pegang horisontal. Kompas yang baik akan bertahan
http://contents.highcamp.info - highcamp the adventures, Indonesia adventures infoPrmowaetiorend by Mambo Generated: 10 June, 2010, 06:46
lama. akan tetapi, kadang-kadang ada suatu hal yang tidak beres pada kompas, komponen plastiknya rusak, atau rumah
kompasnya bocor. Dalam waktu yang panjang, cairan dalam rumah kompas mungkin akan berubah warna menjadi biru
kehijauan. Dan sangat jarang bidang magnetik dari jarum kompas berubah, misalnya ujung utara erubah menjadi ujung
selatan.ADA DUA MACAM KOMPAS ORIENTEERING.
1.BASE PLATE ATAU PROTRACTOR COMPASS
Jenis kompas ini dikembangkan oleh Kjellstrm bersaudara dimasa era perang dunia ke II dan terdiri dari piringan dasar
bersegi empat, yand diberi tanda dengan anah panah merah yang menunjukan arah axis, dan rumah kompas yang bisa
diputar diberi tanda dengan sudut (360 derajat untuk lingkaran penuh dari keseluruhan dunia, tapi hanya 400 pada
beberapa kompas Eropah). Pada bagian dasar dari rumah berputar dari kompas diberi tanda dengan panah dan set
garis paralel pada tandah panah tersebut. Sebagai tambahan kadang juga ada tali untuk mengikatkan kompas pada
pergelangan tangan, sisi penggaris dengan ukurannya untuk digunakan mengukur jarak pada peta, kaca pembesar
untuk membaca peta lebih baik dan contoh dari lingkaran serta segitiga untuk membuat tanda yang digunakan kursus
orieentaring pada peta.2. THUMB COMPASS (kompas jempol)
Pada pertengahan tahun 1980'an, top Swedia orienteer membuat alternatif pada kompas type dasar piringan dengan
menipiskan dasar piringannya dan menempatkan strap pada kompas yang nantinya akan dipakai pada ibu jari. Kompas
ini dipakai pada ibu jari tangan kiri, yang melekatkannya pada peta. Kelebihan dari system ini adalah peta dan kompas
selalu dibaca sebagai satu unit, peta lebih gampang dan lebih cepat diluruskan, ditambah lagi tangan yang satunya
bebas, kekurangannya adalah karena kakuratannya membuat agak sulit pada bearing. Kecendrungan pribadi biasanya
memutuskan type kompas yang dipakai; pemedang kejuaraan dunia orienteering telah menang dengan menggunakan
kedua type kompas diatas.
Ada dua basic skill yang diperlukan oleh orienteer yaitu, Peta Orienting dan Menghitung Bearing.
MENGGUNAKAN KOMPAS UNTUK ORIENTASI PETA
Ini merupakan keahlian yang mudah, dan juga merupakan hal penting pada penggunaan kompas. sbb:Peganglah peta
secara horisontal
Letakan kompas diatas bidang datar peta
Putar peta sampai garis utara pada peta (bisa ditemukan dua garis lurus berujung panah yang menunjukan utara
magnetik atau bagian atas dari abjad yang terdapat di peta adalah utara peta) sampai sama dengan utara kompas.
Sekarang peta sudah terorientasi pada medan. Ini membuatnya lebih mudah dibaca MENGHITUNG BEARING
Setiap arah bisa dinyatakan sebagai sudut yang terhubung dengan utara. Pada militer ini disebut "Azimuth" dan bearing
dinyatakan sebagai jumlah derajat. Orienteer menggambil jalan keluar yang gampang, dengan mensetting sudut pada
kompasnya dan menjaga jarum kompasnya, dan ini membuat mereka tetap bergerak pada arah yang benar. Instruksi
langkah-langkah mudah cara mengeset bearing ada pada dasar kompas type baseplate adalah:Letakan kompas diatas
peta penunjuk arah mengarah kearah tujuan kita.
Putar rumah kompas sehingga tanda panahnya yang terdapat pada dasar plastiknya paralel dengan panah yang
tegambar pada peta (pastikan mata anak panahnya mengarah ke utara bukan selatan).
Pisahkan kompas dengan peta dan pengganglah peta didepan kita jadi dengan begitu arah perjalanan kita terbentang
didepan kita.
Putarlah tubuh sehingga jarum kompas tepat pada tanda panah didasar rumah kompas.
Pilihlah sebuah objek jelas didepan kita yang terletak dijalur perjalanan kita, ulangi prose ini(cara ini kita bisa memutari
rintangan dan tetap berada pada jalur bearing kita). SEBERAPA PENTINGNYA SEBUAH KOMPAS?
Peralatan yang paling penting yang digunakan pada orienteering adalah otak manusia. Satu peralatan lain yang diijinkan
dan digunakan secara general yaitu: Kompas. Kompas sangat berguna sebagai penghitung bearing dan untuk orientasi
peta, sehingga membuat peta cocok dengan medan. Tapi mungkin, di hampir banyak area, untuk melakukan sebuah
jalur sangat mudah dan efisien tanpa kompas (sebagai pengecualian: akan sangat sulit untuk bernavigasi pada area
yang kurang tanda-tanda alamnya tanpa kompas). Hanya kompas yang legal digunakan pada orienteering. Altimeter
sangat dilarang dan GPS unit termasuk yang dilarang oleh peraturan. Sudah merupakan pernyataan yang jelas kalau
GPS unit sangat berguna dan alat yang sangat menolong, tapi saat dipertanyakan bagaimana bila setiap orienteer
mengunakan GPS unit dalam setiap perlombaan? orienteering merupakan hal yang tidak menarik lagi. Bagi pemula
dalam orienting, wajib dan perlu mengenal pengetahuan dasar kompas dan piawai dalam membaca peta.MEMAKAI
KOMPAS DALAM SUATU INTERAKSI DENGAN PETA
Ini merupakan pelajaran yang sangat penting, dan harus kita ketahui secara baik. Bila kita menggunakan kompas dan
peta, maka akan terasa sekali kegunaan kompas, dan kita akan bisa bernavigasi di medan yang tidak dikenal dengan
lebih akurat walaupun tanpa mengikuti jalan setapak. Tapi ini membutuhkan latihan dan pengalaman, disini kita tidak
membahas secara khusus mengenai peta, sebab hal tersebut bisa anda dapatkan pada subjek lain di situs ini. Tapi
pelajaran ini akan lebih bermafaat jika kita juga mempunyai kemampuan merasakan apa yang dikatakan oleh
peta.Kembali ke pelajaran kompas.
Pada prinsipnya pelajaran ini sama dengan yang sebelumnya, kita akan menggunakan peta untuk mengetahui yang
benar dan bukan berdasarkan intuisi kita.
Pegang Peta: Pada contoh kita yang pertama, kita perhatikan peta yang dibuat untuk orintasi, dan ini sangat jelas???
sebenarnya tidak juga, mari kita lihat peta yang kita buat secara fiktif dalam imaginasi kita.
Menuju Titik: Kita akan bergerak dari jalan setapak melintasi titik A ke arah batu di B. Tentu saja untuk membuat metode
ini bisa berhasil kita harus tahu betul posisi kita di titik A tersebut. Apa yang kita lakukan? letakan kompas diatas peta
http://contents.highcamp.info - highcamp the adventures, Indonesia adventures infoPrmowaetiorend by Mambo Generated: 10 June, 2010, 06:46
sehingga sisi dari kompas ada pada titik A. Sisi tersebut harus kita gunakan, sisi tersebut harus paralel dengan arah dari
panah penunjuk arah perjalanan. Dan kemudian tempatkan titik B disuatu tempat disepanjang sisi yang sama,
gambarannya seperti itu. Tentu saja, kita bisa menggunakan panah penunjuk arah tersebut, atau satu dari garis paralel,
tapi biasanya, lebih mudah menggunakan sisi. Pada titik ini, beberapa instruktor mengatakan bahwa kita harus
menggunakan pencil dan menggambarkan garis sepajang arah kita. Tapi sebaiknya jangan, pertama, ini membutuhkan
waktu, kedua, jika kita mendapatkan cuaca yang basah, akan membuat rusak peta kita, atau jika berangin, kita mungkin
akan kehilangan peta tersebut. Kita harus menyimpan peta (sebaiknya dalam kantong anti air) yang transparan. Dan jika
berangin ikatkan pada lengan atau ransel kita. Yang paling penting adalah jika kita menggambarkan terlalu banyak garis
pada peta, iniakan membuat kita akan kehilangan hal-hal yang detail pada peta tersebut.
Saatnya untuk berhati-hati: Sisi dari kompas, atau juga panah penunjuk arah, harus mengarah dari titik A ke B. dan lagi,
jika kita melkukannya dengan salah, kita akan melangkah kearah yang berlainan dari arah yang seharusnya kita tuju.
Jadi selalu periksa lagi, para pemula kadang membuat kesalahan pada point ini.
Jaga dan tempatkan kompas selalu stedy pada peta: Apa yang akan kita lakukan selanjutnya adalah kita harus
meluruskan garis orientasi dan panah orientasi dengan garis meridian peta. Garis pada peta menuju Utara, jadi, saat kita
meluruskan sisi kompas dengan hati-hati dari A ke B, putar rumah kompas sehingga garis orientasi pada rumah kompas
sejajar dengan garis meridien peta. Selama proses ini, jangan perdulikan apa yang terjadi pada jarum kompas. Ada
beberapa kesalahan serius yang bisa terjadi disini. Mari kita ambil masalah tersebut dengan mengambil arah lawannya
terlebih dahulu. Kita harus benar-benar mengerti dimana utara pada peta, dan benar-benar yakin kalau panah orientasi
mengarah kearah utara pada peta. Normalnya, utara adalah bagian atas dari peta. Kesalahan yang mungkin terjadi
adalah membiarkan panah orientasi mengarah ke arah selatan dari peta.
Dan kemudian, perhatikan sisi dari kompas: Jika sisinya mengarah sepanjang garis dari A ke B maka saat kita selesai
memutar rumah kompas, kita akan mendapatkan kesalahan pada arah kita, dan bisa membuat kita keluar dari jalur. Jika
kita yakin menggunakan rumah kompas dengan benar, kita bisa memisahkan kompas dengan peta. Dan sekarang, kita
bisa dengan nyata membaca bering dari rumah kompas, dari arah dimana rumah kompas bertemu dengan panah
penujuk arah. Yakinkan jika rumah kompas tidak berputar, sebelum kita mencapai titik B. Langkah terakhir adalah sama
dengan pelajaran sebelumnya. Pegangalah kompas pada tangan. Dan sekarang kita harus memegannya sedatar
mungkin, sehingga jarum kompas bisa bebas berputar. Lalu putarlah tubuh kita sehingga jarum kompas sejajar dengan
garis didalam rumah kompas. Kesalahan lagi jika kita membiarkan jarum kompas mengarah ke selatan. Bagian merah
dari jarum kompas harus menunjukan arah utara pada rumah kompas, atau kita akan bergerak kearah yang berlawanan.
Saatnya untuk bergerak: Tapi untuk melakukan itu dengan akurasi yang optimal, kita harus melakukannya dengan cara
yang special juga. Peganglah kompas ditangan, dengan jarumnya sejajar dengan arah panah orienting, kemudian bidik
sasaran sehati-hati mungkin, pada arah menunjuk ke arah dari panah perjalanan. Carilah sesuatu yang bisa dijadikan
tanda di medan yang dituju, dan berjalanlah kearah sana. Saat bergerak pastikan bahwa rumah kompas tidak berputar.
Jika kita di hutan yang rapat, kita harus selalu mencari arah beberapa kali. Dengan cara ini diharapkan kita bis mencapai
titik B dengan selamat. Akan tetapi, kadang-kandang atau sering juga terjadi apa yang disebut dengan magnetic
declination. MENENTUKAN ARAH TANPA KOMPAS
Kita tersesat, benar-benar tersesat. Berdiri disuatu tempat yang tidak kita ketahui, dan kita tidak tahu harus kemana. Kita
dalam masalah, hal yang pertama yang harus diingat adalah, Tetap tenang, berpikir rasional, dan kita bisa bertahan
dalam waktu lama tanpa makan. Yang kita butuhkan adalah air. Hal yang lebih detail tentang survival ada pada bagian
lain dari situs ini. Disini hanya membahas bagaimana menghadapi situasi mencari jalan tanpa kompas. Apa yang kita
punya adalah, matahari, bintang, dan alam disekeliling kita. Halaman ini lebih membahas bagian dari northern
hemisphere dari bumi, utara sebenarnya 23.5° , akan tetapi metode yang dijelaskan disini juga bisa berlaku di southern
hemisphere, tapi dibeberapa tempat mungkin perlu untuk menukar utara jadi selatan agar menjadi benar. Sangat
diharapkan agar kita bisa memahaminya.Sebagai permulaan: Mungkin akan merupakan ide yang bagus untuk mendaki
keatas bukit, dan melakukan orientasi pada alam sekeliling. Cobalah untuk mencari tanda-tanda dari kehidupan
manusia. Jika tidak menemukan apa-apa, kita harus mencoba menemukan arah yang baik untuk memulai pergerakan.
jika kita tidak mempunyai peta, cobalah menggambarnya jika kita bisa memandang medan didepan kita, dan cobalah
menandai dimana utara dengan cara menggunakan metode dibawah. Jika kita mempunyai peta, cobalah untuk
menentukan dimana kita berada, Ingat, kita tidak harus mendaki lagi bukit yang seharusnya tidak kita daki. Juga kita
harus hati-hati untuk tidak mendaki dan memboroskan energi karena kita sudah sangat lelah. Pada saat seperti ini kita
seharusnya tetap berada dimana kita berada. Cara mencari perhatian untuk bantuan ada pada bagian survival pada
situs ini.
Mari kita mulai dengan metode yang paling akurat:
Pada metode ini sangat dibutuhkan langit dalam keadaan cerah, dan membutuhkan banyak waktu. Salah satu dari
keuntungannya adalah kita tidak membutuhkan peralatan apapun. Yang diperlukan hanyalah sebuah tongkat kira-kira
dengan panjang 1 meter, dua tongkat kecil atau batu. tongkat lain atau batu yang perlu sedikit diruncingkan dan sesuatu
yang bisa dipakai sebagai tali.
Pagi hari, atau paling tidak sebelum siang, trik dimulai: Tancapkan tongkat yang panjang diatas tanah. Dan tanah
disekitar tongkat harus datar. Sekarang, kita bisa meletakan salah satu tongkat kecil diatas tanah persis dimana ujung
bayangan dari tongkat. Kemudian ikatkan tali pada dasar dari tongkat, dan ikat juga tongkat yang kecil pada masinghttp://
contents.highcamp.info - highcamp the adventures, Indonesia adventures infoPrmowaetiorend by Mambo Generated: 10 June, 2010, 06:46
masing ujungnya
http://contents.highcamp.info - highcamp the adventures, Indonesia adventures infoPrmowaetiorend by Mambo Generated: 10 June, 2010, 06:46
Sir Mild
Everybody has a Mild life.
Wednesday, April 25, 2012
Latar belakang Masalah, Rumusan Masalah dan Tujuan Penelitian
Latar belakang
Masalah,
Rumusan
Masalah dan Tujuan Penelitian
Latar Belakang Penelitian
Sebenarnya, latar belakang penelitian merupakan sebab-sebab (alasan)
mengapa suatu masalah atau hal itu menarik untuk diteliti. Alasan tersebut
dapat diperinci menjadi alasan objektif dan alasan subjektif.
Alasan objektif merupakan alasan yang langsung menyangkut topik penelitian
dengan objek yang akan diteliti. Secara objektif, alasan penelitian dilakukan
dapat dikategorikan menjadi beberapa hal yaitu :
a.
Arti penting atau peranan topik
pembicaraan/ penelitian
Maksudnya, topik pembicaraan/penelitian yang
diangkat akan memberikan manfaat dan peranan yang penting dalam hubungannya
dengan ilmu pengetahuan dan kehidupan sehingga hal tersebut harus diteliti.
b.
Perlunya pengembangan/peningkatan
di bidang topik penelitian
Ini merupakan lanjutan dari penelitian/
hasil/teknologi yang telah ada terdahulu. Dengan pengembangan penelitian yang
dilakukan akan menghasilkan kemanfaatan yang lebih besar bagi ilmu pengetahuan,
ditemukannya metode/teknologi baru yang lebih efektif, dan lain-lain yang
merupakan hasil tindak lanjut dari yang sudah ada sebelumnya.
c.
Perlunya saran/masukan sebagai
bahan pembinaan/ peningkatan/ pengembangan di bidang topik penelitian.
Ini merupakan penelitian yang akan dilakukan untuk
menguji ulang atau mendapatkan hasil yang baru sesuai dengan topik penelitian
yang sama. Sehingga hasil yang diperoleh nantinya akan berguna sebagai bahan
pertimbangan untuk peningkatan/pengembangan hasil penelitian tersebut.
d.
Perlunya penelitian dilakukan
untuk alasan kemanfaatan praktis (terapan, keterampilan, pengetahuan, dll) atau
alasan kemanfaatan keilmuan (pengembangan teori, dll).
Latar belakang secara objektif kebanyakan merupakan alasan yang diperoleh
karena masalah yang akan menjadi topik penelitian sudah ada sebelumnya, atau
sudah diangkat sebelumnya. Sehingga dalam latar belakang penelitian, perlu
diberikan tinjauan pustaka, data-data kuantitatif maupun kualtatif serta acuan
berbagai masalah yang berkaitan dengan objek atau topik penelitian anda. Secara
garis besar, dalam latar belakang diberikan informasi baik dari acuan pustaka
maupun hasil observasi awal yang telah dilakukan terhadap topik penelitian itu.
Contoh latar belakang penelitian secara objektif adalah sebagai berikut.
Judul : Pengaruh Ekstrak Daun
Pepaya terhadap Struktur Saluran Pencernaan Rattus sp.
Jamu brotowali telah banyak
digunakan oleh nenek moyang kita untuk menambah nafsu makan. Jamu brotowali
sendiri merupakan campuran dari daun brotowali dan daun pepaya yang dihaluskan
untuk diambil sarinya. Pada penelitian terdahulu, telah diperoleh informasi
bahwa ekstrak daun pepaya mengandung enzim papain sebesar 0,05% berat basah.
Enzim papain sendiri merupakan enzim yang mampu menghidrolisis protein
(Suryono, 1999). Oleh sebab itu, ibu-ibu rumah tangga banyak memanfaatkan daun
pepaya untuk melunakkan daging.
Sebagian besar sel tubuh kita
tersusun oleh protein. Protein juga merupakan komponen penyusun sel epitel
saluran pencernaan. Dengan demikian, penelitian ini dilakukan untuk mengetahui
apakah terjadi perubahan struktur saluran pencernaan pada tikus yang sesaat
diberi ekstrak daun pepaya. Penelitian ini penting dilakukan karena bila
ternyata terjadi perubahan struktur saluran pencernaan yang mengarah ke
abnormalitas fungsi, maka dalam mengkonsumsi jamu brotowali perlu diwaspadai.
Sedangkan secara subjektif, sebab mengapa penelitian dilaksanakan adalah
karena keterkaitan antara peneliti dengan objek penelitian. Alasan subjektif
menyangkut diri subjek/peneliti sendiri, misalnya karena adanya hubungan atau
pengalaman tertentu antara subjek terhadap objek penelitian. Untuk lebih
memahami alasan subjektif, bacalah cerita di bawah ini.
Amy tinggal di perumahan padat
penduduk yang sebagian besar mata pencaharian warga disekitarnya adalah
pedagang. Kebetulan, disamping rumah Amy adalah rumah Ibu Yum yang berjualan
Lotek. Suatu ketika, Amy memesan lotek pedas di rumah Ibu Yum. Amy heran ketika
melihat Ibu Yum memasukkan dan menghaluskan gagang lombok beserta bumbunya.
Tanya Amy, ”Kenapa gagang lomboknya dimasukkan, tidak dibuang Bu?”. Ibu Yum
menjawab ”Supaya tidak sakit perut karena kepedasan”.
Karena Amy seorang yang kritis,
dia menangkap adanya permasalahan bahwa bagaimana bisa gagang lombok dapat
mencegah sakit perut akibat pedasnya cabe. Dari alasan itulah kemudian Amy
mencari informasi lebih banyak lagi dengan melakukan serangkaian metode ilmiah.
Dari alasan tersebut, terlihat bahwa Amy memulai penelitian dengan alasan
subjektif. Adanya ketertarikan akibat pengalaman tertentu yang dialami oleh Amy
tersebut mengantarkan Amy memulai sebuah penelitian.
Perumusan Masalah
Perumusan masalah merupakan tindak lanjut dari penemuan suatu masalah.
Permasalahan yang ingin dicari jawabannya harus sungguh-sungguh tegas dan
jelas. Perumusan masalah merupakan usaha untuk menyatakan secara tertulis
pertanyaan-pertanyaan yang ingin dicari jawabannya melalui penelitian. Dalam
merumuskan masalah juga seharusnya tidak asal-asalan. Ada beberapa hal yang
harus diperhatikan dalam merumuskan suatu permasalahan
a.
Dalam merumuskan masalah hendaknya diketahui
kedudukan penelitian yang akan dilakukan dengan penelitian lain. Apakah
permasalahan yang diangkat benar-benar baru dan belum pernah ada sebelumnya,
atau permasalahan yang diangkat merupakan tindak lanjut, pengembangan, atau
pengulangan penelitian yang telah ada sebelumnya. Perlu diketahui juga masalah
mana yang sudah dijawab dalam topik penelitian sebelumnya, mana yang belum
dijawab.
b.
Dari masalah atau pertanyaan yang belum terjawab
itu dipilih pertanyaan yang dapat menjadi topik penelitian.
c.
Masalah yang dirumuskan harus spesifik, jelas,
singkat, dan padat yang dirumuskan dalam kalimat tanya. Mengapa kalimat tanya?
agar dalam melakukan penelitian, semua terarah untuk menjawab pertanyaan dalam
perumusan masalah dan penelitian tersebut fokusnya untuk pemecahan masalah.
Semua perumusan masalah (atau ada
juga yang menyebut dengan pertanyaan penelitian) harus dapat mencerminkan
tujuan penelitian tersebut dilaksanakan. Perumusan masalah tidak boleh terlalu
luas dan menyebar. Jika mungkin, dibuat sub-masalah yang lebih spesifik agar
penelitian yang dilakukan menjadi terarah.
Contohnya, dalam perumusan masalah dipertanyakan
Bagaimana gagang lombok dapat mencegah sakit perut akibat rasa peda cabe?
Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian merupakan satuan yang selaras dari perumusan masalah
dan manfaat penelitian. Secara umum, tujuan penelitian adalah pernyataan
jawaban atas pertanyaan mengapa anda ingin melakukan penelitian tersebut.
Biasanya dalam penulisan tujuan adalah sesuai dengan perumusan masalah.
Tujuan penelitian dapat dibedakan menjadi tujuan umum (general purposes)
dan tujuan khusus (spesific purposes). Adanya tujuan ini dimaksudkan pula agar
apa yang ingin dicapai dengan adanya penelitian ini dapat diketahui dan dapat
diukur tingkat keberhasilannya. Penulisan tujuan dirumuskan dalam bentuk
kalimat yang afirmatif. Bila sekiranya akan timbul perbedaan penafsiran, perlu
diberikan definisi istilah dan variabel-variabel penelitian yang bersangkutan.
Contohnya, dalam perumusan masalah dipertanyakan Bagaimana pengaruh
ekstrak daun pepaya terhadap struktur sel epitel saluran pencernaan pada tikus
putih?
Maka tujuan
penelitiannya (Spesific purposes) adalah :
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh
ekstrak daun pepaya terhadap struktur sel epitel saluran pencernaan pada tikus
putih.
Manfaat Penelitian
Pada
intinya, manfaat penelitian menguraikan seberapa jauh kebergunaan dan
kontribusi hasill penelitian anda. Manfaat penelitian/penulisan dapat
diuraikan secara terpisah. Maksudnya, manfaat penelitian tersebut dapat
diperinci lagi kepada pihak-pihak yang berkepentingan terhadap penelitian anda.
Manfaat penelitian dapat dibedakan menjadi kepentingan praktis, kepentingan
bidang keilmuan, atau kepentingan bidang profesi peneliti, instansi/organisasi,
atau kelompok tertentu.
Modul Mineral
M
|
acam-macam sifat fisis mineral yang terpenting dalam pengamatan
mineral secara megaskopis adalah :
1. Warna (Colour)
2. Kilap (Luster)
3. Cerat (streak)
4. Belahan (cleavage)
5. Pecahan (fracture)
6. Kekerasan mineral (hardness)
7. Sifat dalam (tetanitas)
8. Berat jenis (specific
gravity)
9.
Kemagnitan
(magnitisme)
10. Kelistrikan (electric)
2.1.
Warna.
Warna mineral adalah warna yang kita tangkap dengan
mata bilamana mineral tersebut terkena sinar. Warna ini penting untuk
membedakan antara warna yang disebabkan oleh campuran atau pengotoran dan warna
asli elemen-elemen utama pada mineral tersebut. Banyak pula mineral yang
dinamakan berdasarkan warna mineralnya misalnya :
Albit (bahasa Yunani albus = putih)
Chlorit (bahasa Yunani chloro = hijau)
Melanit (bahasa Yunani melas = hitam)
Rhodonit (bahasa yunani rodon = merah jambu)
Eritorit (bahasa Yunani erythos =merah)
Warna asli dari elemen-elemen utama pada mineral (ediochromatis), yaitu merupakan warna
yang tetap dan karakteristik, misalnya :
Pirit =
kuning loyang
Magnetit =
hitam
Malachit =
hijau
Belerang = kuning
Azurit =
biru
Warna karena adanya pengotoran (allochromatis) ini merupakan warna yang tidak tetap atau tidak
berubah-ubah, misalnya :
Kwarsa – tidak berwarna tetapi karena pengotoran warna
dapat berubah-ubah menjadi :
-
violet (amesthyst)
-
merah
jambu
-
coklat
kehitam-hitaman dan lain sebagainya.
Halit – warnanya bermacam-macam :
-
abu-abu
-
kuning
-
coklat
gelap
-
merah
jambu
-
dan
bervariasi biru.
Di samping itu ada beberapa elemen terutama pada
mineral-mineral berat yang memberikan efek warna tertentu, misalnya :
Mineral sekunder mengandung :
-
Tembaga
– hijau kebiruan
-
Vanadium
– merah
-
Uranium
– kuning
-
Mangan
dalam silikat karbonat merah jambu
-
Silikat
berbesi – hijau gelap sampai hitam.
Bagi orang yang berpengalaman dan mempunyai keahlian
untuk membedakan, maka warna sangat berguna untuk menentukan nama mineral.
Warna berhubungan langsung dengan
komposisi seprti pada mineral-mineral yang mengandung unsur : Ti, V, Mn, Fe,
Ni, Co, dan unsur-unsur Cu. Ada kalanya warna mineral telah diperkuat oleh
adanya sebuah unsur yang terdapat dalam dua jenis valensi, misalnya pada
mineral yang mengandung besi, apabila besi itu seluruhnya terdapat dalam satu
valensi (fero atau feri saja) biasanya berwarna pucat, tetapi jika terdapat
dalam dua valensi (fero dan feri) akan berwarna hijau tua hingga hitam.
2.2. Kilap (luster)
Merupakan sifat optis dari mineral yang rapat
hubungannya dengan refleksi dan refraksi. Kilap sebagai hasil pantulan cahaya
dari permukaan mineral . Intensitas dari kilap sebenarnya tergantung kwantitas
cahaya pantul dan pada umumnya tergantung pada besarnya indeks refraksi
mineral.
Kilap
dapat dibagi mejadi ;
a) Kilap logam (metalic
luster)
Mineral – mineral opak dalam fragmen-fragmen yang
tipis dan mempunyai indeks refraksi ( n = 3 ) atau lebih pada umumnya mempunyai
kilap logam, misal : pirit, galena, sulfida, logam alam.
b) Kilap sub metalik
Kilap sub metalik terdapat pada mineral –mineral semi
opak sampai opak dan mempunyai indeks refraksi (n = 2,6 dan 3). Contoh :
mineral cuprit, cinabar, hematit, alabandit.
c) Kilap bukan logam (non
metalic luster)
Kilap
bukan logam biasanya terlihat pada mineral-mineral yang mempunyai warna-warna
muda dan dapat melukiskan cahaya pada bagian-bagian yang tipis. Kilap bukan
logam dapat dibadakan menjadi :
-
Kilap
kaca (vitreous luster)
Kilap seperti pada pecahan kaca, contoh :
kwarsa, flourit, halit, karbonat, sulfat, silikat, spinel, corundum, garnet,
leucit.
-
Kilap
intan (adamantine luster)
Adalah kilap yang sangat cemerlang seperti
berlian. Contoh : intan, zircon, kasiterit, belerang, rutil.
- Kilap damar (resinous luster)
kilap seperti pada damar, kombinasi dari
warna kuning dan coklat. Contoh : sfalerit.
-
Kilap
lemak (greasy luster)
Kilap seperti lemak, seakan-akan berlapis
dengan lemak. Contoh : nefelin, halit yang sudah berhubungan dengan udara
bebas.
- Kilap sutera ( silky luster)
Kilap seperti sutera, biasanya terdapat
pada mineral-mineral yang menyerat. Misalnya : asbes, serpenten, gips.
-
Kilap
mutiara ( pearly luster)
Kilap seperti mutiara, biasanya terlihat
pada bidang-bidang belah dasar. Contoh : talk, mika, gips yang kristalnya
kasar.
- Kilap tanah (earthy luster)
Kilap yang biasanya terlihat pada
mineral-mineral yang kompak. Contoh : kapur, diatomea, kaolin, pirolusit.
-
Kilap
lilin (waxy luster)
Kilap seperti lilin, contoh : serpenten,
cerargirit.
Pada umumnya orang dapat dengan mudah
sekali membedakan antara kilap logam, dan bukan logam. Akan tetapi biasanya tidak
dapat atau sukar melihat dengan teliti perbedaan jenis kilap lainnya. Padahal
justru perbedaan itulah yang sangat penting untuk penentuan (determinasi) dari
suatu mineral.
2.3.
Cerat/gores (streak)
Cerat ini
membedakan dari dua mineral yang warnanya sama akan tetapi warna ceratnya
berbeda. Gores/cerat lebih dapat dipercaya dari pada warna, karena lebih
stabil.
Mineral
yang kekerasannya kurang dari 6, cerat dapat diperoleh dengan menumbuk mineral
tersebut sampai halus dengan menggunakan palu. Mineral-mineral silikat biasanya
mempunyai gores putih kadang-kadang abu-abu coklat. Mineral-mineral oksida,
sulfida, karbonat, dan phosphat, arsenat, sulfat juga mempuyai goresan yang
karakteristik. Untuk mineral-mineral yang transparan dan translusent mempunyai
kilap bukan logam mempunyai gores lebih terang dari warnanya, sedangkan
mineral-mineral dengan kilap logam kerap
kali mempunyai gores yang lebih gelap dari warnanya. Pada beberapa mineral warna dan gores sering menunjukkan warna yang
sama.
Misalnya :
Cinabar – warna dan goresnya merah.
Magnetit – warna
dan goresnya hitam
Lazurit
– warna dan goresnya biru
Tetapi juga ada mineral warna dan goresnya berlainan.
Contohnya :
Hematit - warna abu-abu hitam – gores
hitam
Pirit – warna kuning loyang – gores hitam
Biasanya mineral-mineral yang transparant dan translusent
mempunyai gores yang putih atau tidak berwarna, atau warna-warna yang muda.
Oleh karena itu gores ini sangat penting untuk
penentuan mineral-mineral opaque yang sangat translusent.
Contoh :
Emas – kuning
Molibdenit – kehijau-hijauan
Grafit – hitam
2.4.
Belahan
Adalah suatu sifat fisika mineral yang mampu belah
yang disebabkan oleh tekanan dari luar atau pemukulan dengan palu. Yang
dimaksud dengan belah di sini adalah bila mineral kita pukul tidak hancur
tetapi terbelah-belah melalui bidang-bidang belah yang licin. Tidak semua
mineral mempunyai sifat ini, sehingga dipakai istilah mudah dibelah, sukar
dibelah, atau tidak dapat dibelah. Mineral-mineral yang mempunyai belahan yang
baik adalah ;
-
Muskovit
atau biotit mempunyai belahan satu arah, jadi dapat terbelah berupa
lempeng-lempeng tipis.
-
Feldsfar
dan Pyroxene (augit) mempunyai belahan dua arah tegak lurus.
-
Hornblende
mempunyai belahan dua arah yang membentuk sudut 1240.
-
Halit
(NaCl) mempuyai belahan tiga arah yang saling tegak lurus.
-
Calcite
mempunyai belahan tiga arah yang tidak saling tegak lurus.
2.5.
Pecahan
Bila tidak
membelah secara teratur, maka mineral akan pecah dengan arah yang tidak
teratur. Ada beberapa macam pecahan :- Concoidal : memperlihatkan gelombang
yang melengkung di permukaan pecahan seperti kenampakan kulit kerang atau botol
pecah.
Contoh : Kwarsa.
- Splintery /
fibrous : menunjukkan gejala seperti serat. Contoh : Asbestos, Augit,
Hypersthene.
- Uneven atau
ireguler : permukaan kasar tidak teratur.
Contoh : garnet, hematite, chalcopyrite.
- Hackly : permukaan tidak teratur dengan ujung-ujungnya
yang runcing.
Contoh : native metals (Cu Ag).
2.6.
Kekerasan (hardness)
Kekerasan mineral diperlukan untuk mendapatkan perbandingan
kekerasan mineral satu terhadap mineral yang lain, denganj cara mengadakan
saling gores antar mineral. Perlu diketahui bahwa kekerasan mineral ke segala
arah ditentukan oleh parameter tiap-tiap poros kristalografinya. Sehingga untuk
mineral satu mungkin ke segala arah sama keras dan untuk mineral lainnya
tidaklah demikian. Untuk menguji kekerasan yang lazim ditentukan dengan
menggunakan skala keras Mosh yang terdiri dari 10 macam kekerasan
berturut-turut dari yang terlunak sampai yang terkeras adalah dalam
tabel 1.
Cara
menentukan kekerasan dilakukan dengan menggores mineral skala Mosh pada mineral
yang akan diselidiki. Agar tidak merusak mineral-mineral skala Mosh dalam
penentuan kekerasan kita harus selalu memulai menguji kekerasan mineral yang
diselidiki dengan mineral skala keras yang paling keras dalam hal ini adalah
intan, dan selanjutnya secara bertahap kita turunkan pengujian dengan mineral
skala keras di atasnya (lihat tabel 1). Pengujian akan kita hentikan bila
mineral yang kita selidiki tidak tergores oleh mineral skala keras. Jadi skala
kekerasan mineral itu sama dengan kekerasan mineral skala keras yang dipakai
untuk mengujinya.
Tabel
1
Skala
Keras Mosh
Kekerasan
|
Mineral
|
Keterangan
|
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
|
Talk
Gipsum
Kalsit
Flourit
Apatit
Ortoklas
Kwarsa
Topas
Korondom
Intan
|
Tergores kuku
Tergores kuku, kekerasan kuku =2
Tergores pecahan botol, atau pisau
Tergores pecahan botol, atau pisau
Tergores dengan sukar oleh pisau
Tergores pisau atau pecahan botol.
Tergores pisau
Tergores pisau
Tergores pisau
Tergores pisau
|
Dalam keadaan lain dapat juga terjadi umpama suatu mineral katakanlah
tergores oleh kwarsa tetapi tidak tergores oleh ortoklas, di sini kita hadapi
mineral yang memepunyai kekerasan 6½.
Janganlah
menguji pada satu muka mineral saja, tetapi juga pada bagian muka lainnya,
sebab kemungkinan mineral tersebut kekerasannya tidak seragam pada segala arah.
2.7.
Sifat dalam (tetanitas)
Sifat
mineral adalah sifat mienral itu bilamana kita berusaha untuk mematahkannya,
menghancurkannya, membengkokkannya, ataupun mengiriskannya. Termasuk sifat dalam
adalah :
- Rapuh : mudah
hancur tetapi dapat dipotong-potong, contoh pada mineral kwarsa, ortoklas,
kalsit, pirit.
- Mudah ditempa :
dapat ditempa menjadi lapisan yang tipis, seperti pada emas dan tembaga.
- Dapat diiris atau
sectile : dapat diiris dengan pisau, hasil irisan rapuh. Contoh pada Gipsum.
- Fleksibel :
mineral berupa lapisa tipis dapat dibengkokkan tanpa menjadi patah dan sesudah menjadi
bengkok kembali lagi seperti semula. Contoh : pada mineral talk, selenit.
- Elastis : berupa
lapisan tipis dapat dibengkokkan tanpa menjadi patah dan kembali sebagai semula
bila kita berhenti menekannya. Contoh : mineral muskovit.
2.8.
Berat Jenis (specific grafity)
Berapa
gram berat mineral, jika volumenya 1 cm3. Cara mengukur berat jenis
mineral ada beberapa macam :
1) Dengan piknometer
2) Dengan gelas ukur
3) Dengan neraca air
1) Dengan piknometer
Mineral ditimbang, misal beratnya = G
gram. Piknometer penuh air dan mineral (diluar piknometer) bersama-sama ditimbang beratnya = p gram. Piknometer penuh air dimasuki mineral
kemudian ditimbang beratnya = q gram.
Berat air yang tumpah = (p-q) gram.
Volume
air yang tumpah = (p-q) cm3.
G
Jadi
berat jenis mineral = S = ----------- gram / cm3.
(p-q)
2) Dengan gelas ukur
Mineral ditimbang misal beratnya =G gram.
Mineral diukur volumenya dengan gelas ukur
misalnya = V cm3.
Jadi berat jenis mineral = S= G/V gram/cm3.
3) Dengan neraca air
Mineral di udara ditimbang, beratnya = G
gram
Mineral di dalam air ditimbang , beratnya
= A gram.
Gaya Archimides =FA = (G-A) gram = berat air yang dipindahkan
oleh mineral itu.
Volume
air yang dipindahkan oleh mineral itu = volume mineral itu = (G-A)
G
cm3.
Jadi berat mineral = S = --------- gram
/cm3.
G – A
2.9.
Kemagnitan
Kemagnitan,
adalah sifat mineral terhadap gaya tarik magnit. Dikatakan sebagai Ferromagnetik bilamana mineral dengan mudah tertarik gaya magnetik,
seperti mineral Magnetit dan Pyrrotite. Mineral-mineral yang menolak gaya
magnit disebut mineral Diamagnetik ; dan mineral yang hanya tertarik oleh gaya kuat dari
elektromagnetik dkatakan sebagai Paramagnetik .
Untuk
melihat apakah mineral mempunyai sifat magnetik atau tidak, kita gantungkan
pada seutas benang sebuah magnit dan dengan sedikit demi sedikit
mineral kita dekatkan padanya. Bila benang bergerak mendekatinya berarti
mineral tersebut Magnetik. Kuat tidaknya bisa terlihat dari besar kecilnya sudut yang dibuat benang
tersebut dengan garis vertkal.
2.10.
Kelistrikan
Kelistrikan,
sifat listrik mineral dapat dipisahkan menjadi dua yaitu sebagai pengantar arus
atau konduktor dan yang tidak mengantarkan arus listrik atau non konduktor . Di dalam praktek batas ini tidak tegas demikian
sehingga kita jumpai istilah semi konduktor, yaitu
mineral bersifat sebagai konduktor dalam batas-batas tertentu.
Ternyata
terdapat keeratan hubungan antara konduktivitas dengan arah daripada poros –
poros kristalografi. Umpamanya pada mineral Hematit konduktivitas ke arah tegak
lurus poros c ada dua kali lipat bila dibandingkan dengan rah sejajar poros c.
Beberapa
mineral yang konduktiv adalah mungkin menimbulkann muatan listrik dengan jalan
merubah-rubah suhu yang disebut Pyroelectricitas atau
dengan jalan memberi tekanan tertentu atau piezoelektrisitas
. Biasanya kristal yang tidak mempunyai titik pusat simerti adalah piezoelektrik dan kristal yang berporos poler biasanya
bersifat pyroelektrik.
Sifat-sifat
elektrik lainnya seperti diafanietas, Luminesensi,
radioaktivitas, rabaan, rasa, dan sifat permukaan tidak dibicarakan di
dalam moduil ini.
DESKRIPSI MINERALOGI
B
|
ab ini meliputi diskripsi dari seluruh mineral dan terutama
mineral yang memiliki nilai ekonomi saja. Mineral-mineral dalam modul ini
berdasarkam komposisi kimianya sehingga tersusun sebagai berikut :
- Elemen –elemen natif
- Sulfida
- Halida
- Oksida dan hidroksida
- Karbonat
- Nitrat
- Tungsten dan molibden
- Phaspat, arsenat dan vanadian
- Sulfat
- Borak
- Silikat
Diskripsi mineral-mineral ini meliputi beberapa sifat fisik
dan sifat optik, seperti :
Nama
, rumus kimia
|
: penamaan mineral yang telah dikenal
berikut rumus kimianya
|
Sistem
kristal
|
:
seperti triklin
|
Belahan
|
:
sempurna (010)
|
Kekerasan
|
:
berdasarkan skala Mosh yaitu 1-10
|
Berat
jenis (BJ)
|
:
dalam gram /cm3
|
Kilap
|
:
seperti kilap logam
|
Warna
|
:
warna asli mineral itu sendiri
|
Gores
|
:
warna dalam bentuk serbuk halus
|
Optik
|
:
sifat mineral dibawah mikroskop
|
Terdapatnya
|
: peristiwa yang menyebabkan
terbentuknya mineral terebut.
|
4.1. elemen-elemen natif
Emas -au
|
|
Sistem kristal
|
: isometrik
|
Belahan
|
: tidak ada
|
Kekerasan
|
: 2,5-3
|
Berat jenis (BJ)
|
: 19,3
|
Kilap
|
: logam
|
Warna
|
: kuning
|
Gores
|
: kuning
|
Optik
|
: opak, isotrop
|
Terdapatnya
|
: terutama di dalam urat-urat hidrothermal, umumnya berasosiasi
dengan mineral sulfida dan di dalam endapan-endapan letakan (placer).
|
perak - Ag
|
|
Sistem kristal
|
: isometri
|
Belahan
|
: tidak ada
|
Kekerasan
|
: 1,5-3
|
Berat jenis (BJ)
|
: 10,5
|
Kilap
|
: logam
|
Warna
|
: putih
|
Gores
|
: putih
|
Optik
|
: opak, isotrop
|
Terdapatnya
|
: di dalam zona-zona oksidasi dari endapan-endapan bijih. Terbentuk
karena proses hidrotermal
|
Tembaga - Cu
|
|
Sistem kristal
|
: isometri
|
Belahan
|
: tidak ada
|
Kekerasan
|
: 1,5-3
|
Berat jenis (BJ)
|
: 8,9
|
Kilap
|
: logam
|
Warna
|
: merah muda, kusam yang cepat menjadi merah tembaga, dan
kemudian berubah menjadi coklat
|
Gores
|
: hitam logam
|
Optik
|
: opak, isotrop
|
Terdapatnya
|
: terutama di dalam zona oksidasi dari endapan bijih sulfida. Batuan
sedimen yang berdekatan dengan ekstrusif basa, dan di dalam rongga-rongga
batuan basal.
|
platina - pt
|
|
Sistem kristal
|
: isometri
|
Belahan
|
: tidak ada
|
Kekerasan
|
: 4-4,5
|
Berat jenis (BJ)
|
: 21,4
|
Kilap
|
: logam
|
Warna
|
: putih abu-abu sampai abu-abu terang
|
Gores
|
: abu-abu
|
Optik
|
: opak, isotrop
|
Terdapatnya
|
: Magma ultra basa dan di dalam endapan – endapan letakan.
|
besi - fe
|
|
Sistem kristal
|
: isometrik
|
Belahan
|
: tidak ada (010)
|
Kekerasan
|
: 4
|
Berat jenis (BJ)
|
: 7,3-7,8
|
Kilap
|
: logam
|
Warna
|
: putih abu-abu sampai hitam
|
Gores
|
: abu-abu
|
Optik
|
: opak, isotrop
|
Terdapatnya
|
: besi banyak terkandung di dalam batuan meteorik. Sedikit di dalam
batuan basal.
|
arsen - as
|
|
Sistem kristal
|
: heksagonal
|
Belahan
|
: sempurna (0001)
|
Kekerasan
|
: 3,5
|
Berat jenis (BJ)
|
: 5.75
|
Kilap
|
: logam
|
Warna
|
: putih timah sampai abu-abu gelap
|
Gores
|
: abu-abu
|
Optik
|
: opak, pleokroisme lemah
|
Terdapatnya
|
: pada urat-urat hidrothermal, juga didapatkan pada urat-urat batuan
berkristal yang berasosiasi dengan nikel, atau perak.
|
antimon - sb
|
|
Sistem kristal
|
: heksagonal
|
Belahan
|
: sempurna (0001)
|
Kekerasan
|
: 3-3,5
|
Berat jenis (BJ)
|
: 6,68
|
Kilap
|
: logam
|
Warna
|
: putih timah
|
Gores
|
: abu-abu
|
Optik
|
: opak, pleokroisme sangat lemah
|
Terdapatnya
|
: proses hidrotermal dengan lingkungan temperatur yang tinggi. Sering
terdapat bersamaan dengan urat-urat perak , nikel atau timah.
|
bismut - bi
|
|
Sistem kristal
|
: trigonal
|
Belahan
|
: sempurna (0001) baik (0001)
|
Kekerasan
|
: 2-2,5
|
Berat jenis (BJ)
|
: 9,8
|
Kilap
|
: logam
|
Warna
|
: putih timah dengan warna merah muda
pucat
|
Gores
|
: putih
|
Optik
|
: -
|
Terdapatnya
|
:dalam urat-urat hidrotermal yang berasosiasi dengan mineral perak,
nikel, dan timah. Pada pegamtit urat-urat kuarsa dan endapan letakan.
|
belerang-s
|
|
Sistem kristal
|
: ortorombik
|
Belahan
|
: tidak sempurna
|
Kekerasan
|
: 1,5-2,5
|
Berat jenis (BJ)
|
: 2,1
|
Kilap
|
: mendamar sampai melemak
|
Warna
|
: kuning belerang sampai coklat
kekuningan
|
Gores
|
: putih
|
Optik
|
: α = 1,9579 , β = 2, 0377, γ = 2,2452
so+
|
Terdapatnya
|
: terutama di dalam endapan yang berhubungan dengan
proses volkanik atau mata air panas. Di dalam batuan sedimen di dalam kubah
gram dan sebagai mineral sekunder dalam endapan bijih.
|
intan - c
|
|
Sistem kristal
|
: isometrik
|
Belahan
|
: sempurna (111)
|
Kekerasan
|
: 10
|
Berat jenis (BJ)
|
: 3,5
|
Kilap
|
: intan sampai lemak
|
Warna
|
: bening, putih sampai putih kebiruan,
abu-abu, kuning, coklat, orange, merah muda, merah, merah, biru, hijau,
hitam.
|
Gores
|
: -
|
Optik
|
: cerah,
isotrop
|
Terdapatnya
|
: terutama terdapat pipa-pipa kimberlit, berksiasi, sering di serpentin dan
endapan bawah laut yang kaya inklusi inklusi, berbentuk selinder yang
membundar,(pipa) dan juga dike, lokasi dalam lempeng benua . Banyak intan
merupakan hasil endapan letakan.
|
grafit-c
|
|
Sistem kristal
|
: heksagonal
|
Belahan
|
: -
|
Kekerasan
|
: 1-2
|
Berat jenis (BJ)
|
: 2,2
|
Kilap
|
: tanah sampai logam
|
Warna
|
: hitam besi sampai abu-abu baja
|
Gores
|
: hitam
|
Optik
|
: opak
|
Terdapatnya
|
: terutama batuan metamorfosa regional atau kontak,
seperti marmer, skis, dan gneis, juga dalam batubara yang termetamorfosakan.
Kadang- kadang berasosiasi dengan batuan beku basa dan dengan dike pegamtite
dan urat-urat kuarsa.
|
4.2. SULFIDA
ARGENIT – Ag2s
|
|
Sistem kristal
|
: isometrik
|
Belahan
|
: tidak jelas {001} dan{011}
|
Kekerasan
|
: 2-2,5
|
Berat jenis (BJ)
|
: 7,04
|
Kilap
|
: logam
|
Warna
|
: hitam sampai abu-abu gelap
|
Gores
|
: hitam
|
Optik
|
: opak, anisotrop , abu-abu sampai putih
|
Terdapatnya
|
: banyak banyak terdapat di bijih perak primer.
Terjadi dalam epitermal sepanjang endapan urat-urat sulfida dengan perak
merah delima (pirargirit dan polibasit).
|
kalkosit – cu2S
|
|
Sistem kristal
|
: ortorombik
|
Belahan
|
: tidak jelas {011}
|
Kekerasan
|
: 2,5-3
|
Berat jenis (BJ)
|
: 5,77
|
Kilap
|
: logam
|
Warna
|
: abu-abu kehitaman sampai hitam
|
Gores
|
: abu-abu kehitaman
|
Optik
|
: opak, putih kebiruan, anisotrop
|
Terdapatnya
|
: salah satu dari mineral tembaga sekunder dari zona
supergen pengayaan dari urat-urat sulfida, atau kalkopirit dan pirit
memperluas pada daerah yang lebih besar. Mungkin juga berasosiasi dengan
bijih tembaga, malachit, azurit, kuprit dan tembaga nativ. Kadang – kadang
bersama dari perak. Kalkosit mungkin juga sebuah mineral primer dari
urat-urat sulfida, penggantian dari bornit.
|
bornit – cu2fes4
|
|
Sistem kristal
|
: tetragonal
|
Belahan
|
: dalam jejak {111}
|
Kekerasan
|
: 3
|
Berat jenis (BJ)
|
: 5,0
|
Kilap
|
: logam
|
Warna
|
: merah tembagaatau perunggu
|
Gores
|
:
hitam keabu-abuan yang terang
|
Optik
|
: opak, isotrop, coklat kemerahan
|
Terdapatnya
|
: berasal dari mineral-mineral bijih primer dan
percampuran urat-urat sulfida . Jarang dari hasil alterasi supergen. Kadang-kadang dapat terjadi dalam
lingkungan temperatur tinggi dari pegmatit.
|
galena - pbs
|
|
Sistem kristal
|
: isometrik
|
Belahan
|
: sempurna{001}
|
Kekerasan
|
: 2,5
|
Berat jenis (BJ)
|
: 7,58
|
Kilap
|
: logam
|
Warna
|
: abu-abu timah
|
Gores
|
: abu-abu timah
|
Optik
|
: opak, isotrop
|
Terdapatnya
|
: dalam urat – urat hidrothermal dengan spalerit, kalkopirit, pirit,
lain-lain sulfida, kuarsa, kalsit, dolomit, barit, dan flourit.
|
spalerit -
zns
|
|||
Sistem kristal
|
:
|
Kubik
|
|
Belahan
|
:
|
Sempurna {110}
|
|
Kekerasan
|
:
|
3,5-4
|
|
Berat jenis (BJ)
|
:
|
3,9-4,3
|
|
Kilap
|
:
|
Damar sanmpai sub logam
|
|
Warna
|
:
|
Merah jingga sampai mendekati hitam
|
|
Gores
|
:
|
Coklat sampai kuning
|
|
Optik
|
:
|
Cerah, isotrop, n = 2,36-2,47
|
|
Terdapatnya
|
:
|
Mineral utama
dari seng. Ditemukan sepanjang urat-urat mesotermal dengan galena dan lainnya
sulfida
|
|
kalkopirit - cufes
|
|||
Sistem kristal
|
:
|
Tetragonal
|
|
Belahan
|
:
|
Tidak jelas {011}
|
|
Kekerasan
|
:
|
3,5-4
|
|
Berat jenis (BJ)
|
:
|
4,28
|
|
Kilap
|
:
|
Logam
|
|
Warna
|
:
|
Kuning terang sering dengan coklat
|
|
Gores
|
:
|
Hitam kehijauan
|
|
Optik
|
:
|
Opak, anisotrop lemah, kuning muda
|
|
Terdapatnya
|
:
|
Terbanyak
bersama tembaga dan lebih sedikit bersama sulfida . Sebagai mineral bijih
primer berkarakteristik hipotermal dan urat-urat mesotermal bertemperatur
lebih tinggi. Juga terbentuk di bawah kondisi epitermal ke duanya dalam urat
dan berbentuk kristal.
|
|
millerit - nis
|
|||
Sistem kristal
|
:
|
Trigonal
|
|
Belahan
|
:
|
Sempurna {1011} dan{0112}
|
|
Kekerasan
|
:
|
3-3,5
|
|
Berat jenis (BJ)
|
:
|
5,5
|
|
Kilap
|
:
|
Logam
|
|
Warna
|
:
|
Kuning terang muda
|
|
Gores
|
:
|
Hitam kehijauan
|
|
Optik
|
:
|
Opak, kuning muda
|
|
Terdapatnya
|
:
|
Pembentukan
mineral pada temperatur rendah oleh alterasi dari mineral nikel
|
kovelit - cus
|
|
||
Sistem kristal
|
:
|
Heksagonal
|
|
Belahan
|
:
|
Segala arah
|
|
Kekerasan
|
:
|
1,5-2
|
|
Berat jenis (BJ)
|
:
|
4,6
|
|
Kilap
|
:
|
Sub logam sampai damar
|
|
Warna
|
:
|
Biru
|
|
Gores
|
:
|
Abu-abu sampai hitam
|
|
Optik
|
:
|
Cerah dan pleokroik dalam hijau, so+
|
|
Terdapatnya
|
:
|
Sebagai hasil
pengayaan sekunder dan urat-urat bijih tembaga, berasosiasi dengan
kalkopirit, bornit.
|
sinabar - hgs
|
|
||
Sistem kristal
|
:
|
trigonal
|
|
Belahan
|
:
|
Sempurna {1010}
|
|
Kekerasan
|
:
|
2-2,5
|
|
Berat jenis (BJ)
|
:
|
8,09
|
|
Kilap
|
:
|
Intan
|
|
Warna
|
:
|
Merah sampai merah kecoklatan
|
|
Gores
|
:
|
Merah menyala
|
|
Optik
|
:
|
Cerah, merah, so+
|
|
Terdapatnya
|
:
|
Dari daerah air
panas berasosiasi dengan batuan batuan volkanik muda dan dalam lingkungan
temperatur rendah.
|
pirit – fes2
|
|
||
Sistem kristal
|
:
|
Kubik
|
|
Belahan
|
:
|
Tidak ada
|
|
Kekerasan
|
:
|
6-6,5
|
|
Berat jenis (BJ)
|
:
|
5,01
|
|
Kilap
|
:
|
Logam
|
|
Warna
|
:
|
Kuning terang muda
|
|
Gores
|
:
|
Hitam kehijauan
|
|
Optik
|
:
|
Opak, krem muda-kuning, isotrop
|
|
Terdapatnya
|
:
|
Sebagai mineral
sulfida yang terbanyak dan terluas di dalam batuan hampir semua umur. Ia
ditemukan dalam urat-urat endapan temperatur rendah sampai temperatur rendah
sampai temperatur tinggi. Di dalam batuan beku dan pegmatit, juga di dalam
batuan metamorfosa dan sidemen.
|
molibdenit – mos2
|
|||
Sistem kristal
|
:
|
Heksagonal
|
|
Belahan
|
:
|
Tidak sempurna {0001}
|
|
Kekerasan
|
:
|
1-1,5
|
|
Berat jenis (BJ)
|
:
|
4,7
|
|
Kilap
|
:
|
Logam
|
|
Warna
|
:
|
Abu-abu
|
|
Gores
|
:
|
Abu-abu kehijauan
|
|
Optik
|
:
|
Opak
|
|
Terdapatnya
|
:
|
Karakteristik
dari pegmatit fasa kegiatan batuan beku, berasosiasi dengan batuan granit tau
pegmatit atau dengan dengan urat-urat kasiterit , wolframit, topas, turmalin,
dan garnet.
|
kalaverit – aute2
|
|||
Sistem kristal
|
:
|
Monoklin
|
|
Belahan
|
:
|
Tidak ada
|
|
Kekerasan
|
:
|
2,5-3
|
|
Berat jenis (BJ)
|
:
|
9,24
|
|
Kilap
|
:
|
Logam
|
|
Warna
|
:
|
Kuning sampai perak
|
|
Gores
|
:
|
Abu-abu kekuningan
|
|
Optik
|
:
|
Opak
|
|
Terdapatnya
|
:
|
Kalaverit selalu
ditemukan dalam ura-urat hidrotermal temperatur rendah, tetapi juga banyak
dalam endapan temperatur lebih tinggi. Ia betrasosiasi dengan silvanit
|
stibnit – sb2s3
|
|
||
Sistem kristal
|
:
|
Ortorombik
|
|
Belahan
|
:
|
Sempurna {010}
|
|
Kekerasan
|
:
|
2
|
|
Berat jenis (BJ)
|
:
|
4,63
|
|
Kilap
|
:
|
Logam berkilauan
|
|
Warna
|
:
|
Abu-abu timbal
|
|
Gores
|
:
|
Abu-abu timbal
|
|
Optik
|
:
|
Transparan, anisotrop, putih sampai
abu-abu.
|
|
Terdapatnya
|
:
|
Ditemukan dalam
urat-urat hidrotermal temperatur rendah atau endapan – endapan pengganti dan
dalam endapan-endapan air panas. Ia berasosiasi dengan mineral antimon yang
mana memiliki bentuk sebagai hasil dari dekompoisi dan dengan galena,
sinabar, spalerit, barit, realgar, orpimen, dan emas.
|
realgar -ass
|
|
||
Sistem kristal
|
:
|
Monoklin
|
|
Belahan
|
:
|
Jelas {010}
|
|
Kekerasan
|
:
|
1,5-2
|
|
Berat jenis (BJ)
|
:
|
3.48
|
|
Kilap
|
:
|
Damar
|
|
Warna
|
:
|
Orange – kuning sampai merah - orange
|
|
Gores
|
:
|
Jingga sampai merah
|
|
Optik
|
:
|
Transparan bilamana segar ; 2 V = 400; α ^ Z =110
|
|
Terdapatnya
|
:
|
Dalam urat-urat
temperatur rendah berasosiasi dengan orpimen, stibnit, atau sinabar dan
berbagai batu gamping dan dolomit juga batu lempung. Sebagai endapan air
panas dan sublimasi volkanik.
|
pirargirit – agsbs2
|
|||
Sistem kristal
|
:
|
Trigonal
|
|
Belahan
|
:
|
Jelas {1011}
|
|
Kekerasan
|
:
|
2,5
|
|
Berat jenis (BJ)
|
:
|
5.85
|
|
Kilap
|
:
|
Intan
|
|
Warna
|
:
|
Merah tua
|
|
Gores
|
:
|
Merah – ungu
|
|
Optik
|
:
|
Cerah, merah tua,so+
|
|
Terdapatnya
|
:
|
Banyak terdapat
sebagai mineral-mineral terbentuk terakhir dalam urat-urat dengan kalsit,
dolomit dan kuarsa berasosiasi dengan argentit dan perak.
|
4.3. HALIDA
HALIt -NaCl
|
|||
Sistem kristal
|
:
|
Isometrik
|
|
Belahan
|
:
|
Sempurna {001}
|
|
Kekerasan
|
:
|
2,5
|
|
Berat jenis (BJ)
|
:
|
2,16
|
|
Kilap
|
:
|
Kaca
|
|
Warna
|
:
|
Bening,
kekuningan, kemerahan, biru sampai keunguan
|
|
Gores
|
:
|
Kuning sampai
putih
|
|
Optik
|
:
|
-
|
|
Terdapatnya
|
:
|
Dalam
sedimentasi yang tebal berubah bentuk oleh evaporit dari air laut yang
tertutup lagon-lagon. Karakteristik mineral-mineral asosiasinya adalah
dolomit basal, anhidrit, gipsum, polihalit.
|
silvit - kcl
|
|||
Sistem kristal
|
:
|
Kubik
|
|
Belahan
|
:
|
Sempurna {100}
|
|
Kekerasan
|
:
|
2
|
|
Berat jenis (BJ)
|
:
|
1,9
|
|
Kilap
|
:
|
Kaca
|
|
Warna
|
:
|
Bening, putih,
keabu-abuan, kebiruan sampai merah
|
|
Gores
|
:
|
-
|
|
Optik
|
:
|
Transparan, isotrop
|
|
Terdapatnya
|
:
|
Sebagai dari
halit tapi banyak yang tidak sama hanya pada terdapatnya dalam lapisan paling
atas dari bagian garam memiliki konsentrasi
< 1,57% dari volume.
|
serargirit - agcl
|
|||
Sistem kristal
|
:
|
Kubik
|
|
Belahan
|
:
|
Tidak ada
|
|
Kekerasan
|
:
|
2,5
|
|
Berat jenis (BJ)
|
:
|
5,55
|
|
Kilap
|
:
|
Damar
|
|
Warna
|
:
|
Bening bilamana asli, seringnya abu-abu
sampai kekuningan.
|
|
Gores
|
:
|
-
|
|
Optik
|
:
|
Cerah, isotrop, n = 2,071
|
|
Terdapatnya
|
:
|
Dalam zona oksidasi dari urat-urat perak
perak khususnya dalam daerah yang kering. Berasosiasi dengan perak nativ,
limonit, oksida mangan dan juga malahit.
|
flourit – caf2
|
|
||
Sistem kristal
|
:
|
Kubik
|
|
Belahan
|
:
|
Sempurna {111}
|
|
Kekerasan
|
:
|
4
|
|
Berat jenis (BJ)
|
:
|
3,18
|
|
Kilap
|
:
|
Kaca
|
|
Warna
|
:
|
Ungu sampai biru, hijau biru, dan hijau.
|
|
Gores
|
:
|
Putih
|
|
Optik
|
:
|
Bening sampai ungu muda, isotrop, n =
1,434
|
|
Terdapatnya
|
:
|
Sebagai mineral
pengiring dalam fumarol hidrotermal akhir dari granit. Banyak sebagai sebuah
urat mineral khusus dalam mesotermal urat-urat timbal perak, bilamana ia
mungkin sebagai mineral gang.
|
4.4. oksida-hidroksida
kuprit – cu2o
|
|
||
Sistem kristal
|
:
|
Kubik
|
|
Belahan
|
:
|
Tidak jelas {111}
|
|
Kekerasan
|
:
|
3,5-4
|
|
Berat jenis (BJ)
|
:
|
6,14
|
|
Kilap
|
:
|
Sublogam atau intan sampai tanah
|
|
Warna
|
:
|
Merah
|
|
Gores
|
:
|
Merah kecoklatan
|
|
Optik
|
:
|
Opak, anisotrop
|
|
Terdapatnya
|
:
|
Di dala oksidasi dari urat-urat tembaga,
malakit, azurit dan tanda-tanda sulfida primer.
|
korundum – al2o3
|
|||
Sistem kristal
|
:
|
Trigonal
|
|
Belahan
|
:
|
Tidak ada
|
|
Kekerasan
|
:
|
9
|
|
Berat jenis (BJ)
|
:
|
4,0
|
|
Kilap
|
:
|
Intan sampai kaca
|
|
Warna
|
:
|
Bervariasi, abu-abu, merah, muda,
kuning, hijau.
|
|
Gores
|
:
|
-
|
|
Optik
|
:
|
so 2-1f
|
|
Terdapatnya
|
:
|
Sebagai mineral
pengiring di dalam syenit nefelin. Di dalam pegmatit feldspar dan di dalam
kontak metamorfosa batuan serpih dan bouksit. Proses metamorfosa di dalam
daerah batugamping, dan juga di dalam endapan letakan.
|
hematit – fe2o3
|
|||
Sistem kristal
|
:
|
Trigonal
|
|
Belahan
|
:
|
Tidak ada
|
|
Kekerasan
|
:
|
5-6
|
|
Berat jenis (BJ)
|
:
|
4,9-5,26
|
|
Kilap
|
:
|
Logam
|
|
Warna
|
:
|
Abu-abu baja sampai hitam besi
|
|
Gores
|
:
|
Merah gelap sampai coklat –merah
|
|
Optik
|
:
|
Opak
|
|
Terdapatnya
|
:
|
Hematit
penyebaran meluas dalam berbagai batuan dan semua umur dan bentuk, penting
untuk bijih besi. Ia mungkin terjadi sebagai hasil sublimasi dalam
hubungannya dengan kegiatan gunungapi. Terjadi dalam endapan–endapan
metamorfosa kontak dan sebagai mineral pengiring dalam granit. Ia ditemukan
dalam batupasir merah sebagai material penyemen.
|
ilmenit – fetio3
|
|||
Sistem kristal
|
:
|
Trigonal
|
|
Belahan
|
:
|
Tidak ada
|
|
Kekerasan
|
:
|
5-6
|
|
Berat jenis (BJ)
|
:
|
4,72
|
|
Kilap
|
:
|
Logam sampai sublogam
|
|
Warna
|
:
|
Hitam besi
|
|
Gores
|
:
|
Hitam
|
|
Optik
|
:
|
Opak, anisotrop
|
|
Terdapatnya
|
:
|
Sebagai butiran
dalam batuan beku basa seperti gabro dan anorthit, sebagai seri ilmenit -
magnetit atau ilmenit hematit. Endapan letakan di pantai sebagai ilmenit dan
titanomagetit.
|
spinel – mgal2o4
|
|||
Sistem kristal
|
:
|
Kubik
|
|
Belahan
|
:
|
Tidak ada
|
|
Kekerasan
|
:
|
8
|
|
Berat jenis (BJ)
|
:
|
3,5-4,1
|
|
Kilap
|
:
|
Kaca
|
|
Warna
|
:
|
Merah sampai biru, hijau, coklat ada
bening.
|
|
Gores
|
:
|
Putih
|
|
Optik
|
:
|
Isotrop, n = 1,718
|
|
Terdapatnya
|
:
|
Terjadi sebagai
mineral pengiring di dalam batuan beku basa, banyak dalam pegmatit, dalam
proses metamorfosa batuan sedimen alumunium dan xenolit alumunium dalam
batuan beku dan dalam kontak metamorfose di dalam batuan gamping.
|
krisoberil – beal2o4
|
|||
Sistem kristal
|
:
|
Ortorombik
|
|
Belahan
|
:
|
Jelas {110}
|
|
Kekerasan
|
:
|
8,5
|
|
Berat jenis (BJ)
|
:
|
3,75
|
|
Kilap
|
:
|
Kaca
|
|
Warna
|
:
|
Berbagai wrna
hijau seperti kehijauan, kuning dan coklat kehijauan.
|
|
Gores
|
:
|
Putih
|
|
Optik
|
:
|
so +, α = 1,76, β = 1,748, γ
= 1,756
|
|
Terdapatnya
|
:
|
Dalam pegmatiti
granit dan aplit, juga banyak dalam dalam skiss mika
|
rutil – tio2
|
|||
Sistem kristal
|
:
|
Tetragonal
|
|
Belahan
|
:
|
Jelas {110}
|
|
Kekerasan
|
:
|
6-6,5
|
|
Berat jenis (BJ)
|
:
|
4,23
|
|
Kilap
|
:
|
Intan
|
|
Warna
|
:
|
Coklat
kemerahan, kadang-kadang kuning atau hitam
|
|
Gores
|
:
|
Coklat muda
|
|
Optik
|
:
|
So, ω = 2,612, Є = 2,899
|
|
Terdapatnya
|
:
|
Sebagi mineral
pengiring dalam batuan beku plutonik, granit dalam pegmatit di urat-urat
kuarsa, juga sebagai mineral pengiring dalam gneies adn skis. Dalam endapan
batuan sedimen seprti batu pasir.
|
brokit – tio2
|
|
||
Sistem kristal
|
:
|
Ortorombik
|
|
Belahan
|
:
|
Tidak jelas
|
|
Kekerasan
|
:
|
5,5 – 6
|
|
Berat jenis (BJ)
|
:
|
4,14
|
|
Kilap
|
:
|
Intan
|
|
Warna
|
:
|
Coklat dan coklat merah sampai hitam
|
|
Gores
|
:
|
Putih sampai abu-abu
|
|
Optik
|
:
|
so+
|
|
Terdapatnya
|
:
|
Dalam urat-urat
temperatur rendah dalam gneis dan sekis. Kadang-kadang sebagai mineral
pengiring dalam batuan beku dan batuan metamorfosa.
|
pirolusit – mno2
|
|
||
Sistem kristal
|
:
|
Tetragonal
|
|
Belahan
|
:
|
Sempurna {110}
|
|
Kekerasan
|
:
|
6-6,5
|
|
Berat jenis (BJ)
|
:
|
4,75
|
|
Kilap
|
:
|
logam
|
|
Warna
|
:
|
Hitam besi
|
|
Gores
|
:
|
Hitam besi
|
|
Optik
|
:
|
Opak, anisotrop
|
|
Terdapatnya
|
:
|
Mangan terbentuk
kristal halus dalam berbagai batuan. Bilamana batuan mengalami penghancuran
ia mungkin diendapkan kembali sebagai variasi mineral, tetapi pirolusit
sebagai utma. Endapan nodul dari pirolusit ditemukan di dasar danau dari laut
dangkal.
|
kasiterit – sn02
|
|||
Sistem kristal
|
:
|
Tetragonal
|
|
Belahan
|
:
|
Tidak sempurna {100}
|
|
Kekerasan
|
:
|
6-7
|
|
Berat jenis (BJ)
|
:
|
6,99
|
|
Kilap
|
:
|
Intan sampai sublogam
|
|
Warna
|
:
|
Coklat kemerahan
sampai hitam kecoklatan, kadang-kadang merah
|
|
Gores
|
:
|
Putih
|
|
Optik
|
:
|
So+ , ω = 2006, Є = 2,097
|
|
Terdapatnya
|
:
|
Di dalam
urat-urat bersama kuarsa di granit. Tetapi ia umumnya banyak ditemukan dalam
hidrotermal temperatur tinggi.
|
uranit – uo2
|
|||
Sistem kristal
|
:
|
Kubik
|
|
Belahan
|
:
|
Tidak ada
|
|
Kekerasan
|
:
|
5-6
|
|
Berat jenis (BJ)
|
:
|
8-10 kristal ;6,5-8,5 material kolloform
|
|
Kilap
|
:
|
Sublogam
|
|
Warna
|
:
|
Hitam dan hitam kecoklatan
|
|
Gores
|
:
|
Hitam kecoklatan atau hitam kehijauan
|
|
Optik
|
:
|
Opak, abu-abu terang dengan kecoklatan,
isotrop.
|
|
Terdapatnya
|
:
|
Dalam granit dan
pegmatit syenit biasanya sebagai kristal. Berasosiasi dengan mineral zircon,
tourmalin, monazit, mika, feldsfar.
Dan urat-urat temperatur tinggi dengan kasiterit. Dalam mesotermal sebagai
urat-urat sulfida dengan pirit, kalkopirit, sphalerit, dan endapan galena.
Sebagai butiran halus di dalam endapan letakan.
|
brukit-mg (oh)2
|
|||
Sistem kristal
|
:
|
Trigonal
|
|
Belahan
|
:
|
Sempurna {0001}
|
|
Kekerasan
|
:
|
2,5
|
|
Berat jenis (BJ)
|
:
|
2,39
|
|
Kilap
|
:
|
Mutiara
|
|
Warna
|
:
|
Putih sampai hijau muda atu biru
abu-abu.
|
|
Gores
|
:
|
Putih
|
|
Optik
|
:
|
So+ ω = 1,560 , Є = 1,580
|
|
Terdapatnya
|
:
|
Suatu alterasi
temperatur rendah. Banyak hasil alterasi dari periklas dalam batugamping
dolomit termetamorfosakan.
|
manganit – mn o (oh)
|
|||
Sistem kristal
|
:
|
Monoklin
|
|
Belahan
|
:
|
Sempurna {010}
|
|
Kekerasan
|
:
|
4
|
|
Berat jenis (BJ)
|
:
|
4,35
|
|
Kilap
|
:
|
Sublogam
|
|
Warna
|
:
|
Abu-abu gelap sampai hitam
|
|
Gores
|
:
|
Coklat kemerahan samapi hitam
|
|
Optik
|
:
|
Anisotrop, opak
|
|
Terdapatnya
|
:
|
Sebagai urat
mineral dengan barit, kalsit, dan siderit pada temperatur rendah. Ditemukan
berasosiasi dengan oksida mangan lainnya dalam endapan – endapan yang
dibentuk oleh air meteorik.
|
4.5. karbonat
kalsit –caco3
|
|||
Sistem kristal
|
:
|
Heksagonal
|
|
Belahan
|
:
|
Sempurna {1011}
|
|
Kekerasan
|
:
|
3
|
|
Berat jenis (BJ)
|
:
|
2,71
|
|
Kilap
|
:
|
Kaca
|
|
Warna
|
:
|
Bening
|
|
Gores
|
:
|
Putih
|
|
Optik
|
:
|
So - , ω = 1,568, Є = 1,486
|
|
Terdapatnya
|
:
|
Sebagian besar
terbentuk di laut, sebagai nodul dalam batuan sedimen. Urat-urat hidrotermal
sebagai mineral gang, dalam berbgai batuan beku.
|
dolomit – camg
(co3)2
|
|||
Sistem kristal
|
:
|
Heksagonal
|
|
Belahan
|
:
|
Sempurna {1011}
|
|
Kekerasan
|
:
|
3,5-4
|
|
Berat jenis (BJ)
|
:
|
2,85
|
|
Kilap
|
:
|
Kaca
|
|
Warna
|
:
|
Bening putih sampai krem
|
|
Gores
|
:
|
Putih
|
|
Optik
|
:
|
So - , ω = 1,680, Є = 1,500
|
|
Terdapatnya
|
:
|
Terjadi sebagai
lapisan batugamping magnesium. Sebagai mineral gang dalam urat-urat hidrotermal
|
aragonit – caco3
|
|
||
Sistem kristal
|
:
|
Pseudo heksagonal
|
|
Belahan
|
:
|
Baik {010}
|
|
Kekerasan
|
:
|
3,5-4
|
|
Berat jenis (BJ)
|
:
|
2,94
|
|
Kilap
|
:
|
Kaca
|
|
Warna
|
:
|
Bening, putih
|
|
Gores
|
:
|
Putih
|
|
Optik
|
:
|
α = z 1,530 , β = 1,758, γ A z 120
|
|
Terdapatnya
|
:
|
Pada temperatur
rendah dari uap air panas atau rongga , terjadi dengan kalsit dan sulfur
|
azurit – cu3(oh)2 (co3)2
|
|||
Sistem kristal
|
:
|
Monoklin
|
|
Belahan
|
:
|
Baik {100}
|
|
Kekerasan
|
:
|
3,5-4
|
|
Berat jenis (BJ)
|
:
|
3,77
|
|
Kilap
|
:
|
Kaca sampai intan
|
|
Warna
|
:
|
Biru
|
|
Gores
|
:
|
Biru
|
|
Optik
|
:
|
α = y 1,530 , β = 1,758, γ A z 120
|
|
Terdapatnya
|
:
|
Dalam oksidasi
dan sepanjang urat-urat bijih tembaga
dengan malahit.
|
4.6. nitrat
soda nitrat - nano3
|
|||
Sistem kristal
|
:
|
Trigonal
|
|
Belahan
|
:
|
Sempurna {1011}
|
|
Kekerasan
|
:
|
1,5-2
|
|
Berat jenis (BJ)
|
:
|
2,27
|
|
Kilap
|
:
|
Kaca
|
|
Warna
|
:
|
Bening atau coklat keputihan
|
|
Gores
|
:
|
-
|
|
Optik
|
:
|
ω= 1,587, Є = 1,336
|
|
Terdapatnya
|
:
|
Sebagai buah
impregnasi di dalam tanah dari daerah kering, sepanjang bersama gipsum,
anhidrit, halit dari garam.
|
4.7. tungsten dan
molibdat
shelit – cawo4
|
|||
Sistem kristal
|
:
|
Tetragonal
|
|
Belahan
|
:
|
Baik {101}
|
|
Kekerasan
|
:
|
4,5-5
|
|
Berat jenis (BJ)
|
:
|
6,1
|
|
Kilap
|
:
|
Kaca sampai damar
|
|
Warna
|
:
|
Putih kekuningan sampai kecoklatan
|
|
Gores
|
:
|
Putih
|
|
Optik
|
:
|
So + , ω = 1,920, Є= 1,934
|
|
Terdapatnya
|
:
|
Sebagai mineral
temperatur tinggi dala urat-urat kuarsa dalam granit, berasosiasi dengan
wolframit, molidenit, arsenopirit, kalkopirit, apatit, turmalin, topas, mika
dan dan flourit. Juga dalam kontak metamorfosa dengan batugamping bersama
garnet, diopsit, vesuvianit, sphen, hornblende, dan epidot.
|
wolframit – (fe2 mn)wo4
|
|||
Sistem kristal
|
:
|
Monoklin
|
|
Belahan
|
:
|
Sempurna {010}
|
|
Kekerasan
|
:
|
4-4,5
|
|
Berat jenis (BJ)
|
:
|
7,0-7,5
|
|
Kilap
|
:
|
Sub logam sampai damar
|
|
Warna
|
:
|
Hitam sampai coklat
|
|
Gores
|
:
|
Mendekati hitam sampai coklat
|
|
Optik
|
:
|
α = y 2,17, β=2,22, γ ^ Z170 -210
|
|
Terdapatnya
|
:
|
Sering dlam
pegmatit dan urat-urat kuarsa temperatur tinggi berasosiasi dengan granit.
Banyak dalam urat-urat sulfida.
|
4.8. posfat, arsenat dan vanadian
monasit – (ca,la,
y, th) po4
|
|||
Sistem kristal
|
:
|
Monoklin
|
|
Belahan
|
:
|
Tidak jelas {100}
|
|
Kekerasan
|
:
|
5-5,5
|
|
Berat jenis (BJ)
|
:
|
4,8-5,4
|
|
Kilap
|
:
|
Damar
|
|
Warna
|
:
|
Kekuningan sampai coklat kemerhan
|
|
Gores
|
:
|
Putih
|
|
Optik
|
:
|
So+, Z ۸ c =20 - 60
|
|
Terdapatnya
|
:
|
Monasit adalah
mineral jarang, terjadi sebagai mineral pengiring dalam granit, gneis, aplit
dan pegmatit, juga sebagai butiran dalam batupasir.
|
vivianit – fe3(po4)2,.8h2o
|
|||
Sistem kristal
|
:
|
Monoklin
|
|
Belahan
|
:
|
Sempurna {010}
|
|
Kekerasan
|
:
|
1,5-2
|
|
Berat jenis (BJ)
|
:
|
2,58-2,68
|
|
Kilap
|
:
|
Kaca
|
|
Warna
|
:
|
Bening tidak berubah, biru sdampai hijau
berubah
|
|
Gores
|
:
|
Bening atau putih biru
|
|
Optik
|
:
|
So+, Z ۸ c = 290
|
|
Terdapatnya
|
:
|
Vivianit adalah
mineral jarang dari pembentukan sekunder, berasosiasi dengan pirhotit dan
pirit dalam ura-urat tembaga dan timah, dan sebagai bentuk pelapukan dari
besi pospat, mangan primer dalam pegmatit. Juga ditemukan dalam lapisan
lempung, mungkin berasosiasi dengan limonit, sering dalam rongga-rongga
fosil.
|
ambligonit – lialfpo4
|
|||
Sistem kristal
|
:
|
Triklin
|
|
Belahan
|
:
|
Sempurna {100}, baik{110},
|
|
Kekerasan
|
:
|
6
|
|
Berat jenis (BJ)
|
:
|
3,0 – 3,1
|
|
Kilap
|
:
|
Kaca
|
|
Warna
|
:
|
Putih sampai hijau muda atau biru
|
|
Gores
|
:
|
|
|
Optik
|
:
|
So - , β = 1,59, γ = 1,60-1,63
|
|
Terdapatnya
|
:
|
Ambligonit
adalah mineral jarang diketemukan dalam granit, pegmatit, dengan spodumen,
turmalin, lepidolit dan apatit.
|
apatit – ca5(f,cl,oh)(po4)3
|
|||
Sistem kristal
|
:
|
Heksagonal
|
|
Belahan
|
:
|
Tidak baik {0001},
|
|
Kekerasan
|
:
|
5
|
|
Berat jenis (BJ)
|
:
|
3,15-3,20
|
|
Kilap
|
:
|
Kaca-sub damar
|
|
Warna
|
:
|
Hijau sampai coklat, juga biru, violet,
dan bening.
|
|
Gores
|
:
|
-
|
|
Optik
|
:
|
So -, ω = 1,633, Є = 1, 630
|
|
Terdapatnya
|
:
|
Apatit terdapat
sebagai mineral pengiring dalam semua kelompok batuan beku. Juga ditemukan
pada batuan sedimen dan metamorfosa.
|
4.9. sulfat
barit – baso4
|
|
||
Sistem kristal
|
:
|
Ortorombik
|
|
Belahan
|
:
|
Sempurna {001}
|
|
Kekerasan
|
:
|
3-3,5
|
|
Berat jenis (BJ)
|
:
|
4,50
|
|
Kilap
|
:
|
Kaca
|
|
Warna
|
:
|
Putih atau bening
|
|
Gores
|
:
|
Putih
|
|
Optik
|
:
|
So +, α = 1,636, β = 1,639, γ = 1,648
|
|
Terdapatnya
|
:
|
Barit adalah
mineral yang umum dan penyebaran yang luas. Ia selalu terjadi sebagai mineral
gang dalam urat-urat hidrotermal, berasosiasi dengan bijih perak, tembaga,
mangan, dan antimon. Ia juga ditemukan dalam urat-urat batu gamping dengan
kalsit. Juga dalam batupasir dengan bijih tembaga.
|
anhidrit – caso4
|
|||
Sistem kristal
|
:
|
Ortorombik
|
|
Belahan
|
:
|
Sempurna {010}, baik {001}
|
|
Kekerasan
|
:
|
3-3,5
|
|
Berat jenis (BJ)
|
:
|
2,89 – 2, 98
|
|
Kilap
|
:
|
Kaca smpai mutiara
|
|
Warna
|
:
|
Bening sampai kebiruan atau violet
|
|
Gores
|
:
|
Putih
|
|
Optik
|
:
|
So +, α = 1,570, β = 1,575, γ = 1,614
|
|
Terdapatnya
|
:
|
Dalam tubuh
stratigrafi batuan pada pada bagian terbawah dari urutan evaporit. Sebagai
ciri dari hasil basal dolomit dan menerus dlam lapisan garam (salt). Anhidrit
banyak terjadi bersama gipsum dan sering berasosiasi dengan mineral tetapi
tidak muncul.
|
alunit – kal 3 (oh)6 (so)4
|
|||
Sistem kristal
|
:
|
Heksagonal
|
|
Belahan
|
:
|
Sempurna {0001}
|
|
Kekerasan
|
:
|
4
|
|
Berat jenis (BJ)
|
:
|
2,6-2,8
|
|
Kilap
|
:
|
Kaca
|
|
Warna
|
:
|
Putih, abu-abu atau kemerahan
|
|
Gores
|
:
|
Putih
|
|
Optik
|
:
|
So + , ω = 1,572, Є = 1,592
|
|
Terdapatnya
|
:
|
Alunit dibentuk
oleh alterasi hidrotermal dari batuan volkanik asm dan menengah, oleh
larutan.
|
gypsum – caso4.2h2o
|
|||
Sistem kristal
|
:
|
Monoklin
|
|
Belahan
|
:
|
Sempurna{010}
|
|
Kekerasan
|
:
|
2
|
|
Berat jenis (BJ)
|
:
|
2,32
|
|
Kilap
|
:
|
Kaca, juga mutiara
|
|
Warna
|
:
|
Bening, putih, abu-abu.
|
|
Gores
|
:
|
Putih
|
|
Optik
|
:
|
So-, α = 1,520, β = 1,523, γ = 1,530.
|
|
Terdapatnya
|
:
|
Gipsum adalah
mineral yang umum dan penyebaran luas pada batuan sedimen, sering sebagai
lapisan tebal. Ia sering berasosiasi dengan endapan halit, anhidrit, dan
batugamping magnesium.
|
4.10. borak
borak – na2b4o5(oh)4 .8h2o.
|
|||
Sistem kristal
|
:
|
Monoklin
|
|
Belahan
|
:
|
Sempurna {100} baik {110}
|
|
Kekerasan
|
:
|
2-2,5
|
|
Berat jenis (BJ)
|
:
|
1,71
|
|
Kilap
|
:
|
Kaca atau tanah
|
|
Warna
|
:
|
Bening atau putih
|
|
Gores
|
:
|
-
|
|
Optik
|
:
|
So - , Z ۸ c = -560
|
|
Terdapatnya
|
:
|
Dalam
endapan-endapan evaporit dari danau yang tiadk kekal dalam daerah yang
kering, sepanjang dengan halit, gipsum, kalsit, trona, dan soda nitrat.
|
4.11. silikat
olivin – (mg, fe)2
(sio4)
|
|||
Sistem kristal
|
:
|
ortorombik
|
|
Belahan
|
:
|
Tidak ada
|
|
Kekerasan
|
:
|
6,5-7
|
|
Berat jenis (BJ)
|
:
|
3,27-4,37
|
|
Kilap
|
:
|
Kaca
|
|
Warna
|
:
|
Hijau kekuningan sampai hijau
keabu-abuan.
|
|
Gores
|
:
|
-
|
|
Optik
|
:
|
So-, α = 1,674, β = 1,692, γ = 1,712
|
|
Terdapatnya
|
:
|
Olivin umumnya
sebagai mineral pembentuk batuan dan sebagai mineral pengiring, dalam batuan
basa seperti gabro, peredotit.
|
garnet group – a2b2
(sio4)2
|
|||
Sistem kristal
|
:
|
Isometrik
|
|
Belahan
|
:
|
Buruk {110}
|
|
Kekerasan
|
:
|
6,5-7,5
|
|
Berat jenis (BJ)
|
:
|
3,5-4,3
|
|
Kilap
|
:
|
Kaca sampai damar
|
|
Warna
|
:
|
Merah, coklat, putih, hijau, hitam.
|
|
Gores
|
:
|
Putih
|
|
Optik
|
:
|
Bervariasi
|
|
Terdapatnya
|
:
|
Penyebaran
mineral garnet sangat luas sekali, terjadi sebagai mineral pengiring dari
batuan metamorfosa seperti skis mika dan skis hornblende dan juga gneis. Pada
batuan beku seperti dike pegmatite dan granite.
|
zirkon – zr (sio4)
|
|||
Sistem kristal
|
:
|
tetragonal
|
|
Belahan
|
:
|
Tidak jelas
|
|
Kekerasan
|
:
|
7,5
|
|
Berat jenis (BJ)
|
:
|
4,68
|
|
Kilap
|
:
|
Mika
|
|
Warna
|
:
|
Coklat, bening, abu-abu, hijau.
|
|
Gores
|
:
|
|
|
Optik
|
:
|
So +, ω = 1,923-1,960, Є = 1,968-2,015
|
|
Terdapatnya
|
:
|
Penyebaran
mineral zirkon sangat luas sebagai mineral pengiring dalam kelompok semua
batuan beku. Ia khususnya dalam batuan beku asam seperti granit, granodiorit,
syenit dan monzonit, dan sangat banyak dalam syenit nefelin. Juga ditemukan
dalam batu gamping kristalin, dalam gneis,
skis , juga dalam batupasir.
|
andalusit – alalo(sio4)
|
|||
Sistem kristal
|
:
|
Ortorombik
|
|
Belahan
|
:
|
Tidak ada
|
|
Kekerasan
|
:
|
7,5
|
|
Berat jenis (BJ)
|
:
|
3,16-3,20
|
|
Kilap
|
:
|
Kaca
|
|
Warna
|
:
|
Merah segar,
coklat kemerahan, hiaju kekuningan
|
|
Gores
|
:
|
|
|
Optik
|
:
|
So-, α = 1,632, β = 1,638, γ = 1,643
|
|
Terdapatnya
|
:
|
Andalusit
umumnya terbentuk oleh proses metamorfosa dari serpih alumunium sebagai
akibat metamorfosa kontak dan regional.
|
silimanit- alalo(sio4)
|
|||
Sistem kristal
|
:
|
Ortorombik
|
|
Belahan
|
:
|
Sempurna {010}
|
|
Kekerasan
|
:
|
6-7
|
|
Berat jenis (BJ)
|
:
|
3,23
|
|
Kilap
|
:
|
Kaca
|
|
Warna
|
:
|
Coklat, hijau muda dan putih
|
|
Gores
|
:
|
-
|
|
Optik
|
:
|
So+, α = 1,657, β = 1,658, γ = 1,677
|
|
Terdapatnya
|
:
|
Silimanit adalah
mineral jarang dan diketemukan dalam gneis dan skis, dalam metamorfosa
temperatur tinggi.
|
kianit - alalo(sio4)
|
|||
Sistem kristal
|
:
|
Triklin
|
|
Belahan
|
:
|
Sempurna {100}
|
|
Kekerasan
|
:
|
5-7
|
|
Berat jenis (BJ)
|
:
|
3,56-3,66
|
|
Kilap
|
:
|
Kaca samSpai mutiara
|
|
Warna
|
:
|
Umumnya biru, sering berwarna gelap.
|
|
Gores
|
:
|
-
|
|
Optik
|
:
|
so-, α = 1,712, β = 1,720, γ = 1,728
|
|
Terdapatnya
|
:
|
Kianit adalah
mineral pengiring dalam gneis dan skis mika, sering berasosiasi dengan
garnet, staurolit dan korondum.
|
topas – al2(sio4)(f,oh)
|
|||
Sistem kristal
|
:
|
Ortorombik
|
|
Belahan
|
:
|
Sempurna {001}
|
|
Kekerasan
|
:
|
8
|
|
Berat jenis (BJ)
|
:
|
3,4-3,6
|
|
Kilap
|
:
|
Kaca
|
|
Warna
|
:
|
Bening, kuning, merah muda, kebiruan,
kehijauan.
|
|
Gores
|
:
|
-
|
|
Optik
|
:
|
so-, α = 1,600-1,629, β = 1,609-1,631, γ
= 1,616-1,639
|
|
Terdapatnya
|
:
|
Ditemukan dalam
rongga-rongga dari lava riolit dan granit, juga dalam batupasir.
|
sphen – catio(sio4)
|
|||
Sistem kristal
|
:
|
Monoklin
|
|
Belahan
|
:
|
Jelas {110}
|
|
Kekerasan
|
:
|
5-5,5
|
|
Berat jenis (BJ)
|
:
|
3,4-3,55
|
|
Kilap
|
:
|
Damar sampai intan
|
|
Warna
|
:
|
Abu-abu , coklat, hijau, kuning, hitam.
|
|
Gores
|
:
|
-
|
|
Optik
|
:
|
so-, α = 1,900, β = 1,907, γ = 2,034
|
|
Terdapatnya
|
:
|
Sphen terbentuk
kristal-kristal kecil umumnya sebagai mineral pengiring dalam granit,
granodiorit, diorit, syenit, dan syenit nefelin. Juga dalam batuan
metamorfosa seperti gneis, skis klorit, dan batugamping kristalin.
|
epidot – ca2(al,fe)al2o(sio4)(si2o7)(oh)
|
|||
Sistem kristal
|
:
|
Monoklin
|
|
Belahan
|
:
|
Sempurna {001}
|
|
Kekerasan
|
:
|
6-7
|
|
Berat jenis (BJ)
|
:
|
3.35-3,46
|
|
Kilap
|
:
|
Kaca
|
|
Warna
|
:
|
Hijau gelap sampai hijau kekuningan
sampai hitam
|
|
Gores
|
:
|
-
|
|
Optik
|
:
|
So -, α =
1,715-1,751, β = 1,725-1,784, γ = 1,784 -1,797
|
|
Terdapatnya
|
:
|
Epidot terjadi
dalam batuan metamorfosa, hasil alterasi dari mineral feldpar, piroksen,
amphibol, dan biotit. Sering berasosiasi dengan klorit. Epidot juga terbentuk
selama proses metamorfosa pada batugamping yang murni dan khususnya
karakteristik untuk endapan-endapan metamorfosa kontak.
|
beril – be3al(si6o16)
|
|||
Sistem kristal
|
:
|
Heksagonal
|
|
Belahan
|
:
|
Tidak sempurna {0001}
|
|
Kekerasan
|
:
|
7,5-8
|
|
Berat jenis (BJ)
|
:
|
2,75-2,8
|
|
Kilap
|
:
|
Kaca
|
|
Warna
|
:
|
Hijau kekuningan sampai kuning terang
|
|
Gores
|
:
|
-
|
|
Optik
|
:
|
So -, ω = 1,566-1,608, Є = 1,562-1,600
|
|
Terdapatnya
|
:
|
Umumnya terjadi dalam batuan granit atau
pegmatit, ia juga ditemukan dalam skis mika dan berasosiasi dengan bijih.
|
turmalin – (na,ca)(li,mg,al)3(al,fe,mn)6(oh)4(bo2)3(si6018)
|
||
Sistem kristal
|
:
|
Heksagonal
|
Belahan
|
:
|
Tidak ada
|
Kekerasan
|
:
|
7-7,5
|
Berat jenis (BJ)
|
:
|
3,0-3,25
|
Kilap
|
:
|
Kaca sampai damar
|
Warna
|
:
|
Umumnya hitam, juga coklat, biru, hijau,
merah.
|
Gores
|
:
|
-
|
Optik
|
:
|
So -, ω = 1,635-1,675, Є = 1,610-1,650
|
Terdapatnya
|
:
|
Paling umum dan
karakteristik untuk turmalin dalam pegmatit granit dan batuan menengah. Juga ditemukan dalam batuan
metamorfosa yaitu gneis dan skis.
|
Subscribe to:
Posts (Atom)